Minggu, 08 Mei 2011

UNGKAPAN, PENGHAYATAN, DAN PERWUJUDAN IMAN

Penghayatan, Ungkapan, dan Perwujudan Iman
Umat Beragama dan Berkepercayaan

Kompetensi Dasar
Memahami penghayatan, ungkapan dan perwujudan iman umat beragama dan berkepercayaan

Indikator Pencapaian Hasil Belajar
1. Mendiskripsikan ciri-ciri umat beragama dan berkepercayaan.
2. Menjelaskan arti umat beragama dan berkepercayaan.
3. Menjelaskan arti menghayati iman menurut agama dan kepercayaan.
4. Menjelaskan arti ungkapan iman dari masing-masing agama dan kepercayaan
5. Menemukan contoh-contoh ungkapan iman dari masing-masing agama dan kepercayaan .
6. Menjelaskan arti perwujudan iman dari masing-masing agama dan kepercayaan.
7. Menemukan contoh-contoh perwujudan iman umat dari masing-masing agama dan kepercayaan.
8. Melaksanakan kegiatan ungkapan iman sebagai anugerah untuk mensyukuri hidup
9. Melaksanakan kegiatan perwujudan iman sebagai usaha mengembangkan kepedulian terhadap mereka yang lemah dan menderita.

Landasan Pemikiran

Di antara makhluk ciptaan Tuhan, manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang tertinggi. Unsur yang membedakan manusia dari makhluk yang lain adalah manusia diberi pikiran, perasaan, akal budi dan kehendak. Melalui pikiran, perasaan dan kehendak tersebut manusia dapat menjalin relasi dengan sesama dan Tuhan. Manusia yang mempunyai relasi dengan Tuhan biasanya dapat dideskripsikan atau digambarkan secara lahiriah. Misalnya dengan berdoa, beribadat atau membaca kitab suci. Berdoa dan membaca kitab suci dapat dilakukan di tempat ibadah/ibadat/sembahyang. Selain itu juga nampak dalam tindakan untuk berbuat baik, memperhatikan atau peduli kepada sesama yang membutuhkan uluran tangan.
Orang yang mempunyai relasi dengan Tuhan dapat dikatakan sebagai orang beragama dan berkepercayaan. Dengan demikian umat beragama dan berkepercayaan adalah orang atau kelompok orang yang diharapkan mempunyai relasi dengan yang Illahi. Relasi mengandung unsur adanya kedekatan atau keintiman sehingga orang mengungkapkan perasaan hati dan pikiran dengan bebas. Relasi ini dapat dihayati, diungkapkan, dan diwujudkan dalam hidup sehari-hari.
Setiap orang dapat menjawab relasi dengan Tuhan melalui penghayatan iman. Penghayatan iman merupakan motivasi, dorongan, landasan dari sikap seseorang yang melakukan sesuatu dalam relasinya dengan Tuhan. Iman adalah suatu kepercayaan atau keyakinan akan adanya Tuhan. Manusia menyerahkan diri secara total kepada Tuhan dengan hati yang tulus dan ikhlas. Iman tidak hanya dihayati tetapi perlu juga diungkapkan, misalnya dengan berdoa, sholat, pengajian, beribadat /sembahyang maupun membaca kitab suci. Ungkapan iman juga dapat dinyatakan dengan sikap untuk mensyukuri hidup yang diterimanya. Perasaan syukur dapat muncul bila orang mengadakan relasi dengan Tuhannya yang dapat diwujudkan melalui doa atau ibadat. Doa atau ibadat dapat dilakukan secara pribadi/perorangan dan bersama/berjamaah/berjemaat. Doa atau ibadat yang dilakukan bersama mengandung unsur persekutuan/perkumpulan. Hal ini mencerminkan kebersamaan yang didasarkan pada iman yang sama sehingga orang dapat membangun persaudaraan dalam kehidupan beragama dan berkepercayaan. Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan, ungkapan iman adalah pengakuan/kepercayaan orang terhadap kepada Tuhan yang diungkapkan melalui sapaan-sapaan dalam bentuk ibadat dan doa maupuan melalui sikap lahiriah yang menunjuk pada pikiran, hati dan perasaan.
Setiap agama dan kepercayaan pasti mengajak umatnya untuk mengamalkan imannya dengan tindakan konkret. Dengan demikian orang yang menghayati imannya perlu mewujudkan imannya. Penghayatan iman dapat diwujudkan dalam perbuatan konkret/nyata yang didasarkan pada nilai-nilai kebaikan yang bersumber pada pribadi yang diimani untuk menyatakan pikiran, perasaan, hati dan imannya. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu hal yang pantas dikejar demi kualitas hidup sebagai manusia yang utuh. Memperhatikan orang yang membutuhkan, berbuat baik dengan mengasihi sesama dan peduli pada keadaan orang lain khususnya sesama yang miskin, kecil, lemah, dan menderita merupakan contoh perwujudan iman . Dengan demikian kehadiran orang beriman dapat menumbuhkan harapan dan kegembiraan kepada sesamanya.
Kemampuan mengolah pengalamanan hidupnya melalui hidup doa dapat menjadi dorongan maupun inspirasi orang tersebut dapat mewujudkan imannya. Dengan daya doa yang dibangun terus menerus akan membuat orang semakin peka terhadap sesamanya khususnya yang menderita, miskin, lemah dan tersingkir.
Melalui proses pendidikan, Anda dididik dan didampingi agar dapat berkembang menjadi manusia yang utuh yang mempunyai relasi yang dekat dan kuat dengan Tuhan. Anda dibantu dan didorong untuk berkembang menjadi siswa-siswi yang berilmu yang mampu menghayati iman secara mendalam, mengungkapkan iman dengan tepat serta mampu mewujudkan dalam kehidupan sehari-hari secara konkret.

Uraian Materi Pokok

1. Umat beragama dan berkepercayaan
2. Penghayatan iman
3. Pengungkapan iman
4. Perwujudan iman


Narasi

Indonesia merupakan bangsa yang memiliki keanekaragaman/kebhinekaan dalam kehidupan beragama dan berkepercayaan. Keanekaragaman ini menyebabkan perbedaan antara pemeluk agama yang satu dengan yang lainnya Perbedaan tersebut dapat dilihat dari bentuk penghayatan, ungkapan dan perwujudan iman. Dengan perbedaan itu diharapkan tidak menimbulkan masalah maupun konflik tetapi menyatukan karena adanya unsur toleransi. Sebagai gambaran keanekaragaman dalam kehidupan beragama dan berkepercayaan maka pada pertemuan ini akan diputarkan film yang berjudul “Yogyakarta City of Tolerance”









Pendalaman dan Refleksi

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Ceritakanlah kembali secara singkat tentang film yang telah diputarkan/ditayangkan!
2. Perasaan-perasaan apa saja yang muncul ketika anda menyaksikan film tersebut? Mengapa perasaan tersebut muncul?
3. Bagaimana Anda menanggapi keanekaragaman kehidupan beragama dalam bentuk penghayatan dan pengungkapan iman tersebut?
4. Bagaimana Anda menanggapi keanekaragaman agama di kelas?
5. Sikap dan tindakan konkret apa yang Anda lakukan dalam menghadapi perbedaan agama dan kepercayaan di kelas Anda

Pengembangan Religiositas

Berikut ini disajikan beberapa pandangan dari berbagai agama dan kepercayaan tentang penghayatan, ungkapan dan perwujudan iman umat beragama dan berkepercayaan. Anda dapat membaca sumber-sumber lain yang sesuai dengan tema untuk memperluas wawasan dan pengetahuan Anda.

Agama Hindu
Doa adalah elemen penting dari bhakti. Maksud tujuan berbhakti bukanlah sebagai petisi akan memperoleh pahala. Apakah ada gunanya mengatakan kepada Tuhan apa yang kita inginkan – karena beliau maha mengetahui segalanya ...? Apakah sebabnya kita mengemukakan petisi dalam doa? Maksud tujuan berdoa adalah menemukan kebebasan dari duka hati dalam hidup, melepaskan kesombongan, mengendalikan pikiran, menghalangi hawa nafsu dan mengasihi lebih mendalam kepada sesama di dunia, dan menyeberangi lautan penderitaan. Inilah yang menjadi doa di bibir setiap orang.
(disarikan dari Sri Chandrasakhanarendra Saraswati,
1967. Terj. Nyoman S. Pandit. Aspe-aspek Agama Kita, hlm. 39 -34)
Agama Buddha
Dhammasala atau dharmasala, yaitu tempat pujabhakti pembabaran dharma. Di tempat inilah umat Buddha melakukan pujabhakti dan mendengarkan pembabaran dharma yang disampaikan oleh para bhikku, pandita atau dhammaduta. Dalam dhammasala ini umat juga mengadakan kegiatan sosial keagamaan. Dalam agama Buddha, melalukan pujabhakti saja belum dapat terbebaskan dari penderitaan atau mencapai nibbana. Bila ada umat Buddha yang berpendapat bahwa dengan melakukan pujabhakti saja, seseorang dapat mencapai nibbana, maka pendapat ini keliru. Pendapat yang keliru ini disebut silab-bataparamasa. Sebab jika kita hanya melakukan pujabhakti saja, dengan tidak melakukan sila atau mengembangkan samadhi, maka tidak mungkin mencapai kesucian batin. Pujabhakti merupakan dasar perkembangan batin yang baik. Pijabbhakti, samadhi, dan sila harus dilakukan secara bersama-sama agar dapat menghasilkan nibbana. Ada dua macam puja (penghormatan) dalam agama budha, yaitu amisa puja, artinya menghormat dengan materi atau benda, misalnya memuja yang patut dipuja dengan kembang, lilin, cendana atau dupa, dan lain-lain; Patpati puja artinya memuja atau menghormat dengan melakukan ajaran (buddha dharma) mempraktekan sila, samadhi dan panna.
(Disarikan dari Wowor, Corneles, MA (editor). 1999.
Buku Pelajaran Agama Buddha SMTA Kelas 1.
Surabaya: Paramaita, hlm.2,7-8)
Agama Islam
Golongan kaya yang mempunyai sikap setia kawan, menyadari bahwa harta benda yang dimiliki sebenarnya merupakan kerunia Alloh, yang di dalamnya ada hak para fakir miskin. Kesadaran tersebut mendorong golongan kaya mengeluarkan sebagian hartanya untuk membantu saudara-saudaranya yang miskin, melalui zakat amal, zakat fitrah, infaq, ataupun sedekah merupakan salah satu ciri orang yang muttaqin (orang-orang yang bertakwa).
(Syamsuri & Yunus, Mohamad. 1995. Pendidikan Agama Islam untuk SMU Kelas 2.
Jakarta: Penerbit Erlangga, hlm. 54)
Agama Kristen
Pengakuan iman hendaknya diwujudkan dalam perbuatan nyata, karena iman tanpa perbuatan itu pada hakekatnya mati (Yakobus 2:14-26). Tuhan Yesus Kristus mengajarkan bahwa sesungguhnya orang percaya kepada Yesus harus melakukan perbuatan seperti yang dilakukan oleh Yesus, yaitu dalam kesediaan merendahkan diri untuk melayani, dan menghormati mereka yang terlupakan (Yohanes 13:13-15; 14:12; Filipi 2:1-11; Yohanes 2:6)

Agama Katolik
Puasa disatukan dengan doa bagi yang menderita lapar. Uang yang dihemat, karena berpuasa, disumbangkan untuk membelikan makanan bagi yang lapar. Sebulan sekali pada hari Minggu persembahan mereka dibawa ke altar kemudian disatukan dengan korban Kristus sendiri.
(Grassi, Joseph A. 1989. Tindak Peduli dalam Kehidupan Sosial:
Suatu Perwujudan Ekaristi. Yogyakarta: Kanisius. hlm. 106, 107
Gereja adalah persekutuan orang beriman, komunikaso iman. Proses komunikasi iman dibedakan dua macam: pengajaran dan perayaan. Yang satu komunikasi dnegan kata-kata,baik dalam katekese biasa maupun dalam pengajaran resmi pimpinan gereja, yang lain komunikasi iman dalam ibadat bersama. Yang pokok bukanlah rumusan iman atau kebaktian, melainkan penghayatan dan pengamalan iman. Bahkan Gereja wajib mengakui iman di muka orang-orang, sebab berkat iman kita menerima pengertian tentang makna hidup yang fana. Iman menyinar segala sesuatu dengan cahaya yang baru, dan memaparkan rencana ilani tentang seluruh panggilan manusia.
(KWI. 1996. Iman Katolik. Yogyakarta-Jakarta:
Kanisius-Obor, hlm. 444, 445)
Agama Khonghucu
“ ... tujuan hidup yang dicita-citakan dalam Konfusianisme adalah menjadi seoarang kuncu. Kuncu (manusia budiman) ini dapat dicapai apabila orang dapat melaksanakan dan menerapkan ajaran Khong Hu Cu dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kuncu identik dengan seorang yang memiliki moralitas tinggi yang dapat mendekati moralitas seorang nabi”
(Tanggok, M. Ikhsan. Jalan Keselamatan Melalui Agama Khong Hu Cu. 2000.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, hlm. 85)

Evaluasi
1. Jelaskan ciri-ciri umat beragama dan berkepercayaan!
2. Jelaskan arti umat beragama dan berkepercayaan.
3. Jelaskan arti menghayati iman!
4. Jelaskan arti ungkapan iman! Sebutkan 3 contoh ungkapan iman berdasarkan agama dan kepercayaan Anda!
5. Jelaskan arti perwujudan iman! Sebutkan 3 contoh perwujudan iman berdasarkan agama dan kepercayaan Anda!.
6. Apakah ada hubungan antara iman, ilmu dan amal? Jelaskan!