Kompetensi Dasar
Memahami bahwa keutuhan ciptaan merupakan tanggung jawab manusia sebagaimana dikehendaki Tuhan.
∆.Indikator Pencapaian Hasil Belajar
1. Menjelaskan pengertian keutuhan ciptaan.
2. Mengidentifikasi contoh ketamakan manusia yang mengakibatkan kerusakan alam ciptaan
3. Memberi contoh gerakan – gerakan melestarikan keutuhan ciptaan.
4. Mendeskripsikan hasil yang diperoleh dari gerakan melestarikan keutuhan ciptaan.
5. Memaknai firman Tuhan yang ditemukan tentang keutuhan ciptaan.
6. Merancang kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar bersama masyarakat setempat.
7. Mengevalusasi kegiatan.
∆.Landasan Pemikiran
Orang membutuhkan air , makanan , udara , sumber energy , dan sebagainya untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Orang memperoleh semuanya ini dari sumber alam. Di sini , mengolah sumber alam tidak boleh dilakukan dengan seenaknya , orang harus tetap menjaga keseimbangan ekologis , yaitu keserasian alam dan makhluk lainnya agar menjadi seimbang dan harmonis. Tetapi , banyak keindahan alam telah rusak karena orang mengejar kebutuhan dan memuaskan keinginan.
Masalah lingkungan hidup yang cukup memprihatinkan, antara lain:
1.Penebangan hutan secara sembarangan dan berlebihan , tanpa memperhatikan pentingnya reboisasi.
2.Pencemaran industry tenaga nuklir , yang berupa sampah radioaktif , seperti yang disimpan jutaan tahun di Sellafiled di Cumbria maupun kebocoran proyek tenaga nuklir yang terjadi di Chernobyl Rusia, pada tahun 1985, yang menyebabkan munculnya awan radioaktif di atas Eropa Utara sehingga banyak wilayah tidak dapat dihuni.
3.Penggunaan pupuk jenis pestisida yang menyebabkan tanah menjadi tidak produktif.
4.Parahnya polusi udara karena asap mobil, sepeda motor , dan pabrik , yang dapat menimbulkan penyakit.
5.Parahnya kondisi tanah karena pembuangan sampah yang seenaknya , peladangan berpindah-pindah , dan pembangunan rumah yang tidak mengindahkan kaidah lingkungan.
6.Penambahan areal tanah yang tidak produktif.
7.Peningkatan erosi tanah akibat gundulnya bukit dan gunung.
8.Pendangkalan sungai yang mengakibatkan terjadinya banjir.
9.Pengurangan air di permukaan dan di dalam tanah , bahkan air semakin kotor.
10.Pencemaran laut sehingga menipisnya karang dan ikan-ikan.
11.Pemukiman yang semakin padat dan tidak sehat.
12.Penipisan lapisan ozon.
Sekarang ini , masalah lingkungan hidup menjadi begitu luas , sehingga menuntut keterlibatan bersama. Keterlibatan ini berlangsung lama dan terjadi di tingkat local , nasional , dan dunia , yang bertujuan untuk memulihkan dan menjaga keutuhan ciptaan. Gerak-gerakan ini , misalnya Kelompok Pecinta Alam , WALHI , Green Peace , lahir karena keprihatinan terhadap situasi dan kondisi dunia yang rusak akibat ulah manusia yang kurang bertanggung jawab. Gerakan-gerakan ini mengajak banyak orang memperjuangkan kelestarian keutuhan ciptaan , baik di antara manusia dan alam sekitar maupun di antara manusia itu sendiri. Dampak gerakan yang dapat dirasakan , misalnya orang menjadi lebih selektif membeli produk yang ramah lingkungan , sector industry memperhatikan AMDAL ( analisis mengenai dampak lingkungan), menghasilkan sisa (sampah) produk yang dapat di daur ulang , pemanfaatan lahan tidur , pembangunan marga satwa , diterapkan undang-undang tentang lingkungan hidup.
Bagi kaum beriman , realitas alam semesta dengan aneka macam potensi sumber dayanya , yang dikaitkan dengan Tuhan sebagai dasar dan sumber dinamika penciptaan dan keselamatan, harus dimanfaatkan dan ditanggapi dengan sikap penuh syukur dan tanggung jawab. Melalui pewartaan , dakwah , dan usaha – usaha konsistensasi atau penyadaran lain , agama dan kepercayaan diharapkan bergandengan tangan memecahkan masalah pencemaran alam dan lingkungan hidup, berusaha menjaga keutuhan dan kelestarian alam ciptaan sehingga lingkaran setan ( vivious circle) kejahatan dan dosa , karena pencemaran alam ciptaan , dapat dialihkan menjadi lingkaran kebajikan atau rahmat ( virtuous circle). Dalam dunia yang harmonis tercapailah keselamatan manusia seutuhnya , baik sekarang maupun masa datang.
Dengan demikian , usaha pembangunan masyarakat dan pembaruan kebudayaan yang dilakukan oleh setiap orang hendaknya mengindahkan empat orientasi pola kehidupan , uaitu Tuhan , masyarakat , dunia material , dan dirinya sendiri , yang terwujud dalam empat tugas pokok , yaitu membuka diri terhadap Yang Transenden , membangun solidaritas dengan sesame , mengolah dan memelihara alam semesta , dan membangun diri sendiri. Sejak semula Tuhan telah merencanakan agar orang sehati sejiwa membarui dan menyempurnakan terus-menerus alam semesta, sehingga keutuhan ciptaan dapat terjaga. Disini, dibutuhkan kesadaran dalam diri orang untuk mengolah dan memelihara alam semesta, serta mempunyai sikap solider dengan sesame , misalnya peduli , menghormati , dan menghargai. Orang menciptakan kebaikan bagi sesamanya , agar orang merasa senang , kerasan , dan bahagia hidup di alam semesta yang utuh dan tidak tercabik-cabik.
Melalui materi pokok ini , Anda diajak untuk menyadari bahwa Tuhan menghendaki diri Anda terlibat dalam merawat , mengelola , dan melestarikan cipataan-Nya demi kebahagiaan seluruh umat manusia.
Manusia memang tidak pernah puas akan apa yang diberikan oleh Tuhan meskipun sudah cukup . Akibatnya , manusia melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang ada , seperti mengekspos bahan dari bumi sehingga bahan itu hampir tiada maupun habis melakukan penebangan hutan yang tidak bertanggung jawab sehingga terjadi bencana alam ( banjir , tanah longsor) dan kepunahan ekosistem makhluk hidup yang ada di dalam hutan , tambah lagi manusia jaman sekarang , tidak mau peduli pada sesamanya. Mereka hanya memikirkan kelangsungan hidupnya sendiri , tanpa memikirkan kehidupan di sekitarnya. Oleh karena itu , kita harus selalu bersyukur atas segala pemberian yang diberikan oleh Tuhan , baik sedikit , maupun banyak. Tuhan akan selalu memberikan segala kebutuhan kita secukupnya.
∆. Narasi/Lagu.
Perhatikan syair lagu berikut ini!
Without You
(Songwriters: Evans, Thomas; Ham, Peter William)
No I can't forget this evening
Or your face as you were leaving
But I guess that's just the way
The story goes
You always smile but in your eyes
Your sorrow shows
Yes it shows
No I can't forget tomorrow
When I think of all my sorrow
When I had you there
But then I let you go
And now it's only fair
That I should let you know
What you should know
I can't live
If living is without you
I can't give
I can't give anymore
I can't live
If living is without you
I can't give
I can't give anymore
Well I can't forget this evening
Or your face as you were leaving
But I guess that's just the way
The story goes
You always smile but in your eyes
Your sorrow shows
Yes it shows
I can't live
If living is without you
I can't give
I can't give anymore
I can't live
If living is without you
I can't give
I can't give anymore
(Oh, Can't Live, Can't Live) x2
I can't live
If living is without you
I can't live
I can't give anymore
I can't live
If living is without you
I can't give
I can't give anymore
∆.Pendalaman dan Refleksi
1. Apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh pengarang lagu berkaitan dengan keutuhan ciptaan ?
2. Jelaskan pengertian keutuhan ciptaan!
3. Sebutkan ketamakan manusia yang mengakibatkan kerusakan alam ciptaan!
4. Sebutkan contoh gerakan-gerakan yang pernah anda lakukan untuk melestarikan Keutuhan Ciptaan!
5. Jelaskan hasil yang anda peroleh dari gerakan melestarikan keutuhan ciptaan!
∆.Pengembangan Religiositas
Agama Islam
Secara normatif pendidikan agama menciptakan sistem makna untuk mengarahkan perilaku kesalehan dalam kehidupan
manusia. Pendidikan agama harus mampu memenuhi kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan memenuhi tujuan agama yaitu
memberikan kontribusi terhadap terwujudnya kehidupan religiositas.
Religiositas ialah kemampuan memilih yang baik di dalam situasi yang serba terbuka. Setiap kali manusia akan
melakukan sesuatu, maka ia akan mengacu pada salah satu nilai yang dipegangi untuk menentukan pilihan dari
berbagai alternatif yang ada. Religiositas juga dimaknai sebagai upaya transformasi nilai menjadi realitas empiris dalam
proses cukup panjang yang berawal dari tumbuhnya kesadaran iman sampai terjadinya konversi.
Agama lebih menitik beratkan pada kelembagaan yang mengatur tata cara penyembahan manusia kepada penciptanya
dan mengarah pada aspek kuantitas, sedangkan religiositas lebih menekankan pada kualitas manusia beragama.
Agama dan religiositas merupakan kesatuan yang saling mendukung dan melengkapi, karena keduanya merupakan
konsekuensi logis kehidupan manusia yang diibaratkan selalu mempunyai dua kutub, yaitu kutub pribadi dan
kebersamaannya di tengah masyarakat. Penjelasan ini tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan Glock dan Stark
yang memahami religiositas sebagai percaya tentang ajaran-ajaran agama tertentu dan dampak dari ajaran itu dalam
kehidupan sehari-hari di masyarakat.
Sebagai suatu kritik
KESIMPULAN
Secara operasional religiositas didefinisikan sebagai praktik hidup berdasarkan ajaran agamanya, tanggapan atau
bentuk perlakuan terhadap agama yang diyakini dan dianutnya serta dijadikannya sebagai pandangan hidup dalam
kehidupan. Religiositas dalam bentuknya dapat dinilai dari bagaimana sikap seseorang dalam melaksanakan perintah
agamanya dan menjauhi larangan agamanya. Dengan pemaknaan tersebut, religiositas bisa dipahami sebagai potensi
diri seseorang yang membuatnya mampu menghadirkan wajah agama dengan tampilan insan religius yang humanis.
Keyakinan dalam Hindu
Hindu seringkali dianggap sebagai agama yang beraliran politeisme karena memuja banyak Dewa, namun tidaklah sepenuhnya demikian. Dalam agama Hindu, Dewa bukanlah Tuhan tersendiri. Menurut umat Hindu, Tuhan itu Maha Esa tiada duanya. Dalam salah satu ajaran filsafat Hindu, Adwaita Wedanta menegaskan bahwa hanya ada satu kekuatan dan menjadi sumber dari segala yang ada (Brahman), yang memanifestasikan diri-Nya kepada manusia dalam beragam bentuk.
Dalam Agama Hindu ada lima keyakinan dan kepercayaan yang disebut dengan Pancasradha. Pancasradha merupakan keyakinan dasar umat Hindu. Kelima keyakinan tersebut, yakni:
1. Widhi Tattwa – percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan segala aspeknya
2. Atma Tattwa – percaya dengan adanya jiwa dalam setiap makhluk
3. Karmaphala Tattwa – percaya dengan adanya hukum sebab-akibat dalam setiap perbuatan
4. Punarbhawa Tattwa – percaya dengan adanya proses kelahiran kembali (reinkarnasi)
5. Moksa Tattwa – percaya bahwa kebahagiaan tertinggi merupakan tujuan akhir manusia
6. Terdapat dua kelompok filsafat India, yaitu Astika dan Nastika. Nastika merupakan kelompok aliran yang tidak mengakui kitab Weda, sedangkan kelompok Astika sebaliknya. Dalam Astika, terdapat enam macam aliran filsafat. Keenam aliran filsafat tersebut yaitu: Nyaya, Waisasika, Samkhya, Yoga, Mimamsa, dan Wedanta. Ajaran filsafat keenam aliran tersebut dikenal sebagai Filsafat Hindu.
Katolik
Kata Katolik sebenarnya bermakna "universal" atau "keseluruhan" atau "umum" (dari ajektiva Bahasa Yunani καθολικος (katholikos)) yang menggambarkan sifat gereja yang didirkan oleh Yesus Kristus. Setelah Reformasi Protestan istilah Katolik atau 'Katolikisme kemudian secara spesifik menunjuk pada gereja Katolik Roma untuk membedakan dengan Kristen Protestan yang dimulai oleh aksi protes Martin Luther. Di Indonesia, pemerintah mengakui agama Kristen Protestan (Kristen) dan Kristen Katolik (Katolik) sebagai agama yang terpisah meskipun keduanya sebenarnya merupakan agama yang sama-sama berpusat pada Yesus Kristus, akibatnya kata Katolik seringkali dianggap di luar/berbeda dengan Kristen. Gereja Katolik Roma yang membawahi gereja Katolik seluruh dunia adalah sebuah gereja Kristen yang berawal dari Yerusalem dan yang berada dalam kesatuan penuh dengan keuskupan Romawi (penerus rasul Petrus, Paus pertama).
Buddha
Buddha (Bahasa Sansekerta: बुद्ध berarti. Mereka yang Sadar, Yang mencapai pencerahan sejati. dari perkataan Sansekerta: "Budh", untuk mengetahui) merupakan gelar kepada individu yang menyadari potensi penuh mereka untuk memajukan diri dan yang berkembang kesadarannya. Dalam penggunaan kontemporer, ia sering digunakan untuk merujuk Siddharta Gautama, guru agama dan pendiri Agama Buddha (dianggap "Buddha bagi waktu ini"). Dalam penggunaan lain, ia merupakan tarikan dan contoh bagi manusia yang telah sadar.
Penganut Buddha tidak menganggap Siddharta Gautama sebagai sang hyang Buddha pertama atau terakhir. Secara teknis, Buddha, seseorang yang menemukan Dharma atau Dhamma (yang bermaksud: Kebenaran; perkara yang sebenarnya, akal budi, kesulitan keadaan manusia, dan jalan benar kepada kebebasan melalui Kesadaran, datang selepas karma yang bagus (tujuan) dikekalkan seimbang dan semua tindakan buruk tidak mahir ditinggalkan. Pencapaian nirwana (nibbana) di antara ketiga jenis Buddha adalah serupa, tetapi Samma-Sambuddha menekankan lebih kepada kualitas dan usaha dibandingkan dengan dua lainnya. Tiga jenis golongan Buddha adalah:
• Samma-Sambuddha yang mendapat Kesadaran penuh tanpa guru, hanya dengan usaha sendiri
• Pacceka-Buddha atau Pratyeka-Buddha yang menyerupai Samma-Sambuddha, tetapi senantiasa diam dan menyimpan pencapaian Dharma pada diri sendiri.
• Savaka-Buddha yang merupakan Arahat (pengikut kesadaran), tetapi mencapai tahap Kesadaran dengan mendengar Dhamma.
Ajaran Konfusius
Ajaran Konfusianisme atau Kong Hu Cu (juga: Kong Fu Tze atau Konfusius) dalam bahasa Tionghoa, istilah aslinya adalah Rujiao (儒教) yang berarti agama dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur. Khonghucu memang bukanlah pencipta agama ini melainkan beliau hanya menyempurnakan agama yang sudah ada jauh sebelum kelahirannya seperti apa yang beliau sabdakan: "Aku bukanlah pencipta melainkan Aku suka akan ajaran-ajaran kuno tersebut". Meskipun orang kadang mengira bahwa Khonghucu adalah merupakan suatu pengajaran filsafat untuk meningkatkan moral dan menjaga etika manusia. Sebenarnya kalau orang mau memahami secara benar dan utuh tentang Ru Jiao atau Agama Khonghucu, maka orang akan tahu bahwa dalam agama Khonghucu (Ru Jiao) juga terdapat Ritual yang harus dilakukan oleh para penganutnya. Agama Khonghucu juga mengajarkan tentang bagaimana hubungan antar sesama manusia atau disebut "Ren Dao" dan bagaimana kita melakukan hubungan dengan Sang Khalik/Pencipta alam semesta (Tian Dao) yang disebut dengan istilah "Tian" atau "Shang Di".
Ajaran falsafah ini diasaskan oleh Kong Hu Cu yang dilahirkan pada tahun 551 SM Chiang Tsai yang saat itu berusia 17 tahun. Seorang yang bijak sejak masih kecil dan terkenal dengan penyebaran ilmu-ilmu baru ketika berumur 32 tahun, Kong Hu Cu banyak menulis buku-buku moral, sejarah, kesusasteraan dan falsafah yang banyak diikuti oleh penganut ajaran ini. Beliau meninggal dunia pada tahun 479 SM.
Konfusianisme mementingkan akhlak yang mulia dengan menjaga hubungan antara manusia di langit dengan manusia di bumi dengan baik. Penganutnya diajar supaya tetap mengingat nenek moyang seolah-olah roh mereka hadir di dunia ini. Ajaran ini merupakan susunan falsafah dan etika yang mengajar bagaimana manusia bertingkah laku.
Konfusius tidak menghalangi orang Tionghoa menyembah keramat dan penunggu tapi hanya yang patut disembah, bukan menyembah barang-barang keramat atau penunggu yang tidak patut disermbah, yang dipentingkan dalam ajarannya adalah bahwa setiap manusia perlu berusaha memperbaiki moral.
Ajaran ini dikembangkan oleh muridnya Mensius ke seluruh Tiongkok dengan beberapa perubahan. Kong Hu Cu disembah sebagai seorang dewa dan falsafahnya menjadi agama baru, meskipun dia sebenarnya adalah manusia biasa. Pengagungan yang luar biasa akan Kong Hu Cu telah mengubah falsafahnya menjadi sebuah agama dengan diadakannya perayaan-perayaan tertentu untuk mengenang Kong Hu Cu.
∆.Evaluasi
1. Jelaskan pengertian keutuhan ciptaan!
2. Sebutkan contoh ketamakan manusia yang mengakibatkan kerusakan alam ciptaan!
3. Sebutkan contoh gerakan-gerakan melestarikan keutuhan ciptaan!
4. Jelaskan makna firman Tuhan yang ditemukan tentang keutuhan ciptaan!
5. Bagaimana penilaian atau tanggapan anda atas pelaksanaan kerja bakti membersihkan lingkungan sekitarnya , bersama masyarakat setempat?
Beberapa konten didapat dari internet (Lirik lagu dan Pengembangan religiositas)
www.wikipedia.org
http://www.sing365.com/music/lyric.nsf/Without-You-lyrics-Mariah-Carey/8F3028CA878C59614825686200147DEB
Rabu, 25 Agustus 2010
HARTA MILIK
A. Kompetensi Dasar
Memahami bahwa harta milik merupakan hak pribadi yang bersifat sosial.
B. Indikator Percapaian Hasil Belajar
1. Mendeskripsikan pengertian tentang hak milik.
2. Mengidentifikasikan sikap terhadap harta milik pribadi.
3. Menjelaskan fungsi sosial harta milik pribadi.
4. Mendeskripsikan sikap menghormati harta milik orang lain.
5. Menjelaskan bahwa memiliki harta merupakan hak asasi.
6. Memanfaatkan firman Tuhan yang ditemukan tentang harta milik.
7. Merawat dengna baik salah satu benda di kelas.
C. Landasan Pemikiran
Setiap orang mempunyai kebutuhan hidup yang beraneka ragam, yang dikelompokkan menjadi kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Kebutuhan primer menyangkut kebutuhan hidup orang secara langsung, misalnya pangan, sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan. Kebutuhan sekunder menyangkut kebutuhan orang yang akan dipenuhi kalau kebutuhan primer sudah terpenuhi, misalnya mobil, perhiasan, alat elektronika. Kebutuhan tersier lebih mengarah pada hobi atau kegemaran tertentu, karena kebutuhan primer dan sekunder sudah terpenuhi.
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan harta milik sebagai barang-barang yang menjadi milik atau kepunyaan. Dengan demikian, harta milik adalah barang yang dimiliki seseorang. Dengan harta yang dimiliki, di satu pihak, orang ingin mengembangkan pribadinya secara bebas dan bertanggung jawab. Usaha menjaga dan merawat harta milik merupakan sikap menghormati segala sesuatu yang dimiliknya, misalnya tidak boros, membeli barang sesuai kebutuhan, merawat barang yang sudah dibeli, dan sebagainya. Di lain pihak, orang mempunyai sikap mendewa-dewakan harta milik, yang disebut materialistis. Orang yang mempunyai semangat seperti itu disebut materialis. Istilah ini berasal dari kata Latin materia, yang berarti benda atau barang. Istilah – istilah yang berkembang di masyarakat berkembang di masyarakat berkaitan dengan sikap ini adalah mata duitan, lintah darat, mabuk harta, orang kaya baru, raja minyak, koruptor kelas kakap, dan sebagainya.
Setiap orang mempunyai hak untuk menjamin dan mempertahankan hidupnya, yaitu :
1. Hak yang bersifat asasi, yaitu hak yang ada pada setiap orang dan melekat pada kemanusiaannya sejak lahir, misalnya hak bertindak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik bagi diri sendiri maupun orang lain, hak mempunyai pendapat sendiri, dan hak mencari berbagai hiburan atau kenikmatan hidup, dan sebagainya.
2. Hak yang bersifat tidak asasi, yaitu hak yang tumbuh karena hubungannya yang khusus dengan orang atau ppihak lain, di tempat dan waktu tertentu, serta situasi dan kondisi yang dianggap tepat, misalnya hak pakai, hak guna bangunan, hak membuka tanah, dan sebagainya.
Memiliki harta atau barang-barang berharga merupakan hak setiap orang. Maka, hak milik setiap orang harus dihormati, misalnya merawat barang yang dipinjam dari orang lain, menggunakan barang orang lain tidak seenaknya, tidak merampas harta orang lain. Harta milik, selain mempunyai fungsi pribadi juga mempunyai fungsi sosial, antara lain untuk membangun kebersamaan dan kerukunan, membangun persaudaraan, melatih kepedulian terhadap sesama, melatih tanggung jawab terhadap milik bersama. Apabila fungsi sosial ini hilang, maka akan menimbulkan sikap egois, tidak peduli, sombong dan serakah. Orang ingin mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, sehingga dia tega merampas harta milik orang lain, khusunya harta milik “orang kecil”, yang berupa tanah, rumah, kendaraan, harta, hewan peliharaan dan sebagainya. Sebagai akibatnya muncul berbagai masalah, misalnya permusuhan, pertengkaran, dan bahkan pembunuhan. Dengan demikian, sangatlah tepat kalau manusia menjadi serigala bagi manusia lainnya (Homo Homini Lupus).
Kecenderungan masyarakat seperti itu, menimbulkan kesulitan untuk menjawab bahwa memiliki barang-barang seperti rumah, sepeda motor, mobil, tanah televise, tas, pakaian, sepatu dan sebagainya merupakan hak asasi. Thomas Aquinas menunjukkan hak milik pribadi itu terdiri dari: hak atas barang milik, hak atas pendapatan, dan hak untuk mengelola, melepaskan, dan menggunakan barang milik pribadi. Dia megakui bahwa barang-barang yang ada di dunia ini dimaksudkan untuk melayani dan menunjang hidup manusia, serta member kenyamanan dan ketenangan bagi manusia. Menurut dia, hak milik pribadi didasarkan pada cinta diri,, perkembangan psikologis dan moral manusia. Dengan kata lain, melalui harta milik pribadi ini, orang dapat berkembang sebagai pribadi yang penuh, baik psikologis maupun moral, menunjang dan mengembangakan kehidupan fisik, membebaskan diri dari ketergantungan pada orang lain dan keluar dari dirinya sendiri.
Pada umumnya kita belum memiliki pengertian yang benar tentang peranan atau fungsi harta miliknya. Kita memandang bahwa harta milik sebagai hak asasi tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun, sehingga enggan untuk meminjamkan apa pun yang dimilikinya, misalnya sepeda motor, alat tulis, buku, meskipun temannya sangat membutuhkan. Kita cenderung bersifat egois dan individual, karena beranggapan bahwa semuanya itu merupakan harta milikmu dan dari hasil usahamu sendiri. Sebaliknya, ada yang membiarkan harta milikmu digunakan oleh teman-temanmu secara bebas dan kurang bertanggung jawab demi solidaritas. Misalnya: membiarkan motormu dipinjam oleh teman untuk kebut-kebutan, meminjamkan tas atau sepatu tanpa ada batas waktu pengembalian dan sebagainya. Melalui pokok materi ini, kita diajak untuk menyadari bahwa Tuhan menghendaki setiap orang mampu mengambil jarak dari kekuatan dan kekuasaan harta milik, serta mengggunakan harta milikmu demi kepentingan bersama.
D. Uraian Materi Pokok
1. Pengertian harta milik.
2. Sikap terhadap harta milik pribadi.
3. Fungsi sosial harta milik pribadi.
4. Sikap terhadap harta milik orang lain.
5. Harta milik dan hak asasi.
6. Firman Tuhan tentang harta milik.
E. Puisi
HiLangkah Hartaku ?
Runtuhan puing-puing berjatuhan
Menghiasi tanah tidak berdosa
Pedih hati begitu menusuk
Hilangkah Hartaku?
Satu persatu semua lenyap
Pergi jauh tak menoleh
Kini hanya ada tangisan dan Harapan
Sekali lagi ku bertanya,, Hilangkah hartaku?
Hartaku Hilang Dan Lenyap !
Ya.. Harta Duniawiku..
Tak kau ingat ada harta yang kekal?
YESUS..
Maka.. Hilangkah Hartaku??
Tidak…
F. Pendalaman dan Refleksi
1. Bagaimanakah perasaan dan pikiran anda setelah membaca puisi di atas?
2. Apakah pesan yang akan disampaikan oleh penulis puisi di atas?
3. Bagaimanakah tanggapan anda atas isi puisi di atas?
G. Pengembangan Religiositas
1. Agama Islam
Zakat berarti suci dan tumbuh dengan subur. Hal ini sesuai dengan manfaat zakat, baik bagi muzaki (orang yang berzakat) maupun bagi yang mustahik (penerima zakat). Selain itu, zakat membersihkan jiwa dari sifat tercela seperti kikir, tamak, dan sombong. Sedangkan bagi mustahik, zakat dapat membersihkan jiwa dari sifat-sifat tercela seperti iri hati dan dengki terhadap para muzaki. Manfaat zakat yang lain adalah dapat menyebabkan harta para muzaki bertambah banyak (subur). Hal ini dimnugkinkan karena doa para mustahik, khususnya kaum fakir miskin, sehingga harta mereka mendatangkan berkah.
Menurut istilah syarak, zakat ialah mengeluarka sebagian harta benda sebagai sedekah wajib, sesuai perintah Alloh SWT kepada orang-orang yang telah memenuhi syarat-syaratnya dan sesuai pula dengan ketentuan hukum Islam. Zakat termasuk salah satu rukun Islam. Hokum berzakat adalah fardu’ain bagi setiap para muslim yang telah mencukupi syarat-syaratnya. Orang yang mengaku beragama Islam, apabila mengingkari kewajiban zakat dapat dianggap murtad (keluar dari Islam).
(Pendidikan agama Islam untuk SMU Kelas 3,
Jakarta: Erlangga, hlm 61-64)
2. Agama Buddha
Barang siapa di dunia ini membunuh, berkata bohong, mengambil barang yang tidak diberikan kepadanya, mengganggu istri orang lain, kecanduan minuman yang memabukkan, orang itu seakan-akan sedang mencabut akar kehidupan sendiri. Ketahuilah orang baik! “tidak mudah mencegah hal-hal buruk”. Jangan biarkan keserakahan dan kejahatan menyeretmu ke dalamkesedihan berlarut-larut. Orang-orang memberi sesuai dengan keyakinan dan kesukaan hati mereka; siapa pun yang iri pada makanan dan minuman orang lain, tidak pernah dapat mencapai konsentrasi (dalam meditasinya), baik siang maupun malam.
(Ven. Narada Mahathera. 1994.
Dhammapada. Sabda-sabda Buddha Gotama.
Terj. Bandung: karaniya)
3. Agama Khonghucu
Dao (jalan suci) seorang yang mencapai puncak Iman (Zhi Cheng) itu menjadikannya dapat mengetahui apa yang akan terjadi, Negara yang akan berkembang ada gejala-gejala yang membawa bahagia dan Negara yang akan musnah niscaya akan ada gejala-gejala jahat. Tentang adanya celaka dan bahagia itu, yang baik akan diberitahu lebih dahulu, demikian juga yang tidak baik. (Zhong Yong XXII)
Tetapi diingatkan: “ Jalan Suci TIAN Yang Maha Esa (Tian Dao) memberkati kebaikan dan menhukum kemaksiatan”. “bersama milikilah kebajikan yang murni murni Esa, sungguh berkenan di hati Tian dan boleh memerima Firman gemilang. Bukan karena Tian memihak, hganya Tian melindungi kebajikan yang esa ini”
(Shu Jing IV. VI:3&4)
4. Agama Hindu
Dhana merupakan bagian kedua dari Sapta timira (tujuh kegelapan). Dhana artinya kekayaan. Kekayaan sunguh berguna bagi siapa pun. Setiap orang menginginkan hal itu sehingga orang berlomba-lomba berusaha, dengan bekerja keras, untuk dapat memiliki kekayaan. Kekayaan itu disebut Artha. Artha ada tiga yang disebutbogha, upabogha dan paribogha. Kekayaan itu sangat besar gunanya, namun besar pula godaannya. Bagi orang yang memiliki kekayaan sebaiknya dapat menggunakan kekayaan itu dengan tepat sesuai ajaran agama Hindhu kekayaan yang diperoleh berdasarkan ajaran agama dan dipergunakan sesuai dengan ajaran agama adalah kekayaan orang yang baik.
Ajaran agama Hindhu menegaskan bahwa sebenarnya artha bukan merupakan tujuan, namun hanya merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Sebagaimana telah diuraikan bahwa tujuan hidup terakhir agama hindu ialah mencapai kebahagiaan dalam penunggaan dengan Sang Hyang Widhi, yang disebut juga moksa atau kelepasan. Artha sebagai tujuan tersebut menduduki tempat yang sangat penting setelah dharma. Di samping itu, ajaran agama Hindu memperinci beberapa larangan dalam rangka memperoleh harta.
Dalam ajaran agama Hindu berkali-kali ditekankan bahwa harta kekayaan itu tidak akan dibawa mati. Yang akan memperingankan dan menuntun pergi ke akhirat adalah perbuatan baik dan buruk. Karenanya harta kekayaaan itu hendaknya disedekahkan, dipakai dan diabadikan untuk perbuatan dharma. Hanya dengan demikian harta tersebut memiliki nilai utama.
(Yayasan Wisma Karma. 1998.
Pelajaran Agama Hindu Untuk Tingkat SD kelas IV.
Jakarta; Wisma Karma hlm 32-33)
5. Agama Kristen
Dalam Mazmur 112:1-10, dapat dipetik pelajaran bahwa harta dan kekayaan adalah berkat yang di limpahkan bagi orang yang takut akan Tuhan, yang menjadikan orang tersebut semakin setia dalam melakukan kebajikan. Namun dalam Lukas 12:13-21, Tuhan Yesus mengingatkan kita berjaga-jaga dan berwaspada terhadap segala ketamakan sebab walaupun orang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidak tergantung dari pada kekayaan itu.
Kutipan-kutipan alkitab yang lain adalah:
• “Tanahmu tidak boleh dijual untuk seterusnya, sebab tanah itu bukan milikmu, melainkan milik Allah. Kamu hanya seperti orang asing yang mendapat izin untuk memakai tanah itu”
• Tidaklah bijaksana mengkhawatirkan harta milik kita daripada rumah Allah. Ada dalam Alkitab, ””Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri”” (Hagai 1:9)
• “Harta milik tidaklah perlu untuk menjadi bahagia dan puas. Ada dalam Alkitab. Aku sudah mengalami hidup serba kekurangan, dan juga hidup dengan berkelebihan. Aku sudah mengenal rahasianya untuk menghadapi keadaan yang bagaimanapun juga; baik keadaan makmur maupun keadaan miskin, baik keadaan mewah maupun keadaan berkekurangan. Dengan kuasa yang diberikan Kristus kepada aku, aku mempunyai kekuatan untuk menghadapi segala rupa keadaan”
6. Agama Katolik
Hak milik pribadi itu tidak mutlak dan demi kepentingan umum. Kesejahteraan umum acapkali menuntut pengambilalihan milik pribadi, itulah sebabnya semua hak lain harus diletakkan di bawahnya. Dalam struktur ekonomi sekarang ini, kapitalisme, persaingan, keuntungan, dan hak milik pribadi yang absolute tidak menguntungkan. Banyak orang menderita, kesenjangan antara si kaya dan si miskin bertambah, yang menimbulkan godaan adanya kekerasan. Hal ini harus disikapi dan dilawan dengan hati-hati. Negara maju dan kaya hendaknya memberikan bantuan kepada Negara yang miskin. Para usahawan di Negara-negara berkembang hendaknya menjadi pelopor kemajuan sosial dan kemajuan manusia.
(Seri Dokumen Gerejani. Populorum Progessio 22-23. Jakarta: Departemen Dokumentasi
dan Penerangan KWI)
Hak milik pribadi diharapkan membawa manfaat bagi semua orang. Setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan kekayaan bagi dirinya sendiri dan bagi keluarganya. Distribusi kekayaan hendaknya diarahkan pada lapangan kerja. Pemerintah dapat menjaga penyalahgunaan hak milik pribadi yang menjamin kesejahteraan hidup.
(Seri Dokumen Gerejani. Gaudium et Spes 71
. Jakarta: Departemen Dokumentasi
dan Penerangan KWI)
Yesus menegaskan bahwa kekayaan dapat mencelakakan orang. Yesus mengajukan prasyarat yang berat bagi orang-orang yang mau mengikuti dia, yaitu bersedia meninggalkan segala harta miliknya yang berarti berdiri di hadapan Allah dengan hati yang utuh dan terbuka untuk menerima segala kehendak Tuhan.
Kutipan-kutipan alkitab yang lain adalah:
• Dalam Imamat 25:23 dijelaskan bahwa Harta milik(duniawi) hanyalah sementara, karena semua harta di dunia ini adalah milik Allah dan akan kembali lagi pada Allah.
• Kita seharusnya membagi harta milik kita dengan mereka yang melarat. Ada dalam Alkitab, ””Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati”” (Kisah 2:44-46).
• Jika kita sudah bangga dan puas akan harta milik kita di dunia yang sementara ini, maka tidak seharusnya kita berperilaku seperti itu sebab hanya Tuhanlah yang ,mempunyai akan kuasa terhadap segala yang ada di dunia ini . Dapat kita lihat dalam filipi 3 : 12-13
H. Evaluasi
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Deskripsikan pengertian tentang harta milik!
2. Identifikasikan sikap terhadap harta milik pribadi!
3. Jelaskan fungsi sosial harta milik pribadi!
4. Deskripsikan sikap menghormati harta milik orang lain!
5. Jelaskan bahwa memiliki harta merupakan hak asasi!
6. Apa makna firman Tuhan yang berhubungan dengan harta milik.
7. Bagaimana hasil kegiatan merawat salah satu benda di rumah, yang sudah anda lakukan?
Memahami bahwa harta milik merupakan hak pribadi yang bersifat sosial.
B. Indikator Percapaian Hasil Belajar
1. Mendeskripsikan pengertian tentang hak milik.
2. Mengidentifikasikan sikap terhadap harta milik pribadi.
3. Menjelaskan fungsi sosial harta milik pribadi.
4. Mendeskripsikan sikap menghormati harta milik orang lain.
5. Menjelaskan bahwa memiliki harta merupakan hak asasi.
6. Memanfaatkan firman Tuhan yang ditemukan tentang harta milik.
7. Merawat dengna baik salah satu benda di kelas.
C. Landasan Pemikiran
Setiap orang mempunyai kebutuhan hidup yang beraneka ragam, yang dikelompokkan menjadi kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Kebutuhan primer menyangkut kebutuhan hidup orang secara langsung, misalnya pangan, sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan. Kebutuhan sekunder menyangkut kebutuhan orang yang akan dipenuhi kalau kebutuhan primer sudah terpenuhi, misalnya mobil, perhiasan, alat elektronika. Kebutuhan tersier lebih mengarah pada hobi atau kegemaran tertentu, karena kebutuhan primer dan sekunder sudah terpenuhi.
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan harta milik sebagai barang-barang yang menjadi milik atau kepunyaan. Dengan demikian, harta milik adalah barang yang dimiliki seseorang. Dengan harta yang dimiliki, di satu pihak, orang ingin mengembangkan pribadinya secara bebas dan bertanggung jawab. Usaha menjaga dan merawat harta milik merupakan sikap menghormati segala sesuatu yang dimiliknya, misalnya tidak boros, membeli barang sesuai kebutuhan, merawat barang yang sudah dibeli, dan sebagainya. Di lain pihak, orang mempunyai sikap mendewa-dewakan harta milik, yang disebut materialistis. Orang yang mempunyai semangat seperti itu disebut materialis. Istilah ini berasal dari kata Latin materia, yang berarti benda atau barang. Istilah – istilah yang berkembang di masyarakat berkembang di masyarakat berkaitan dengan sikap ini adalah mata duitan, lintah darat, mabuk harta, orang kaya baru, raja minyak, koruptor kelas kakap, dan sebagainya.
Setiap orang mempunyai hak untuk menjamin dan mempertahankan hidupnya, yaitu :
1. Hak yang bersifat asasi, yaitu hak yang ada pada setiap orang dan melekat pada kemanusiaannya sejak lahir, misalnya hak bertindak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik bagi diri sendiri maupun orang lain, hak mempunyai pendapat sendiri, dan hak mencari berbagai hiburan atau kenikmatan hidup, dan sebagainya.
2. Hak yang bersifat tidak asasi, yaitu hak yang tumbuh karena hubungannya yang khusus dengan orang atau ppihak lain, di tempat dan waktu tertentu, serta situasi dan kondisi yang dianggap tepat, misalnya hak pakai, hak guna bangunan, hak membuka tanah, dan sebagainya.
Memiliki harta atau barang-barang berharga merupakan hak setiap orang. Maka, hak milik setiap orang harus dihormati, misalnya merawat barang yang dipinjam dari orang lain, menggunakan barang orang lain tidak seenaknya, tidak merampas harta orang lain. Harta milik, selain mempunyai fungsi pribadi juga mempunyai fungsi sosial, antara lain untuk membangun kebersamaan dan kerukunan, membangun persaudaraan, melatih kepedulian terhadap sesama, melatih tanggung jawab terhadap milik bersama. Apabila fungsi sosial ini hilang, maka akan menimbulkan sikap egois, tidak peduli, sombong dan serakah. Orang ingin mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, sehingga dia tega merampas harta milik orang lain, khusunya harta milik “orang kecil”, yang berupa tanah, rumah, kendaraan, harta, hewan peliharaan dan sebagainya. Sebagai akibatnya muncul berbagai masalah, misalnya permusuhan, pertengkaran, dan bahkan pembunuhan. Dengan demikian, sangatlah tepat kalau manusia menjadi serigala bagi manusia lainnya (Homo Homini Lupus).
Kecenderungan masyarakat seperti itu, menimbulkan kesulitan untuk menjawab bahwa memiliki barang-barang seperti rumah, sepeda motor, mobil, tanah televise, tas, pakaian, sepatu dan sebagainya merupakan hak asasi. Thomas Aquinas menunjukkan hak milik pribadi itu terdiri dari: hak atas barang milik, hak atas pendapatan, dan hak untuk mengelola, melepaskan, dan menggunakan barang milik pribadi. Dia megakui bahwa barang-barang yang ada di dunia ini dimaksudkan untuk melayani dan menunjang hidup manusia, serta member kenyamanan dan ketenangan bagi manusia. Menurut dia, hak milik pribadi didasarkan pada cinta diri,, perkembangan psikologis dan moral manusia. Dengan kata lain, melalui harta milik pribadi ini, orang dapat berkembang sebagai pribadi yang penuh, baik psikologis maupun moral, menunjang dan mengembangakan kehidupan fisik, membebaskan diri dari ketergantungan pada orang lain dan keluar dari dirinya sendiri.
Pada umumnya kita belum memiliki pengertian yang benar tentang peranan atau fungsi harta miliknya. Kita memandang bahwa harta milik sebagai hak asasi tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun, sehingga enggan untuk meminjamkan apa pun yang dimilikinya, misalnya sepeda motor, alat tulis, buku, meskipun temannya sangat membutuhkan. Kita cenderung bersifat egois dan individual, karena beranggapan bahwa semuanya itu merupakan harta milikmu dan dari hasil usahamu sendiri. Sebaliknya, ada yang membiarkan harta milikmu digunakan oleh teman-temanmu secara bebas dan kurang bertanggung jawab demi solidaritas. Misalnya: membiarkan motormu dipinjam oleh teman untuk kebut-kebutan, meminjamkan tas atau sepatu tanpa ada batas waktu pengembalian dan sebagainya. Melalui pokok materi ini, kita diajak untuk menyadari bahwa Tuhan menghendaki setiap orang mampu mengambil jarak dari kekuatan dan kekuasaan harta milik, serta mengggunakan harta milikmu demi kepentingan bersama.
D. Uraian Materi Pokok
1. Pengertian harta milik.
2. Sikap terhadap harta milik pribadi.
3. Fungsi sosial harta milik pribadi.
4. Sikap terhadap harta milik orang lain.
5. Harta milik dan hak asasi.
6. Firman Tuhan tentang harta milik.
E. Puisi
HiLangkah Hartaku ?
Runtuhan puing-puing berjatuhan
Menghiasi tanah tidak berdosa
Pedih hati begitu menusuk
Hilangkah Hartaku?
Satu persatu semua lenyap
Pergi jauh tak menoleh
Kini hanya ada tangisan dan Harapan
Sekali lagi ku bertanya,, Hilangkah hartaku?
Hartaku Hilang Dan Lenyap !
Ya.. Harta Duniawiku..
Tak kau ingat ada harta yang kekal?
YESUS..
Maka.. Hilangkah Hartaku??
Tidak…
F. Pendalaman dan Refleksi
1. Bagaimanakah perasaan dan pikiran anda setelah membaca puisi di atas?
2. Apakah pesan yang akan disampaikan oleh penulis puisi di atas?
3. Bagaimanakah tanggapan anda atas isi puisi di atas?
G. Pengembangan Religiositas
1. Agama Islam
Zakat berarti suci dan tumbuh dengan subur. Hal ini sesuai dengan manfaat zakat, baik bagi muzaki (orang yang berzakat) maupun bagi yang mustahik (penerima zakat). Selain itu, zakat membersihkan jiwa dari sifat tercela seperti kikir, tamak, dan sombong. Sedangkan bagi mustahik, zakat dapat membersihkan jiwa dari sifat-sifat tercela seperti iri hati dan dengki terhadap para muzaki. Manfaat zakat yang lain adalah dapat menyebabkan harta para muzaki bertambah banyak (subur). Hal ini dimnugkinkan karena doa para mustahik, khususnya kaum fakir miskin, sehingga harta mereka mendatangkan berkah.
Menurut istilah syarak, zakat ialah mengeluarka sebagian harta benda sebagai sedekah wajib, sesuai perintah Alloh SWT kepada orang-orang yang telah memenuhi syarat-syaratnya dan sesuai pula dengan ketentuan hukum Islam. Zakat termasuk salah satu rukun Islam. Hokum berzakat adalah fardu’ain bagi setiap para muslim yang telah mencukupi syarat-syaratnya. Orang yang mengaku beragama Islam, apabila mengingkari kewajiban zakat dapat dianggap murtad (keluar dari Islam).
(Pendidikan agama Islam untuk SMU Kelas 3,
Jakarta: Erlangga, hlm 61-64)
2. Agama Buddha
Barang siapa di dunia ini membunuh, berkata bohong, mengambil barang yang tidak diberikan kepadanya, mengganggu istri orang lain, kecanduan minuman yang memabukkan, orang itu seakan-akan sedang mencabut akar kehidupan sendiri. Ketahuilah orang baik! “tidak mudah mencegah hal-hal buruk”. Jangan biarkan keserakahan dan kejahatan menyeretmu ke dalamkesedihan berlarut-larut. Orang-orang memberi sesuai dengan keyakinan dan kesukaan hati mereka; siapa pun yang iri pada makanan dan minuman orang lain, tidak pernah dapat mencapai konsentrasi (dalam meditasinya), baik siang maupun malam.
(Ven. Narada Mahathera. 1994.
Dhammapada. Sabda-sabda Buddha Gotama.
Terj. Bandung: karaniya)
3. Agama Khonghucu
Dao (jalan suci) seorang yang mencapai puncak Iman (Zhi Cheng) itu menjadikannya dapat mengetahui apa yang akan terjadi, Negara yang akan berkembang ada gejala-gejala yang membawa bahagia dan Negara yang akan musnah niscaya akan ada gejala-gejala jahat. Tentang adanya celaka dan bahagia itu, yang baik akan diberitahu lebih dahulu, demikian juga yang tidak baik. (Zhong Yong XXII)
Tetapi diingatkan: “ Jalan Suci TIAN Yang Maha Esa (Tian Dao) memberkati kebaikan dan menhukum kemaksiatan”. “bersama milikilah kebajikan yang murni murni Esa, sungguh berkenan di hati Tian dan boleh memerima Firman gemilang. Bukan karena Tian memihak, hganya Tian melindungi kebajikan yang esa ini”
(Shu Jing IV. VI:3&4)
4. Agama Hindu
Dhana merupakan bagian kedua dari Sapta timira (tujuh kegelapan). Dhana artinya kekayaan. Kekayaan sunguh berguna bagi siapa pun. Setiap orang menginginkan hal itu sehingga orang berlomba-lomba berusaha, dengan bekerja keras, untuk dapat memiliki kekayaan. Kekayaan itu disebut Artha. Artha ada tiga yang disebutbogha, upabogha dan paribogha. Kekayaan itu sangat besar gunanya, namun besar pula godaannya. Bagi orang yang memiliki kekayaan sebaiknya dapat menggunakan kekayaan itu dengan tepat sesuai ajaran agama Hindhu kekayaan yang diperoleh berdasarkan ajaran agama dan dipergunakan sesuai dengan ajaran agama adalah kekayaan orang yang baik.
Ajaran agama Hindhu menegaskan bahwa sebenarnya artha bukan merupakan tujuan, namun hanya merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Sebagaimana telah diuraikan bahwa tujuan hidup terakhir agama hindu ialah mencapai kebahagiaan dalam penunggaan dengan Sang Hyang Widhi, yang disebut juga moksa atau kelepasan. Artha sebagai tujuan tersebut menduduki tempat yang sangat penting setelah dharma. Di samping itu, ajaran agama Hindu memperinci beberapa larangan dalam rangka memperoleh harta.
Dalam ajaran agama Hindu berkali-kali ditekankan bahwa harta kekayaan itu tidak akan dibawa mati. Yang akan memperingankan dan menuntun pergi ke akhirat adalah perbuatan baik dan buruk. Karenanya harta kekayaaan itu hendaknya disedekahkan, dipakai dan diabadikan untuk perbuatan dharma. Hanya dengan demikian harta tersebut memiliki nilai utama.
(Yayasan Wisma Karma. 1998.
Pelajaran Agama Hindu Untuk Tingkat SD kelas IV.
Jakarta; Wisma Karma hlm 32-33)
5. Agama Kristen
Dalam Mazmur 112:1-10, dapat dipetik pelajaran bahwa harta dan kekayaan adalah berkat yang di limpahkan bagi orang yang takut akan Tuhan, yang menjadikan orang tersebut semakin setia dalam melakukan kebajikan. Namun dalam Lukas 12:13-21, Tuhan Yesus mengingatkan kita berjaga-jaga dan berwaspada terhadap segala ketamakan sebab walaupun orang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidak tergantung dari pada kekayaan itu.
Kutipan-kutipan alkitab yang lain adalah:
• “Tanahmu tidak boleh dijual untuk seterusnya, sebab tanah itu bukan milikmu, melainkan milik Allah. Kamu hanya seperti orang asing yang mendapat izin untuk memakai tanah itu”
• Tidaklah bijaksana mengkhawatirkan harta milik kita daripada rumah Allah. Ada dalam Alkitab, ””Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri”” (Hagai 1:9)
• “Harta milik tidaklah perlu untuk menjadi bahagia dan puas. Ada dalam Alkitab. Aku sudah mengalami hidup serba kekurangan, dan juga hidup dengan berkelebihan. Aku sudah mengenal rahasianya untuk menghadapi keadaan yang bagaimanapun juga; baik keadaan makmur maupun keadaan miskin, baik keadaan mewah maupun keadaan berkekurangan. Dengan kuasa yang diberikan Kristus kepada aku, aku mempunyai kekuatan untuk menghadapi segala rupa keadaan”
6. Agama Katolik
Hak milik pribadi itu tidak mutlak dan demi kepentingan umum. Kesejahteraan umum acapkali menuntut pengambilalihan milik pribadi, itulah sebabnya semua hak lain harus diletakkan di bawahnya. Dalam struktur ekonomi sekarang ini, kapitalisme, persaingan, keuntungan, dan hak milik pribadi yang absolute tidak menguntungkan. Banyak orang menderita, kesenjangan antara si kaya dan si miskin bertambah, yang menimbulkan godaan adanya kekerasan. Hal ini harus disikapi dan dilawan dengan hati-hati. Negara maju dan kaya hendaknya memberikan bantuan kepada Negara yang miskin. Para usahawan di Negara-negara berkembang hendaknya menjadi pelopor kemajuan sosial dan kemajuan manusia.
(Seri Dokumen Gerejani. Populorum Progessio 22-23. Jakarta: Departemen Dokumentasi
dan Penerangan KWI)
Hak milik pribadi diharapkan membawa manfaat bagi semua orang. Setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan kekayaan bagi dirinya sendiri dan bagi keluarganya. Distribusi kekayaan hendaknya diarahkan pada lapangan kerja. Pemerintah dapat menjaga penyalahgunaan hak milik pribadi yang menjamin kesejahteraan hidup.
(Seri Dokumen Gerejani. Gaudium et Spes 71
. Jakarta: Departemen Dokumentasi
dan Penerangan KWI)
Yesus menegaskan bahwa kekayaan dapat mencelakakan orang. Yesus mengajukan prasyarat yang berat bagi orang-orang yang mau mengikuti dia, yaitu bersedia meninggalkan segala harta miliknya yang berarti berdiri di hadapan Allah dengan hati yang utuh dan terbuka untuk menerima segala kehendak Tuhan.
Kutipan-kutipan alkitab yang lain adalah:
• Dalam Imamat 25:23 dijelaskan bahwa Harta milik(duniawi) hanyalah sementara, karena semua harta di dunia ini adalah milik Allah dan akan kembali lagi pada Allah.
• Kita seharusnya membagi harta milik kita dengan mereka yang melarat. Ada dalam Alkitab, ””Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati”” (Kisah 2:44-46).
• Jika kita sudah bangga dan puas akan harta milik kita di dunia yang sementara ini, maka tidak seharusnya kita berperilaku seperti itu sebab hanya Tuhanlah yang ,mempunyai akan kuasa terhadap segala yang ada di dunia ini . Dapat kita lihat dalam filipi 3 : 12-13
H. Evaluasi
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Deskripsikan pengertian tentang harta milik!
2. Identifikasikan sikap terhadap harta milik pribadi!
3. Jelaskan fungsi sosial harta milik pribadi!
4. Deskripsikan sikap menghormati harta milik orang lain!
5. Jelaskan bahwa memiliki harta merupakan hak asasi!
6. Apa makna firman Tuhan yang berhubungan dengan harta milik.
7. Bagaimana hasil kegiatan merawat salah satu benda di rumah, yang sudah anda lakukan?
Rabu, 18 Agustus 2010
FIRMAN TUHAN MEWUJUDKAN KEADILAN DALAM MASYARAKAT
A.Kompetensi Dasar
Memahami bahwa firman Tuhan mewujudkan keadilan dalam masyarakat.
B. Indikator Pencapaian Hasil Belajar
1. Mendeskripsikan pengertian keadilan
2. Menemukan bentuk-bentuk ketidakadilan yang terjadi dalam masyarakat
3. Menjelaskan bahwa mendapatkan perilaku yang adil merupakan hak asasi manusia
4. Mendeskripsikan usaha-usaha untuk menegakkan keadilan
5. Menjelaskan firman Tuhan yang ditemukan tentang keadilan
6. Mengadakan wawancara dengan masyarakat sekitar tang bertema keadilan
7. Merefleksikan hasil wawancara secara tertulis.
C. Landasan Pemikiran
Banyak masalah yang memprihatinkan terjadi dalam masyarakat di Negara yang sedang gencar-gencarnya melancarkan program pembangunan, tetapi tak ada masalah yang lebih memprihatinkan dan menuntut pemecahan segera daripada masalah ketidakadilan social. Melebarnya jurang antara kaya dan miskin,bertambahnya jumlah pengangguran,rendahnya upah buruh,dominasi pribadi yang memegang kekuasaan ekonomi atau politik,pemutlakan hak milik pribadi yang membiarkan segelintir orang memiliki perusahaan-perusahaan raksasa dan menguasai hidup banyak orang,merupakan contoh wajah ketidakadilan yang sedang melanda bangsa kita.
Kondisi ini memang sangat memprihatinkan. Banyak orang menderita karena hak-haknya dirampas,tetapi tidak dapat berbuat apa-apa. Orang-orang yang bertindak adil dan menyengsarakan orang lain bersikap bahwa di luar dirinya tidak terjadi apa-apa. Mereka merasa tidak bersalah atau berdosa. Bahkan,mereka semakin merajalela dalam kerakusan dan ketamakannya dengan berbuat tidak adil terhadap sesamanya yang lemah. Sebaliknya, betapa sulit membangun keadilan dalam masyarakat kita. Keadilan selalu terkait erat dengan masalah kepastian hukum. Masalah kepastian hukum ini rupanya masih harus diperjuangkan dengan gigih, karena sudah begitu lama hukum bukan milik masyarakat tetapi milik orang yang mempunyai kekuatan,kekuasaan,dan uang.
Di sini,keadilan dapat dimengerti sebagai keadilan perorangan dan keadilan sosial. Keadilan perorangan lebih menyangkut orang perorangan,dan akibatnya tidak terlalu rumit atau pelik. Misalnya,orang membeli sebuah barang seharga Rp 1.500,- maka dia berhak untuk mendapatkan barang itu sesuai dengan harganya,murid yang telah menempuh ujian berhak mendapatkan nilai seturut kemampuannya. Sedangkan,keadilan sosial lebih menyangkut masyarakat luas dan bersifat struktural. Di sini,jika terjadi ketidakadilan,maka akibatnya akan berlipat ganda,jika terjadi ketidakadilan yang melibatkan orang dalam,maka orang itu dapat menunjang ketidakadilan dalam masyarakat. Ketidakadilan sosial itu akan merembes dan mempengaruhi segala aspek kehidupan. Jika hal ini terjadi,pembangunan ekonomi,sosial,dan politik yang pernah dilakukan tidak banyak menolong kaum kecil atau lemah. Proyek pembangunan yang ditujukan untuk kaum kecil atau lemah hanya untuk mencari popularitas pejabat atau orang-orang tertentu,bahkan mempersempit ruang gerak dan kemerdekaan kaum kecil atau lemah sehingga menjadi kelompok yang tersingkirkan.
Keadilan dapat dimengerti melalui pendapat,antara lain:
a. Aristoteles
Keadilan dibedakan sebagai keadilan komutatif dan distributive. Keadilan komutatif adalah keadilan yang diberikan kepada setiap orang sama banyaknya, tanpa mengingat jasa-jasa perorangan. Keadilan distributive adalah keadilan yang diberikan kepada setiap orang menurut jasanya masing-masing. Disini, keadilan tidak menuntut pembagian yang sama untuk semua orang, tetapi berdasarkan perbandingan.
b. Plato
Keadilan dibedakan sebagai keadilan komutatif, distributif, dan legal atau moral. Definisi keadilan komutatif dan distributif sama dengan pendapat aritoteles. Keadilan legal adalah penyesuian atau pemberian tempat dalam masyrakat, sesuai dengan kemampuannya, dan cocok dengan pribadi bersangkutan dihadapan hukum yang berlaku.
c. Religiositas
Keadilan adalah sikap dan cara Tuhan berada dan bertindak untuk menyampaikan kedamaian untuk kesejahteraan manusia secara keseluruhan. Keadilan yang tercurah dari kemurahan hati Tuhan sendiri, yang menuntut setiap orang untuk meneruskan apa yang benar dan adil bagi semua orang di muka bumi, pastilah tumbuh rasa hormat dan kesediaan menjaga ciptan, alam, dan seluruh makhluk di muka bumi, demi keutuhan ciptaan itu sendiri.
Banyak orang atau kelompok berjuang melawan ketidakadilan dan mencoba mengangkat derajat ‘orang kecil’. Contoh orang yang memperjuangkan hal ini, antara lain : Y.B. Mangunwijaya Pr, lg. Sandyawan Sumardi Sj, Dewi Rosa Damayanti, Karlina Leksono Supelli,Wardah Hafidz,Ibu Teresa,Nelson Mandela,Martin Luther King, dan sebagainya. Contoh kelompok yang berkecimpung dalam bidang ini antara lain : Komnas HAM,UPC,Yayasan sosial Soegijapranata,CRE,Komisi bagi kesamaan ras yang didirikan oleh pemerintah Inggris, Badan-badan PBB seperti UNHCR,UNICEF,WHO,dsb.
Berbagai usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketidakadilan dan menganggkat derajat ‘Orang kecil’,antara lain:
1) Penyadaran kepada ‘orang kecil’ bahwa ketidakadilan yang mereka alami bukanlah nasib yang harus diterima begitu saja,tetapi dapat diubah asalkan mereka mau memperjuangkan keadilan dan tidak mau menerima ketidakadilan. Tidak mungkin menghapus ketidakadilan tanpa perjuangan. Tujuan perjuangan ini adalah menciptakan suatu masyarakat yang lebih adil, seimbang, dan manusiawi, dimana orang kecil ikut menentukan semua keputusan yang menyangkut nasib mereka dan seluruh masyarakat. Disini, tujuan perjuangan bukan untuk menghancurkan lawan, tetapi menciptakan keseimbangan dan keselarasan yang adil.
2) Penyadaran kepada penguasa bahwa mereka harus melepaskan beberapa kepentingan demi terciptanya keadilan masyarakat. Sikap ini akan lebih berhasil bila didukung oleh perjuangan orang miskin, tertindas, kelas bawah, dan sebagainya yang ikut mengambil bagian dalam setiap keputusan. Perjuangan demi keadilan tentu menimbulkan konflik kepentingan bagi meraka. Disini, tujuan perjuangan bukan membenci da menghapus golongan atas, tetapi menciptakan keseimbangan dan keselarasan yang adil.
3) Memperjuangkan keadilan dan kesetiakawan tanpa kekearasa. Dalam sejarah, ajaran cinta kasih sungguh memberi inspirasa bagi banyak orang untuk memilih dan bertindak tanpa kekerasan melawan ketidakadilan. Selain itu, orang diajak untuk mengembangkan semangat kesetiakawanan dan kerja sama di antara semua pihak, meski berbeda kepentingannya. Misalnya, hunbungan pengusaha dan buruh akan berjalan dengan selaras, tanpa ada kecurigaan, kalau di antara keduanya terjadi sharing atas kondisi perusahaan, baik dalam bentuk tranparansi kepemilikan modal maupun kesepakatan system pengajian.
4) Memberdayakan kemampuan mereka melalui berbagai kegiatan, misalnya membuat usaha home industry, simpan pinjam, pemberian modal, kursus dan latihan kepemimpinan, proses penyadaran terus-menerus.
5) Membuat kelompok atau penguyuban sebagai wadah dalam mengatasai persoalan-persoalan yang menimpa orang kecil dan sekaligus menjadi forum tukar-menukar informasi.
Lewat firman-Nya Tuhan menghendaki manusia memperjuangkan keadilan bagi semua orang. Semua orang dipanggil untuk memberikan teladan hidup kepada dunia, yaitu mencintai dan menghargai sesame, khususnya orang kecil, miskin, tertindas, menderita, terabaikan, dan disingkirakan masyarakat. Sumbangan yang diberikan untuk menciptakan keadilan yang kehidupan sehari-harinya selalu memancarakan kasih Tuhan, baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat, melalui perkataan dan perbuatan. Meskipun kenyataannya, orang selalu dikuasai oleh pamrih pribadi dan kelompok, egoisme, keserakahan, ketidakjujuran, kesombongan, kekayaan, kekuasaan, kemampanan dan sebagainya.
Dilingkungan sekolah, anda melihat dan mengalami persoalan yang berhubungan dengan ketidakadilan. Tata tertib sekolah yang seharusnya berlaku untuk semau warga sekolah, yaitu kepala sekolah, guru, dan karyawan, ternyata hanya berlaku untuk anda. Misalnya sekolah ada peraturan bahwa tidak boleh merokok, terlambat, membolos, dan sebagainya bagi semua warga sekolah, yang terjadi adalah kalu anda melanggar aturan pasti mendapat hukuman, sedangkan kepala sekolah, guru dan karyawan melanggar aturan dibiarkan dan tidak mendapat sanksi.
Melalui materi pokok ini, anda diajak untuk makin menyadari pentingnya menegakkan dan memperjuangkan keadilan, dan melalui firman-Nya Tuhan menghendaki agar dirinya terlibat dalam mewujudkan keadilan.
D. Uraian Materi Pokok
1. Pengertian Keadilan.
2. Ketidakadilan dalam masyarakat.
3. Mendapatkan perlakuan yang adil merupakan hak asasi manusia.
4. Usaha-Usaha menegakkan keadilan.
5. Firman Tuhan tentang keadilan.
E.NARASI
Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru jika kita perhatikan dengan teliti dan seksama adalah satu kesatuan yang tak akan pernah terpisahkan, hal tersebut menunjukkan sifat Allah yang seimbang, sifat Allah yang adalah kasih dan adil yang konsisten dan berimbang. Sehingga tidak mengherankan, kita sebagai manusia, cenderung ingin rasanya mengkritik dan mengoreksi Alkitab yang adalah firman Allah yang tanpa salah yang menurut kemanusiaan kita Alkitab atau firman Allah tidak manusiawi dan tidak ada kasih dan tidak adil, tapi apa boleh dikata, itulah firman Allah, itulah Alkitab, yang mau tak mau harus kita terima dengan rendah hati dan mau belajar untuk mengerti siapa sebenarnya Allah yang kita sembah. Allah adalah Allah, manusia adalah manusia, Allah menuntut manusia untuk supaya kembali kepada-Nya dan memiliki sifat-sifat Tuhan, siapakah manusia yang begitu kurang ajar menuntut Allah menyesuaikan diri dengan manusia, bukankah seharusnya malah sebaliknya?
Perjanjian Lama adalah pikiran Allah sedangkan Perjanjian Baru adalah perasaan Allah, inilah yang disebut kasih. Kasih Allah dan manusia sangat berbeda.
Dulu, saya pernah bekerja di Jepang selama lebih kurang 4 tahun setengah, uang yang saya kumpulkan saya titipkan ke ibu saya, pada awalnya, ibu saya terkesan agak sedikit memaksa saya untuk menitipkan hasil keringat saya kepadanya. Dia sering marah tanpa sebab, mencari-cari kesalahan saya sampai buntu, tapi tak mendapatkan kesalahan apa-apa menurut ukuran dan peraturan manusia pada umumnya, dan itu semakin membuat dia semakin berang, saya pun tak tahu kenapa? Apa yang dia cari? Mau apa dia?
Waktu berjalan, hingga tiba 3 tahunan, saya telah mengetahui uang saya telah dihabiskan untuk berjudi oleh ibu saya, berjudi di kasino. Sebelumnya saya yang hanya berencana untuk bekerja di Jepang selama 3 tahun akhirnya dengan terpaksa bertambah 1 tahun setengah, tapi rencana Allah, maaf, sepertinya Allah benar-benar berpikiran sama dengan saya kali itu (hanya kali itu), tahun ke empat memasuki tahun ke lima pertengahan, saya dideportasi dan pulang ke Indonesia (karna status saya ilegal). Semuanya dideportasi, termasuk ibu saya dan saudara-saudara ibu saya.
Setelah ibu saya sudah pulang saya melampiaskan kemarahan saya yang sudah saya pendam dari Jepang. Saya pergi dari rumah, dan saya berjanji, saya tak akan pernah kembali lagi ke rumah, saya tidak dendam kepadanya tapi saya tak akan pernah lagi pulang ke rumah sampai kapan pun bahkan sampai mati. Terakhir, saya juga menuntut uang saya itu dikembalikan ke saya dengan berbagai dasar dan alasan.
Kenapa saya bilang Tuhan kali itu sama pikiran dengan saya? Karna itu adalah teguran keras buat seorang ibu yang tak mendidik, bagi orang tua yang belum mampu menjadi orang tua selayaknya. Adilkah Tuhan? Adilkah saya? Adil!!! Kasihkah Tuhan? Kasih!!! Kurang ajarkah saya? Tidak!!! Berdosakah saya kepada Tuhan? Berdosa!!! Berdosakah Tuhan dengan kasih dan keadilan-Nya? Tidak!!! (Tulisan saya kali ini benar-benar dalam, mohon diperhatikan).
Jadi, kesimpulannya, saya juga tidak tahu apakah saya sudah melakukan keadilan dan kasih menurut standar Tuhan? Saya pikir itu tidak mungkin, karna memang tidak mungkin. Tapi, yang bisa saya lakukan itulah yang akan saya lakukan.
Tuhan itu kasih dan adil, kasih dan keadilan-Nya adalah satu kesatuan yang tak akan pernah terpisahkan, sudahkah kita memiliki sifat Tuhan ini? Ada orang yang terlalu banyak memakai perasaan, yang pada akhirnya malas, konsep yang kacau, sesat tidak karuan dan perang-perangan. Ada orang yang terlalu banyak memakai pikiran, akhirnya sombong, seenak jidat, memandang hina orang lain dan perang-perangan.
F.Pendalaman dan refleksi
1. Bentuk ketidakadilan apa saja yang ad di narasi atas?
2. Jelaskan tentang keadilan!
3. Sebutkan bentuk2 ketidak adilan!
4. Jelaskan bahwa mendapat perlakuan adil merupakan hak asasi manusia!
5. Usaha2 untuk meneggakkan keadilan!
G.Pengembangan Regiositas
Berikut ini disajikan beberapa pandangan dari agama tentang firman Tuhan mewujudkan keadilan dalam masyarakat.Anda dapat membaca sumber2 lain untuk menambah wawasan.
Agama ISLAM
Keadilan adalah syarat terciptanya kesempurnaan pribadi,standart kesejahteraan masyarakat,dan sekaligus ja;an terdekat menuju kebahagiaan ukhrawi.Keadilan harus ditegakkan dimanapun kapanpun dan terhadap siapapun.
Adil termaksud akhlakul karimah yang harus dimiliki oleh setiap muslim.Seorang sehendaknya berlaku adil terhadap dirinya sendiri,terhadap kedua orangnya dan terhadap bangsa dan negaranya,bahkan khaliknya, Alloh SWT.
Keadilan merupakan sesuatu yang bernilai tinggi baik dan mulia.Bila keadilan diwujudkan dalam kehidupan pribadi,keluarga ,masyarakat,bangsa,Negara maka sudah tentu ketinggian kemuliaan akan mereka raih.
Dalam kehidupan bermasyatakat,berbangsa dan bernegara jika keadilan itu dapat diwujudkan,maka masyakat tersebut akan menjadi masyarakat yang aman , tentram damai sejahtera lahiriah dan batiniah.Hal ini disebabkan masing masing anggota masyarakat melakukan kewajibannya terhadap orang lain dengan sebaik baiknya dan akan memenuhi hak orang lain dengan sebaik baiknya pula.Selain itu,tentu penindasan dari yang kuad kepada yang lemah tidak akan terjadi,juga kejahatan akan berkurang,mungkin lenyap karena hokum betul betul diteggakan.
AGAMA KRISTEN
Tuhan menghendaki agar manusia menaati hokum dan menegakkan keadilan,dengan cara membela mereka yang dirampas haknya,tidak menindaks dan berlaku keras terhadap orang asing,yatim dan janda ,serta tidak menumpahkan darah orang yang tidak bersalah.
Di dalam Roma 7 dikatakan bahwa Taurat diberikan supaya manusia mengetahui kesucian, keadilan, dan kebajikan Tuhan Allah. Allah itu Mahasuci, Mahaadil dan Mahabaik. Ketiga hal ini menjadi inti Taurat. Dan ketiga hal dari Taurat ini menjadi pengertian manusia tentang Tuhan Allah. Taurat mencerminkan ketidaksanggupan kita melakukan kehendak Allah dan mencerminkan kejatuhan kita dari status yang ditetapkan oleh Allah, ketidakmungkinan kita untuk mencapai target yang ditetapkan oleh Allah, sehingga akhirnya kita mengetahui yang Allah kehendaki agar kita menjadi orang yang suci, adil, dan baik. Kesucian, keadilan, dan kebaikan adalah diri Tuhan Allah sendiri. Ini adalah target yang sekaligus sumber, bukan sekedar sebuah ide, bukan suatu ideologi ciptaan manusia. Kita dicipta oleh Allah yang suci, adil, dan baik. Semua agama mempunyai ide yang tertinggi, dan ide yang tertinggi menjadi standar moral. Semua agama mempunyai target ultimat bagi kebajikan manusia, tetapi mereka tidak tahu yang disebut target itu sebenarnya sekaligus adalah Sumber. Kalau “target” adalah titik terakhir, “sumber” adalah titik paling mula. Maka di sini kita melihat suatu garis yang mewakili proses. Maka kita sadar bahwa hanya Allah yang berhak mengatakan, “Akulah Alfa dan Omega.”
Ketika Tuhan mengatakan, “Akulah Alfa, Akulah yang Awal,” itu berarti Dia sumber, sehingga tidak ada sesuatu pun yang berasal dari diri Anda sendiri. Kepintaran maupun kesehatan kita berasal dari Sumber, bukan dari diri kita sendiri. Kemuliaan harus kita kembalikan hanya kepada Tuhan yang menjadi Sumber Pemberi Anugerah. Kita juga tidak boleh lupa bahwa Tuhan, Pemberi Anugerah, mau kita hidup bertarget, bersasaran, dengan standar yang harus kita capai. Yang disebut “mimpi itu tiba, berarti engkau membayangkan, engkau berjuang mencapainya, dan ingin mendapatkan sesuatu di akhir perjuanganmu.” Di dalam kita berharap untuk bisa mencapai sesuatu, harapan itu menjadi sumber dan sekaligus merupakan potensi yang merangsang seseorang untuk mengaktualisasikan diri mencapai hasil akhir. Dan Allah mengatakan, “Aku bukan hanya yang Awal, tetapi juga yang Akhir. Akulah Alfa dan Omega.”
AGAMA KATOLIK
Keadilan Allah dalam perjanjian Lama sering disamakan dengan kesetiaan dan cintaNya yang teguh tidak goyah dan snagat erat hubungannya dengan belas kasihNya.Menurut kristiani,keadilan,kebijaksanaa,keugaharian dan keberanian disebut keutamaan keutamaan dasar bagi tingkah laku manusia yang benar.
Cinta kasih dan keadilan merupakan suatu kesatuan.Mencintai sesame merupakan tuntutan mutlak dari keadilan karena cinta kasih menyatakan dirinya dalam tindakan tindakan nyata dalam tatanan structural masyarakat yang menghormati martabat manusia,melindungi hak hak asasi dan mempermudah jalan bagi perkembangan manusia.Menegakkan keadilan berarti merombak struktur struktur yang menghambat perwujudan cinta kasih.
AGAMA HINDU
Bagi orang orang yang tinggi ilmunya,sesungguhnya ia tidak saying merelakan nyawanya apalagi hartanya untuk kepentingan umum karena sesungguhnya maut pasti dating. Karena itu berkorban untuk kepentingan umum adalah lebih mulia daripada tidak.Dalam ajaran karma yoga yang diajarkan menurut weda,ditekankan pentingnya bagi setiap manusia untuk tawakal,sabar menerima kenyataan hidup ini dan berusaha memberi arti hidup ini sebaik baiknya,dengan bekerja dan mengapdi.Tuhan yang maha Kuasamemberi rahmat kepada kita ,namun hendaknya manusia tidak bermalas malasan dan selalu mengendalikan kata kata yang tidak berguna. Hendaknya selalu aktif dan bekerja.Tuhan mengkehendaki agar umatnya menata tata kehidupan berkeadilan social dengan mengamalkan ajaran agamanya.
Anrsamsya terdiri dari a+nr+samsa.a artinya tidak,nr= nara berarti orang,diri samsa v sams berarti memuji. Jadi lengkapnya anrsamsya berarti tidak memuji diri sendiri,tidak hanya mementingkan diri sendiri,tetapi benar benar mengabdi demi kepentingan umum,sesuai dengan garis yang ditentukan oleh agama kita,Hendaklah kita selalu mengapdi untuk kepentingan umum ,dngan pengertian harus bersedia dan berani membuang kepentingan diri sendiri .Mengabdi untuk kepentingan umum itu berarti kita telah melaksanakan dharma yang tertinggi seperti semboyan anrsangsya mukhyaning dharma. Sifat tahan uji ini adalah kesaktian yang hebat ,kepandaian anda membawa diri tidak melupakan sesame apalagi yakin adanya atma,itulah yang disebutpengetahuan mistik yang sangat luhur; maka yang disebut hakikat brata (janji atas diri) adalah satya atau kesetiaan saja adanya.
Bila kita meninjau kehidupan kita di dunia maya ini,maka dapatlah kita menarik garis siku siku berbentuk L (yang terdapat 2 garis tegak lurus menunjukan hendaknya kita umat manusia melakukan pengabdian kita ke hadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa atau Tuhan yang Maha Esa.Jadi mengabdi kepada Tuhan adalah pengabdian yerakhir dan maha tinggi,bila kita dibandingkan dengan pengabdian yang lainnya.Sanghyang Widi atau Sanghyang tunggal adalah titik puncak terakhir yang harus kita tuju sebagai tujuan terakhir.
Jadi pemeluk agama lebih cenderung pada kehidupan spiritual daripada kehhidupan material,lebih memelihara kesucian jiwa daripada pengejaran harta benda.Garis spiritual adalah alam Ke-Tuhanan dan garis material adalah alam kenyataan (semua yang terdapat di dunia ini). Dalam perkawinan Ramayana ,Sri Rama pernah menasehati Vibhisana katanya Prantha donireng sorat,artinya mengabdilah kamu di dunia ini demi untuk kepentingan umum,atau semboyan sekarang Sepi ing pamrih rame ing pengabdian .
Agama Budha
Untuk mengamalkan bagi semua,sang Budha mengajarkan agar kita menggembangkan sifat-sifat Brahma Vihara,yaitu:
1.Metta(cinta kasih) : Sikap batin yang mengharapkan kesejahteraan dan kebahagiaan semua makhluk,tanpa membedakan sedikit pun.
2.Karuna(Welas Asih) : Sikap batin yang timbul apabila melihat penderitaan makhluk lain dan berhasrat untuk menghilangkan atau meringankan penderitaan itu.
3.Mudita(Empati) : Suatu bentuk perasaan yang menempatkan diri kita seperti keadaan yang lain; ikut merasakan penderitaan ataupun kebahagiaan orang lain.
4.Upekkha(Keseimbangan Batin) : Sikap batin yang seimbang dalam segala keadaan oleh karena menyadari bahwa setiap makhluk hidup memetik hasil dari perbuatannya sendiri.
Pengembangan sikap-sikap ini didasarkan atas keyakinan dan pengakuan bahwa manusia itu sama derajat dan martabat, sama hak dan kewajibannya tanpa membedakan suku,keturunan,warna kulit,jenis kelamin,kedudukan sosial,agama, dan kepercayaan.
Agama Khonghucu
Di dalam kitab Li Ji VII : 1. 2 iman konfuciani meyakini bahwa firman Tuhan itu membawakan terselenggaranya dunia dalam kebersamaan agung. “ Terselenggaranya jalan suci yang agung ( Da Dao Zhi Xing ) itu, dunia ini bahwa langit ini di dlaam kebersamaan, dipilih orang yang bijak dan mampu, kata-katanya dapat dipercaya, apa yang dibini menjadi harmonis, maka orang tidak hanya kepada orang tua sendiri mengasihi, tidak hanya kepada anak sendiri menyayangi sebagai anak. Menyiapkan bagi yang tentram melewati hari tua sampai akhir hayatnya. Bagi yang muda – kuat mendapatkan kesempatan berpahala. Anak-anak mendapatkan pengasuh, para janda, balu, yatim piatu semuanya mendapatkan perawatan. Orang tidak suka menggunakan tenaga, maka segala upaya mementingkan diri sendiri tertutup dan tidak berkembang. Perampok, pencuri dan pengkhianat menghentikan perbuatannya, maka pintu gerbang luarpun tidak perlu di tutup. Demikianlah yang dinamai Kebersamaan Agung.” ( Xs. Tjhie )
H.Evaluasi
1. Jelaskan pengertian keadilan!
2. Sebutkan bentuk-bentuk ketidakadilan dalam masyarakat!
3. Jelaskan bahwa mendapatkan perilaku adil merupakan hak asasi manusia!
4. Sebutkaun usaha-usaha untuk menegakkan keadilan!
5. Jelaskan maksud firman Tuhan mengenai keadilan!
6. Bagaimana tanggapan anda terhadap wawancara dengan masyarakat sekitar sekolah!
DAFTAR PUSTAKA
1.Buku siswa,Mewujudkan hidup beriman dalam masyarakat dan lingkungan hidup..
2.http://www.cerita-kristen.com/joomla/component/option,com_joomlaboard/Itemid,53/func,view/catid,8/id,434/
Memahami bahwa firman Tuhan mewujudkan keadilan dalam masyarakat.
B. Indikator Pencapaian Hasil Belajar
1. Mendeskripsikan pengertian keadilan
2. Menemukan bentuk-bentuk ketidakadilan yang terjadi dalam masyarakat
3. Menjelaskan bahwa mendapatkan perilaku yang adil merupakan hak asasi manusia
4. Mendeskripsikan usaha-usaha untuk menegakkan keadilan
5. Menjelaskan firman Tuhan yang ditemukan tentang keadilan
6. Mengadakan wawancara dengan masyarakat sekitar tang bertema keadilan
7. Merefleksikan hasil wawancara secara tertulis.
C. Landasan Pemikiran
Banyak masalah yang memprihatinkan terjadi dalam masyarakat di Negara yang sedang gencar-gencarnya melancarkan program pembangunan, tetapi tak ada masalah yang lebih memprihatinkan dan menuntut pemecahan segera daripada masalah ketidakadilan social. Melebarnya jurang antara kaya dan miskin,bertambahnya jumlah pengangguran,rendahnya upah buruh,dominasi pribadi yang memegang kekuasaan ekonomi atau politik,pemutlakan hak milik pribadi yang membiarkan segelintir orang memiliki perusahaan-perusahaan raksasa dan menguasai hidup banyak orang,merupakan contoh wajah ketidakadilan yang sedang melanda bangsa kita.
Kondisi ini memang sangat memprihatinkan. Banyak orang menderita karena hak-haknya dirampas,tetapi tidak dapat berbuat apa-apa. Orang-orang yang bertindak adil dan menyengsarakan orang lain bersikap bahwa di luar dirinya tidak terjadi apa-apa. Mereka merasa tidak bersalah atau berdosa. Bahkan,mereka semakin merajalela dalam kerakusan dan ketamakannya dengan berbuat tidak adil terhadap sesamanya yang lemah. Sebaliknya, betapa sulit membangun keadilan dalam masyarakat kita. Keadilan selalu terkait erat dengan masalah kepastian hukum. Masalah kepastian hukum ini rupanya masih harus diperjuangkan dengan gigih, karena sudah begitu lama hukum bukan milik masyarakat tetapi milik orang yang mempunyai kekuatan,kekuasaan,dan uang.
Di sini,keadilan dapat dimengerti sebagai keadilan perorangan dan keadilan sosial. Keadilan perorangan lebih menyangkut orang perorangan,dan akibatnya tidak terlalu rumit atau pelik. Misalnya,orang membeli sebuah barang seharga Rp 1.500,- maka dia berhak untuk mendapatkan barang itu sesuai dengan harganya,murid yang telah menempuh ujian berhak mendapatkan nilai seturut kemampuannya. Sedangkan,keadilan sosial lebih menyangkut masyarakat luas dan bersifat struktural. Di sini,jika terjadi ketidakadilan,maka akibatnya akan berlipat ganda,jika terjadi ketidakadilan yang melibatkan orang dalam,maka orang itu dapat menunjang ketidakadilan dalam masyarakat. Ketidakadilan sosial itu akan merembes dan mempengaruhi segala aspek kehidupan. Jika hal ini terjadi,pembangunan ekonomi,sosial,dan politik yang pernah dilakukan tidak banyak menolong kaum kecil atau lemah. Proyek pembangunan yang ditujukan untuk kaum kecil atau lemah hanya untuk mencari popularitas pejabat atau orang-orang tertentu,bahkan mempersempit ruang gerak dan kemerdekaan kaum kecil atau lemah sehingga menjadi kelompok yang tersingkirkan.
Keadilan dapat dimengerti melalui pendapat,antara lain:
a. Aristoteles
Keadilan dibedakan sebagai keadilan komutatif dan distributive. Keadilan komutatif adalah keadilan yang diberikan kepada setiap orang sama banyaknya, tanpa mengingat jasa-jasa perorangan. Keadilan distributive adalah keadilan yang diberikan kepada setiap orang menurut jasanya masing-masing. Disini, keadilan tidak menuntut pembagian yang sama untuk semua orang, tetapi berdasarkan perbandingan.
b. Plato
Keadilan dibedakan sebagai keadilan komutatif, distributif, dan legal atau moral. Definisi keadilan komutatif dan distributif sama dengan pendapat aritoteles. Keadilan legal adalah penyesuian atau pemberian tempat dalam masyrakat, sesuai dengan kemampuannya, dan cocok dengan pribadi bersangkutan dihadapan hukum yang berlaku.
c. Religiositas
Keadilan adalah sikap dan cara Tuhan berada dan bertindak untuk menyampaikan kedamaian untuk kesejahteraan manusia secara keseluruhan. Keadilan yang tercurah dari kemurahan hati Tuhan sendiri, yang menuntut setiap orang untuk meneruskan apa yang benar dan adil bagi semua orang di muka bumi, pastilah tumbuh rasa hormat dan kesediaan menjaga ciptan, alam, dan seluruh makhluk di muka bumi, demi keutuhan ciptaan itu sendiri.
Banyak orang atau kelompok berjuang melawan ketidakadilan dan mencoba mengangkat derajat ‘orang kecil’. Contoh orang yang memperjuangkan hal ini, antara lain : Y.B. Mangunwijaya Pr, lg. Sandyawan Sumardi Sj, Dewi Rosa Damayanti, Karlina Leksono Supelli,Wardah Hafidz,Ibu Teresa,Nelson Mandela,Martin Luther King, dan sebagainya. Contoh kelompok yang berkecimpung dalam bidang ini antara lain : Komnas HAM,UPC,Yayasan sosial Soegijapranata,CRE,Komisi bagi kesamaan ras yang didirikan oleh pemerintah Inggris, Badan-badan PBB seperti UNHCR,UNICEF,WHO,dsb.
Berbagai usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketidakadilan dan menganggkat derajat ‘Orang kecil’,antara lain:
1) Penyadaran kepada ‘orang kecil’ bahwa ketidakadilan yang mereka alami bukanlah nasib yang harus diterima begitu saja,tetapi dapat diubah asalkan mereka mau memperjuangkan keadilan dan tidak mau menerima ketidakadilan. Tidak mungkin menghapus ketidakadilan tanpa perjuangan. Tujuan perjuangan ini adalah menciptakan suatu masyarakat yang lebih adil, seimbang, dan manusiawi, dimana orang kecil ikut menentukan semua keputusan yang menyangkut nasib mereka dan seluruh masyarakat. Disini, tujuan perjuangan bukan untuk menghancurkan lawan, tetapi menciptakan keseimbangan dan keselarasan yang adil.
2) Penyadaran kepada penguasa bahwa mereka harus melepaskan beberapa kepentingan demi terciptanya keadilan masyarakat. Sikap ini akan lebih berhasil bila didukung oleh perjuangan orang miskin, tertindas, kelas bawah, dan sebagainya yang ikut mengambil bagian dalam setiap keputusan. Perjuangan demi keadilan tentu menimbulkan konflik kepentingan bagi meraka. Disini, tujuan perjuangan bukan membenci da menghapus golongan atas, tetapi menciptakan keseimbangan dan keselarasan yang adil.
3) Memperjuangkan keadilan dan kesetiakawan tanpa kekearasa. Dalam sejarah, ajaran cinta kasih sungguh memberi inspirasa bagi banyak orang untuk memilih dan bertindak tanpa kekerasan melawan ketidakadilan. Selain itu, orang diajak untuk mengembangkan semangat kesetiakawanan dan kerja sama di antara semua pihak, meski berbeda kepentingannya. Misalnya, hunbungan pengusaha dan buruh akan berjalan dengan selaras, tanpa ada kecurigaan, kalau di antara keduanya terjadi sharing atas kondisi perusahaan, baik dalam bentuk tranparansi kepemilikan modal maupun kesepakatan system pengajian.
4) Memberdayakan kemampuan mereka melalui berbagai kegiatan, misalnya membuat usaha home industry, simpan pinjam, pemberian modal, kursus dan latihan kepemimpinan, proses penyadaran terus-menerus.
5) Membuat kelompok atau penguyuban sebagai wadah dalam mengatasai persoalan-persoalan yang menimpa orang kecil dan sekaligus menjadi forum tukar-menukar informasi.
Lewat firman-Nya Tuhan menghendaki manusia memperjuangkan keadilan bagi semua orang. Semua orang dipanggil untuk memberikan teladan hidup kepada dunia, yaitu mencintai dan menghargai sesame, khususnya orang kecil, miskin, tertindas, menderita, terabaikan, dan disingkirakan masyarakat. Sumbangan yang diberikan untuk menciptakan keadilan yang kehidupan sehari-harinya selalu memancarakan kasih Tuhan, baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat, melalui perkataan dan perbuatan. Meskipun kenyataannya, orang selalu dikuasai oleh pamrih pribadi dan kelompok, egoisme, keserakahan, ketidakjujuran, kesombongan, kekayaan, kekuasaan, kemampanan dan sebagainya.
Dilingkungan sekolah, anda melihat dan mengalami persoalan yang berhubungan dengan ketidakadilan. Tata tertib sekolah yang seharusnya berlaku untuk semau warga sekolah, yaitu kepala sekolah, guru, dan karyawan, ternyata hanya berlaku untuk anda. Misalnya sekolah ada peraturan bahwa tidak boleh merokok, terlambat, membolos, dan sebagainya bagi semua warga sekolah, yang terjadi adalah kalu anda melanggar aturan pasti mendapat hukuman, sedangkan kepala sekolah, guru dan karyawan melanggar aturan dibiarkan dan tidak mendapat sanksi.
Melalui materi pokok ini, anda diajak untuk makin menyadari pentingnya menegakkan dan memperjuangkan keadilan, dan melalui firman-Nya Tuhan menghendaki agar dirinya terlibat dalam mewujudkan keadilan.
D. Uraian Materi Pokok
1. Pengertian Keadilan.
2. Ketidakadilan dalam masyarakat.
3. Mendapatkan perlakuan yang adil merupakan hak asasi manusia.
4. Usaha-Usaha menegakkan keadilan.
5. Firman Tuhan tentang keadilan.
E.NARASI
Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru jika kita perhatikan dengan teliti dan seksama adalah satu kesatuan yang tak akan pernah terpisahkan, hal tersebut menunjukkan sifat Allah yang seimbang, sifat Allah yang adalah kasih dan adil yang konsisten dan berimbang. Sehingga tidak mengherankan, kita sebagai manusia, cenderung ingin rasanya mengkritik dan mengoreksi Alkitab yang adalah firman Allah yang tanpa salah yang menurut kemanusiaan kita Alkitab atau firman Allah tidak manusiawi dan tidak ada kasih dan tidak adil, tapi apa boleh dikata, itulah firman Allah, itulah Alkitab, yang mau tak mau harus kita terima dengan rendah hati dan mau belajar untuk mengerti siapa sebenarnya Allah yang kita sembah. Allah adalah Allah, manusia adalah manusia, Allah menuntut manusia untuk supaya kembali kepada-Nya dan memiliki sifat-sifat Tuhan, siapakah manusia yang begitu kurang ajar menuntut Allah menyesuaikan diri dengan manusia, bukankah seharusnya malah sebaliknya?
Perjanjian Lama adalah pikiran Allah sedangkan Perjanjian Baru adalah perasaan Allah, inilah yang disebut kasih. Kasih Allah dan manusia sangat berbeda.
Dulu, saya pernah bekerja di Jepang selama lebih kurang 4 tahun setengah, uang yang saya kumpulkan saya titipkan ke ibu saya, pada awalnya, ibu saya terkesan agak sedikit memaksa saya untuk menitipkan hasil keringat saya kepadanya. Dia sering marah tanpa sebab, mencari-cari kesalahan saya sampai buntu, tapi tak mendapatkan kesalahan apa-apa menurut ukuran dan peraturan manusia pada umumnya, dan itu semakin membuat dia semakin berang, saya pun tak tahu kenapa? Apa yang dia cari? Mau apa dia?
Waktu berjalan, hingga tiba 3 tahunan, saya telah mengetahui uang saya telah dihabiskan untuk berjudi oleh ibu saya, berjudi di kasino. Sebelumnya saya yang hanya berencana untuk bekerja di Jepang selama 3 tahun akhirnya dengan terpaksa bertambah 1 tahun setengah, tapi rencana Allah, maaf, sepertinya Allah benar-benar berpikiran sama dengan saya kali itu (hanya kali itu), tahun ke empat memasuki tahun ke lima pertengahan, saya dideportasi dan pulang ke Indonesia (karna status saya ilegal). Semuanya dideportasi, termasuk ibu saya dan saudara-saudara ibu saya.
Setelah ibu saya sudah pulang saya melampiaskan kemarahan saya yang sudah saya pendam dari Jepang. Saya pergi dari rumah, dan saya berjanji, saya tak akan pernah kembali lagi ke rumah, saya tidak dendam kepadanya tapi saya tak akan pernah lagi pulang ke rumah sampai kapan pun bahkan sampai mati. Terakhir, saya juga menuntut uang saya itu dikembalikan ke saya dengan berbagai dasar dan alasan.
Kenapa saya bilang Tuhan kali itu sama pikiran dengan saya? Karna itu adalah teguran keras buat seorang ibu yang tak mendidik, bagi orang tua yang belum mampu menjadi orang tua selayaknya. Adilkah Tuhan? Adilkah saya? Adil!!! Kasihkah Tuhan? Kasih!!! Kurang ajarkah saya? Tidak!!! Berdosakah saya kepada Tuhan? Berdosa!!! Berdosakah Tuhan dengan kasih dan keadilan-Nya? Tidak!!! (Tulisan saya kali ini benar-benar dalam, mohon diperhatikan).
Jadi, kesimpulannya, saya juga tidak tahu apakah saya sudah melakukan keadilan dan kasih menurut standar Tuhan? Saya pikir itu tidak mungkin, karna memang tidak mungkin. Tapi, yang bisa saya lakukan itulah yang akan saya lakukan.
Tuhan itu kasih dan adil, kasih dan keadilan-Nya adalah satu kesatuan yang tak akan pernah terpisahkan, sudahkah kita memiliki sifat Tuhan ini? Ada orang yang terlalu banyak memakai perasaan, yang pada akhirnya malas, konsep yang kacau, sesat tidak karuan dan perang-perangan. Ada orang yang terlalu banyak memakai pikiran, akhirnya sombong, seenak jidat, memandang hina orang lain dan perang-perangan.
F.Pendalaman dan refleksi
1. Bentuk ketidakadilan apa saja yang ad di narasi atas?
2. Jelaskan tentang keadilan!
3. Sebutkan bentuk2 ketidak adilan!
4. Jelaskan bahwa mendapat perlakuan adil merupakan hak asasi manusia!
5. Usaha2 untuk meneggakkan keadilan!
G.Pengembangan Regiositas
Berikut ini disajikan beberapa pandangan dari agama tentang firman Tuhan mewujudkan keadilan dalam masyarakat.Anda dapat membaca sumber2 lain untuk menambah wawasan.
Agama ISLAM
Keadilan adalah syarat terciptanya kesempurnaan pribadi,standart kesejahteraan masyarakat,dan sekaligus ja;an terdekat menuju kebahagiaan ukhrawi.Keadilan harus ditegakkan dimanapun kapanpun dan terhadap siapapun.
Adil termaksud akhlakul karimah yang harus dimiliki oleh setiap muslim.Seorang sehendaknya berlaku adil terhadap dirinya sendiri,terhadap kedua orangnya dan terhadap bangsa dan negaranya,bahkan khaliknya, Alloh SWT.
Keadilan merupakan sesuatu yang bernilai tinggi baik dan mulia.Bila keadilan diwujudkan dalam kehidupan pribadi,keluarga ,masyarakat,bangsa,Negara maka sudah tentu ketinggian kemuliaan akan mereka raih.
Dalam kehidupan bermasyatakat,berbangsa dan bernegara jika keadilan itu dapat diwujudkan,maka masyakat tersebut akan menjadi masyarakat yang aman , tentram damai sejahtera lahiriah dan batiniah.Hal ini disebabkan masing masing anggota masyarakat melakukan kewajibannya terhadap orang lain dengan sebaik baiknya dan akan memenuhi hak orang lain dengan sebaik baiknya pula.Selain itu,tentu penindasan dari yang kuad kepada yang lemah tidak akan terjadi,juga kejahatan akan berkurang,mungkin lenyap karena hokum betul betul diteggakan.
AGAMA KRISTEN
Tuhan menghendaki agar manusia menaati hokum dan menegakkan keadilan,dengan cara membela mereka yang dirampas haknya,tidak menindaks dan berlaku keras terhadap orang asing,yatim dan janda ,serta tidak menumpahkan darah orang yang tidak bersalah.
Di dalam Roma 7 dikatakan bahwa Taurat diberikan supaya manusia mengetahui kesucian, keadilan, dan kebajikan Tuhan Allah. Allah itu Mahasuci, Mahaadil dan Mahabaik. Ketiga hal ini menjadi inti Taurat. Dan ketiga hal dari Taurat ini menjadi pengertian manusia tentang Tuhan Allah. Taurat mencerminkan ketidaksanggupan kita melakukan kehendak Allah dan mencerminkan kejatuhan kita dari status yang ditetapkan oleh Allah, ketidakmungkinan kita untuk mencapai target yang ditetapkan oleh Allah, sehingga akhirnya kita mengetahui yang Allah kehendaki agar kita menjadi orang yang suci, adil, dan baik. Kesucian, keadilan, dan kebaikan adalah diri Tuhan Allah sendiri. Ini adalah target yang sekaligus sumber, bukan sekedar sebuah ide, bukan suatu ideologi ciptaan manusia. Kita dicipta oleh Allah yang suci, adil, dan baik. Semua agama mempunyai ide yang tertinggi, dan ide yang tertinggi menjadi standar moral. Semua agama mempunyai target ultimat bagi kebajikan manusia, tetapi mereka tidak tahu yang disebut target itu sebenarnya sekaligus adalah Sumber. Kalau “target” adalah titik terakhir, “sumber” adalah titik paling mula. Maka di sini kita melihat suatu garis yang mewakili proses. Maka kita sadar bahwa hanya Allah yang berhak mengatakan, “Akulah Alfa dan Omega.”
Ketika Tuhan mengatakan, “Akulah Alfa, Akulah yang Awal,” itu berarti Dia sumber, sehingga tidak ada sesuatu pun yang berasal dari diri Anda sendiri. Kepintaran maupun kesehatan kita berasal dari Sumber, bukan dari diri kita sendiri. Kemuliaan harus kita kembalikan hanya kepada Tuhan yang menjadi Sumber Pemberi Anugerah. Kita juga tidak boleh lupa bahwa Tuhan, Pemberi Anugerah, mau kita hidup bertarget, bersasaran, dengan standar yang harus kita capai. Yang disebut “mimpi itu tiba, berarti engkau membayangkan, engkau berjuang mencapainya, dan ingin mendapatkan sesuatu di akhir perjuanganmu.” Di dalam kita berharap untuk bisa mencapai sesuatu, harapan itu menjadi sumber dan sekaligus merupakan potensi yang merangsang seseorang untuk mengaktualisasikan diri mencapai hasil akhir. Dan Allah mengatakan, “Aku bukan hanya yang Awal, tetapi juga yang Akhir. Akulah Alfa dan Omega.”
AGAMA KATOLIK
Keadilan Allah dalam perjanjian Lama sering disamakan dengan kesetiaan dan cintaNya yang teguh tidak goyah dan snagat erat hubungannya dengan belas kasihNya.Menurut kristiani,keadilan,kebijaksanaa,keugaharian dan keberanian disebut keutamaan keutamaan dasar bagi tingkah laku manusia yang benar.
Cinta kasih dan keadilan merupakan suatu kesatuan.Mencintai sesame merupakan tuntutan mutlak dari keadilan karena cinta kasih menyatakan dirinya dalam tindakan tindakan nyata dalam tatanan structural masyarakat yang menghormati martabat manusia,melindungi hak hak asasi dan mempermudah jalan bagi perkembangan manusia.Menegakkan keadilan berarti merombak struktur struktur yang menghambat perwujudan cinta kasih.
AGAMA HINDU
Bagi orang orang yang tinggi ilmunya,sesungguhnya ia tidak saying merelakan nyawanya apalagi hartanya untuk kepentingan umum karena sesungguhnya maut pasti dating. Karena itu berkorban untuk kepentingan umum adalah lebih mulia daripada tidak.Dalam ajaran karma yoga yang diajarkan menurut weda,ditekankan pentingnya bagi setiap manusia untuk tawakal,sabar menerima kenyataan hidup ini dan berusaha memberi arti hidup ini sebaik baiknya,dengan bekerja dan mengapdi.Tuhan yang maha Kuasamemberi rahmat kepada kita ,namun hendaknya manusia tidak bermalas malasan dan selalu mengendalikan kata kata yang tidak berguna. Hendaknya selalu aktif dan bekerja.Tuhan mengkehendaki agar umatnya menata tata kehidupan berkeadilan social dengan mengamalkan ajaran agamanya.
Anrsamsya terdiri dari a+nr+samsa.a artinya tidak,nr= nara berarti orang,diri samsa v sams berarti memuji. Jadi lengkapnya anrsamsya berarti tidak memuji diri sendiri,tidak hanya mementingkan diri sendiri,tetapi benar benar mengabdi demi kepentingan umum,sesuai dengan garis yang ditentukan oleh agama kita,Hendaklah kita selalu mengapdi untuk kepentingan umum ,dngan pengertian harus bersedia dan berani membuang kepentingan diri sendiri .Mengabdi untuk kepentingan umum itu berarti kita telah melaksanakan dharma yang tertinggi seperti semboyan anrsangsya mukhyaning dharma. Sifat tahan uji ini adalah kesaktian yang hebat ,kepandaian anda membawa diri tidak melupakan sesame apalagi yakin adanya atma,itulah yang disebutpengetahuan mistik yang sangat luhur; maka yang disebut hakikat brata (janji atas diri) adalah satya atau kesetiaan saja adanya.
Bila kita meninjau kehidupan kita di dunia maya ini,maka dapatlah kita menarik garis siku siku berbentuk L (yang terdapat 2 garis tegak lurus menunjukan hendaknya kita umat manusia melakukan pengabdian kita ke hadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa atau Tuhan yang Maha Esa.Jadi mengabdi kepada Tuhan adalah pengabdian yerakhir dan maha tinggi,bila kita dibandingkan dengan pengabdian yang lainnya.Sanghyang Widi atau Sanghyang tunggal adalah titik puncak terakhir yang harus kita tuju sebagai tujuan terakhir.
Jadi pemeluk agama lebih cenderung pada kehidupan spiritual daripada kehhidupan material,lebih memelihara kesucian jiwa daripada pengejaran harta benda.Garis spiritual adalah alam Ke-Tuhanan dan garis material adalah alam kenyataan (semua yang terdapat di dunia ini). Dalam perkawinan Ramayana ,Sri Rama pernah menasehati Vibhisana katanya Prantha donireng sorat,artinya mengabdilah kamu di dunia ini demi untuk kepentingan umum,atau semboyan sekarang Sepi ing pamrih rame ing pengabdian .
Agama Budha
Untuk mengamalkan bagi semua,sang Budha mengajarkan agar kita menggembangkan sifat-sifat Brahma Vihara,yaitu:
1.Metta(cinta kasih) : Sikap batin yang mengharapkan kesejahteraan dan kebahagiaan semua makhluk,tanpa membedakan sedikit pun.
2.Karuna(Welas Asih) : Sikap batin yang timbul apabila melihat penderitaan makhluk lain dan berhasrat untuk menghilangkan atau meringankan penderitaan itu.
3.Mudita(Empati) : Suatu bentuk perasaan yang menempatkan diri kita seperti keadaan yang lain; ikut merasakan penderitaan ataupun kebahagiaan orang lain.
4.Upekkha(Keseimbangan Batin) : Sikap batin yang seimbang dalam segala keadaan oleh karena menyadari bahwa setiap makhluk hidup memetik hasil dari perbuatannya sendiri.
Pengembangan sikap-sikap ini didasarkan atas keyakinan dan pengakuan bahwa manusia itu sama derajat dan martabat, sama hak dan kewajibannya tanpa membedakan suku,keturunan,warna kulit,jenis kelamin,kedudukan sosial,agama, dan kepercayaan.
Agama Khonghucu
Di dalam kitab Li Ji VII : 1. 2 iman konfuciani meyakini bahwa firman Tuhan itu membawakan terselenggaranya dunia dalam kebersamaan agung. “ Terselenggaranya jalan suci yang agung ( Da Dao Zhi Xing ) itu, dunia ini bahwa langit ini di dlaam kebersamaan, dipilih orang yang bijak dan mampu, kata-katanya dapat dipercaya, apa yang dibini menjadi harmonis, maka orang tidak hanya kepada orang tua sendiri mengasihi, tidak hanya kepada anak sendiri menyayangi sebagai anak. Menyiapkan bagi yang tentram melewati hari tua sampai akhir hayatnya. Bagi yang muda – kuat mendapatkan kesempatan berpahala. Anak-anak mendapatkan pengasuh, para janda, balu, yatim piatu semuanya mendapatkan perawatan. Orang tidak suka menggunakan tenaga, maka segala upaya mementingkan diri sendiri tertutup dan tidak berkembang. Perampok, pencuri dan pengkhianat menghentikan perbuatannya, maka pintu gerbang luarpun tidak perlu di tutup. Demikianlah yang dinamai Kebersamaan Agung.” ( Xs. Tjhie )
H.Evaluasi
1. Jelaskan pengertian keadilan!
2. Sebutkan bentuk-bentuk ketidakadilan dalam masyarakat!
3. Jelaskan bahwa mendapatkan perilaku adil merupakan hak asasi manusia!
4. Sebutkaun usaha-usaha untuk menegakkan keadilan!
5. Jelaskan maksud firman Tuhan mengenai keadilan!
6. Bagaimana tanggapan anda terhadap wawancara dengan masyarakat sekitar sekolah!
DAFTAR PUSTAKA
1.Buku siswa,Mewujudkan hidup beriman dalam masyarakat dan lingkungan hidup..
2.http://www.cerita-kristen.com/joomla/component/option,com_joomlaboard/Itemid,53/func,view/catid,8/id,434/
IMAN MEMPERBARUI HIDUP SOSIAL
A. Kompetensi Dasar
Memahami bahwa iman membarui hidup sosial.
B. Indikator Pencapaian Hasil Belajar
1. Mendeskripsikan situasi hidup sosial yang memprihatinkan.
2. Mengidentifikasi contoh usaha-usaha pembaruan hidup sosial.
3. Menjelaskan peranan iman dalam menumbuhkan gerakan pembaruan sosial
4. Menjelaskan bahwa kedekatan hubungan pribadi dengan Tuhan membarui hidup sosial.
5. Merancang dan melaksanakan sebuah gerakan yang mengubah situasi sosial di lingkungan sekitar.
6. Membuat laporan atas kegiatan.
C. Landasan Pemikiran
Dewasa ini IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi) telah membantu masyarakat dalam berbagai sektor kehidupan dan tak dapat dipungkiri semakin hari masyarakat kian bergantung dengan IPTEK. Budaya, dengan demikian telah menjadi sebuah alat evolusi yang baru. Budaya sendiri memiliki beberapa aspek, di antaranya ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi berkembang lebih dahulu, semenjak manusia menggenggam batu dan memakainya sebagai alat. Mula-mula hanya batu alam yang agak tajam. Lama kelamaan manusia menemukan cara untuk membuat sendiri batu yang lebih tajam dan tentunya lebih baik. Cara membuat “kapak” batu ini diteruskan turun temurun. Begitu pula dengan teknologi lainnya. Anak manusia selama masa kanak-kanaknya, masa bergantung kepada manusia dewasa, dapat mempelajari budaya ini pada waktu luangnya. Kemajuan IPTEK memberikan dampak positif serta dampak negatif terhadap manusia.
Dari sisi positifnya IPTEK membawa orang lebih dekat dengan Tuhan sebab pemberitaan injil dan kabar kesewlamatan tidak hanya dapat disiarkan dari mulut ke mulut namun telah dapat disiarkan dalam bentuk media massa maupun media elektronik. Dampak positif selanjutnya yakni mendekatkan orang satu sama lain berkat kecanggihan alat komunikasi dan transportasi. Orang dalam berkomunikasi tak perlu dengan surat menyurat dengan IPTEK komunikasi menggunakan internet sudah dapat dilakukan serta kecanggihan trasportasi berupa pesawat terbang memudahkan kita untuk berpergian ke tempat yang jauh tanpa menghabiskan banyak waktu. Dengan IPTEK kita dapat menghemat biaya contohnya orang tidak perlu lagi berhubungan langsung dalam berbagai masalah untuk saling berinteraksi dan melakukan transaksi bisnis . Cukup duduk didepan komputer dengan modal pulsa lokal kini bisa berinteraksi kemanca Negara. Cepat menyelesaikan masalah yang dihadapi secara cepat tanpa harus melakukan proses yang berbelit-belit . IPTEK juga memudahkan kita untuk mendapatkan kesenangan. Dengan berkembangnya teknologi berupa computer manusia dapat memakainya untuk mendapatkan hiburan bahkan mendapatkan pasangan melalui chatting menggunakan internet.
Disamping itu kemajuan IPTEK memberikan dampak negatif di masyarakat yakni perubahan tingkah laku yang didasari kebergantungan terhadap IPTEK secara berlebihan sehingga manusia tidak bergantung kepada Tuhan melainkan kepada IPTEK. Masalah seksual juga hasil dari kemajuan IPTEK. Contohnya adanya penyebaran video-video porno di internet sehingga merusak moral bangsa. Polusi udara dan air hasil dari perkembangan IPTEK terutama di bidang transportasi dan industry yang mencemari alam sekitar. Maraknya pengangguran disebabkan dari masyarakat yang tidak dapat mengikuti perkembangan IPTEK dengan baik sehingga IPTEK dijadikan tolak ukur masyarakat modern bahkan sebagai penentu untuk nasib hidup masyarakat. IPTEK juga menciptakan budaya konsumtif dimana kita akan sangat bergantung terhadap IPTEK sehingga kita akan menjadi masyarakat yang kurang berusaha dan hanya mengandalkan IPTEK untuk mencapai tujuan. Dampak negatif selanjutnya yakni timbul kesenjangan sosial antara mereka yang memanfaatkan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari dengan yang tidak.
Sebagian besar masyarakat kita merupakan masyarakat transisi, yakni masyarakat tradisional ke masyarakat modern dengan akibat segi material lebih dominan dibandingkan segi spiritual. Pemikiran tersebut didasarkan pada kemajuan ilmu teknologi dapat menyelesaikan hamper semua permasalahan yang ada sehingga dalam kasus ini iman ditantang untuk memainkan peranan yang penting.
Masyarakat impian setiap negaranya adalah masyarakat yang madani. Masyarakat madani adalah masyarakat yang memiliki aneka perbedaan dalam hidupnya tetapi tetap bersatu dalam kebersamaan , terbentuk dalam prinsip toleransi atas puralisme, yang mengakui dan menerima kenyataan adanya kemajemukan dalam masyarakat. Masyarakat madani menuntut adanya rasa saling menghormati dan menghargai satu sama lain dalam masyarakat. Dalam masyarakat madani adanya hak asasi manudia dan kebebasan manusia sebagai pola hidup sehari-harinya. Didasari pada impian Negara untuk menciptakan masyarakat madani maka muncullah berbagai macam gerakan baik bersifat pribadi maupun kelompok, gerakan ini tidak memperhitungkan perbedaan latar belakang orang atau kelompok. Contoh gerakannya yakni YSS (Yayasan Sosial Soegijapranata) yang berada di Semarang dengan tujuan mencita-citakan terwujudnya masyarakat yang berdaya dan mandiri dengan semangat cinta kasih Allah terutama bagi masyarakat kecil, lemah , dan tersingkir.
Kemajuan IPTEK yang membawa sejumlah dampak negatif yang menguncang mutu masyarakat menuntut adanya orang-orang beriman yang mampu mempertanggungjawabkan iman, harapan, dan kasihnya dengan baik kepada orang lain maupun di hadapan Tuhan. Dengan demikian orang beriman akan dapat mewujudkan imannya secara konkret dalam kehidupan sehari- hari. Contoh konkret yang dapat dilakukan orang beriman antara lain, menterlibatkan diri secara langsung dalam masalah- masalah sosial yang memprihatinkan seperti menghormati kepada fakir miskin dan ikut andil dalam membantu orang-orang miskin dan tersingkir. Orang beriman juga dituntut untuk berani memberikan kesaksian akan nilai-nilai luhur kehidupan manusia, misalnya cinta kasih, perdamaian, keadilan, daling menghormati dan menghargai sesama. Orang beriman juga harus berani menanggung resiko karna memperjuangkan untuk memulihkan martabat manusia seperti diperlakukan tidak adil oleh oknum yang menentang adanya persamaan hak dan kewajiban. Orang beriman juga seharusnya berani dan mau menolong orang lain tanpa memandang latar belakangnya.
Dalam kehidupan sehari-hari kita memang kurang peduli terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat. Bahkan terkadang kita juga turut ambil bagian dalam merusak kehidupan sosial masyarakat seperti ikut tauran antar pelajar, menanamkan budaya menyontek, mengkonsumsi narkoba, serta tidak peduli terhadap kesusahan sesama. Dengan menghindari hal tersebut kita akan turut andil dalam memperbaiki masalah sosial di dalam masyarakat.
D. Uraian Materi Pokok
1. Situasi sosial yang memprihatinkan masyarakat.
2. Usaha-usaha untuk pembaruan hidup sosial.
3. Iman menumbuhkan gerakan pembaruan sosial.
4. Kedekatan hubungan pribadi dengan Tuhan memberi daya atau kekuatan rohani untuk melakukan pembaruan sosial.
5.
E. Narasi
Kerja Adalah Kehormatan
Seorang eksekutif muda sedang beristirahat siang di sebuah kafe terbuka. Sambil sibuk mengetik di laptopnya, saat itu seorang gadis kecil yang membawa beberapa tangkai bunga menghampirinya.
”Om beli bunga Om.”
”Tidak Dik, saya tidak butuh,” ujar eksekutif muda itu tetap sibuk dengan laptopnya.
”Satu saja Om, kan bunganya bisa untuk kekasih atau istri Om,” rayu si gadis kecil.
Setengah kesal dengan nada tinggi karena merasa terganggu keasikannya si pemuda berkata, ”Adik kecil tidak melihat Om sedang sibuk? Kapan-kapan ya kalo Om butuh Om akan beli bunga dari kamu.” Mendengar ucapan si pemuda, gadis kecil itu pun kemudian beralih ke orang-orang yang lalu lalang di sekitar kafe itu. Setelah menyelesaikan istirahat siangnya, si pemuda segera beranjak dari kafe itu. Saat berjalan keluar ia berjumpa lagi dengan si gadis kecil penjual bunga yang kembali mendekatinya.
”Sudah selesai kerja Om, sekarang beli bunga ini dong Om, murah kok satu tangkai saja.” Bercampur antara jengkel dan kasihan si pemuda mengeluarkan sejumlah uang dari sakunya. ”Ini uang 2000 rupiah buat kamu. Om tidak mau bunganya, anggap saja ini sedekah untuk kamu,” ujar si pemuda sambil mengangsurkan uangnya kepada si gadis kecil. Uang itu diambilnya, tetapi bukan untuk disimpan, melainkan ia berikan kepada pengemis tua yang kebetulan lewat di sekitar sana.
Pemuda itu keheranan dan sedikit tersinggung. ”Kenapa uang tadi tidak kamu ambil, malah kamu berikan kepada pengemis?” Dengan keluguannya si gadis kecil menjawab, ”Maaf Om, saya sudah berjanji dengan ibu saya bahwa saya harus menjual bunga-bunga ini dan bukan mendapatkan uang dari meminta-minta. Ibu saya selalu berpesan walaupun tidak punya uang kita tidak bolah menjadi pengemis.”
Pemuda itu tertegun, betapa ia mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari seorang anak kecil bahwa kerja adalah sebuah kehormatan, meski hasil tidak seberapa tetapi keringat yang menetes dari hasil kerja keras adalah sebuah kebanggaan. Si pemuda itu pun akhirnya mengeluarkan dompetnya dan membeli semua bunga-bunga itu, bukan karena kasihan, tapi karena semangat kerja dan keyakinan si anak kecil yang memberinya pelajaran berharga hari itu.
F. Pendalaman dan Refleksi
1. Nilai-nilai apakah yang diperjuangkan dalam cerita di atas?
2. Subutkan kondisi-kondisi yang memprihatinkan di lingkungan sekitar anda?
3. Bagaimakah sikap anda ketika berhadapan dengan pengemis yang masih muda dan sehat?
4. Bagaimanakah peranan iman dalam hidup sosial?
G. Pengembangan Religiositas
Berikut ini disajikan beberapa pandangan dari berbagai agama dan kepercayaan tentang iman membarui hidup social. Anda juga dapat membaca sumber-sumber lain yang sesuai dengan tema untuk memperluas pengetahuan dan wawasan anda.
Agama Islam
Islam menghendaki agar masyarakat manusia itu hidup aman, tenteram, dan damai, serta sejahtera baik lahir maupun batin dibawah naungan Ilahi. Agar kehendak yang mulia tersebut terwujud, sudah tentu setiap anggota dalam masyarakat, terlebih-lebih para pemimpinnya, harus melaksanakan tugas dak kewajiban hidup bermasyarakat dengan sebaik-baiknya.
Agama Katolik
Kristus mendatangkan perubahan revolusioner pada zamannya. Baik laki-laki maupun perempuan diinisiasikan ke dalam perjanjian baru dengan satu upacara yang sama, yakni pembabtisan, sehingga boleh mengambil bagian dalam perjamuan Ekaristi secara sama sederajat. Inilah perubahan-perubahan faktual, dengan konsekuensi yang amat besar. Karena kita semua satu dalam Kristus, maka setiap orang dapat melihat dirinya dicerminkan dalam Kristus. Apapun status sosial kita atau warna kulit kita atau asal-usul kita, Kristus telah menjadi ciptaan baru dalam diri kita.
Segala sesuatu yang menjadi bagian kita menjadi milik-nya. Tak satu pun dalam diri kita yang bersifat manusiawi ditolak oleh-Nya. Dalam Kristus, kita melampauin segala pembatasan yang dikenal pada kita sebagai orang Kristiani, kita juga percaya bahwa Kristus telah menyatukan umat manusia secara radikal sebagai ‘ciptaan baru’. Bentuk-bentuk diskriminasi social dan budaya, menyangkut hak-hak asasi pribadi atau jenis kelamin, ras, warna kulit, keadaan-keadaan social, bahasa, atau agama harus dicegah dan dihilangkan karena tidak sesuai dengan rencana Allah.
Agama Kristen
Setiap orang telah belajar mengenal Kristus dan menerima pengajaran di dalam Dia, mengenakan manusia baru yang telah diciptakan menurut kehendak Allah didalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya, yaitu:
1. Membuang dusta dan berkata yang benar seorang kepada yang lain.
2. Apabila marah tidak berbuat dosa dan tidak menyimpan kemarahan
3. Tidak lagi suka mencuri tetapi bekerja keras supaya dapat membagi sesuatu pada yang berkekurangan.
4. Menjaga mulutnya agar tidak mengeluarkan kata-kata kotor, tetapi perkataan yang baik dan membangun.
5. Membuang segala kepahitan, kegeraman,kemarahan, dan pertikaian, dan fitnah serta segala kejahatan.
6. Ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni.
Agama Hindu
Para dewa tidak menghendaki kelaparan itu menyebabkan kita mati. Orang yang makan yang baik-baik itu tidak akan ditimpa kematian dalam berbagai bentuk. Orang yang murah hati, tidak akan merana, sedangkan yang tidak suka berderma tidak akan mendapatkan yang suka padanya.
Orang yang mempunyai makanan, ketika seseorang yang memerlukan dating minta makanan untuk dimakan dalam keadaan menyedihkan, ia bersikap kaku terhadapnya bahkan pula terhadap orang tua yang dating untuk minta ditolong, maka orang-orang yang demikian itu tidak akan mendapatkan teman yang suka padanya.
Dia yang memberi kepad pengemis yang lemah, yang dating padanya untuk minta makanan adalah seseorang yang dermawan. Keberhasilan akan datang padanya pada peperangan yang seru. Ia menyiapkan teman dalam kesusahan-kesusahan yang akan datang.
Tiada teman bagi dia yang tidak mau memberi apa pun kepada teman yang datang minta makanan. Biarlah ia pergi dan lebih baik ia mencari orang asing untuk membantunya. Di sini tidak ada rumah bagi dia untuk beristirahat.
Hendaklah yang kaya memuaskan yang meminta-minta, yang miskin, dan hendaknya mengarahkan pandangan ke masa depan. Kekayaan itu suatu saat datang pada seseorang, suatu saat pada orang lain ibarat roda pedati selalu berputar.
Agama Buddha
Kemajuan sosial (Sila-bhavana) adalah perkembangan hubungan lingkungan social antar manusia yang baik. Hal ini bisa diperoleh apabila seseorang melaksanakan peraturan (sila) dan mengikuti ajaran Buddha dalam hal mewujudkan keadilan social. Kehidupan lintas budaya dapat menimbulkan permasalahan penyempitan dan pemiskinan cakrawala wawasan agaman seseorang. Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain bagi setiap umat Buddha untuk mendorong dan memperkuat sirinya masing-masing dalam keyakinan Dhamma. Buddha Dhamma mengajarkan kepada kita untuk melayani orang banyak, sebagai perjuangan dan pengabdian kita untuk meringankan penderitaan umat manusia, untuk mengembangkan kehidupan beragama dan berdisiplin keagamaan. Dengan melaksanakan kebajikan-kebajikan tersebut bukan saja berarti hidup baik dan agamis tetapi juga berarti menolong kepada sesame untuk bisa hidup damai dan sejahtera.Melaksanakan kebajikan ini adalah tujuan yang harus dapat kita capai demi keberhasilan kita menghayati dan mengamalkan agama.
Menurut Buddha, ada tiga jenis kesejahteraan atau manfaat: kesejahteraan diri (attattha), kesejahteraan pihak-pihak lain (parattha), dan manfaat bagi keduanya (ubhayattha). Yang ketiga menunjukkan bahwa dua sebelumnya berjalan bergandengan tangan dan tidak bisa dipisahkan. Dengan demikian, reformasi untuk kesejahteraan diri barulah setengah dari reformasi yang diperlukan dan jika hanya itu saja yang diperjuangkan, hasilnya tidak akan membawa kita terlalu jauh. Yang setengahnya lagi adalah reformasi untuk kesejahteraan pihak-pihak lain, yaitu masyarakat.
Fungsi sosial agama Buddha yang utama saat ini adalah pelayanan ritual, sementara pengaruh moral dan spiritualnya sudah direduksi secara sedemikian drastis. Satu-satunya tanda bahwa masyarakat Thai masih lekat dengan agama Buddha adalah hubungan orang Thai dengan wihara dan biku, seperti yang diungkapkan melalui pemberian persembahan makanan, pembuatan jasa, dan akhir-akhir ini, mengikuti retret. Tapi jika kita cermati hubungan-hubungan antarwarga di seluruh masyarakat, kita lihat pengaruh agama Buddha sebenarnya sudah jauh lebih lemah daripada sebelumnya. Keegoisan, kurangnya kedermawanan, dan lebih parah lagi, eksploitasi, kejahatan, korupsi, dan penyalahgunaan fasilitas umum semakin menonjol di masyarakat Thai masa kini.
Ada dua jenis hubungan sosial: vertikal dan horizontal. Pengaruh Buddhis lebih kuat di yang pertama, seperti tercermin dalam hubungan antara umat awam dan para biku, anak-anak dan orang tua, dan bahkan hubungan orang dengan yang sakral seperti Buddha, relik Buddha, dan jasa. Tapi hubungan-hubungan horizontal di luar lingkup sempit keluarga dan sahabat lebih dipengaruhi konsumerisme dan materialisme ketimbang oleh agama Buddha.
Pengaruh agama Buddha terhadap hubungan-hubungan vertikal bagaimanapun bermanfaatnya bagi pribadi dan masyarakat, tidak cukup. Agama Buddha harus meluaskan peran dan pengaruhnya ke hubungan-hubungan horizontal, agar bisa meningkatkan kedermawanan rakyat, mengatasi kekerasan dan kejahatan, serta memperjuangkan masyarakat yang lebih damai. Peran ini tidak bisa dicapai hanya dengan ceramah seperti yang sudah-sudah, melainkan membutuhkan pemikiran ulang yang radikal dan diadaptasi secara dramatis.
Pesan Buddha berlaku sepanjang masa. Pesan ini tidak dibatasi hanya pada negara ataupun bangsa tertentu saja. Telah Beliau tunjukkan jalan di mana manusia dapat mencapai realisasi diri penuh sambil menjalani kehidupan yang dalam hubungan harmonis dengan manusia-manusia lain, makhluk-makhluk lain, dan alam sebagai keseluruhan. Ajaran-ajaran Beliau serta nilai-nilai etis yang telah Beliau babarkan secara terperinci, hingga hari ini masih sama validnya seperti semasa Beliau hidup pada abad 6 S.M.
Ada masa di mana penguasa negara seperti Kaisar Asoka dari India serta banyak penguasa lainnya di Sri Lanka, Birma, Siam, maupun negara-negara Asia lainnya berusaha menerapkan ajaran Beliau ke dalam segala aspek kehidupan negara mereka. Beberapa dari bangsa-bangsa ini disebut-sebut sebagai contoh masyarakat yang damai, harmonis, dan bahagia. Namun dalam konteks dunia masa kini, kita tak bisa lagi menemukan model-model tersebut karena kebanyakan negara Asia menjadi subyek aturan kolonial untuk jangka waktu yang lama. Selama masa kolonial, seni pemerintahan serta sains pembangunan sosial dan ekonomi Buddhis dikalahkan nilai-nilai dan struktur-struktur dominan kekuatan-kekuatan Barat. Meskipun sudah lima abad lamanya pendekatan pembangunan sosial dan ekonomi yang sedemikian materialistik dan tak seimbang itu berlangsung di negara-negara kami, syukurlah masih ada berbagai komunitas dan kelompok lokal yang mampu bertahan hidup dan terus berjuang untuk mempertahankan beberapa dari nilai-nilai Buddhis tersebut dan berusaha mengelola hubungan-hubungan sosial serta ekonomi mereka dalam cara yang hingga batasan tertentu merupakan cara Buddhis.
Agama Khonghucu
Seorang pemimpin wajib memiliki kepribadian yang Nei Sheng Wai Wang ke dalam mampu membina diri memiliki sifat-sifat suci sebagai yang disuritauladankan para Nabi dan keluar mampu memiliki kewibawaan/karisma seorang raja yang mampu memberi pengaruh yang luas kepada masyarakat dan negaranya Itulah yang dibimbing dalam Kitab Suci Da Xue.
Dalam Kitab Mengzi VII B.25 tersurat:”Orang yang keinginan-keinginannya memang layak dinamai baik (Shan). Yang dirinya memang benar-benar mempunyai kebaikan (Shan) itu, dinamai Dapat Dipercaya (Xin). Yang dapat melaksanakan sepenuhnya(kebaikan) itu, dinamai Indah (Mei). Yang keindahannya sudah sepenuhnya sehingga bercahaya dinamai Besar (Da). Yang Besar sehingga dapat membawa perubahan (terhadap lingkungan dan masyarakatnya) yang sedemikian luas dimanaya Nabi (Sheng); dan sifat Kenabian yang sampai tidak dapat di perkirakan lagi itulah mensifatkan TUHAN (Shen) sendiri.”
Didalam Kitab Zhong Yong XXIV. 3 tersurat:”Iman itu bukan dimaksudkan dengan selesai dengan menyempurnakan diri sendiri, melainkan menyempurnakan segenap wujud juga. Cinta Kasih itu menyempurnakan diri sendiri dan Arif Bijaksana itu menyempurnakan semua wujud”
Dalam Kitab Zhong Yong XXI disuratkan:” Hanya orang yang telah mencapai puncak iman di dunia ini dapat sempurna mengembangkan Xing (watak sejati)-nya; karena dapat sempurna mengembangkan Watak Sejatinya, maka dapat membantu mengembangkan watak sejati orang lain; karena dapat membantu mengembangkan Watak Sejati orang lain maka dapat pula membantu membantu mengembangkan Watak Sejati segenap wujud.”
Evaluasi
Soal:
1. Jelaskan situasi sosial yang memprihatinkan di masyarakat?
2. Sebutkan usaha anda untuk membarui hidup pribadi?
3. Jelaskan peranan iman dalam menumbuhkan gerakan pembaruan sosial?
4. Jelaskan bahwa kedekatan hubungan pribadi dengan Tuhan membawa daya rohani untuk membarui hidup sosial?
5. Buatlah penilaian atau tanggapan atas gerakan yang mengubah situasi sosial yang tidak baik menjadi situasi yang baik, yang telah anda lakukan
Memahami bahwa iman membarui hidup sosial.
B. Indikator Pencapaian Hasil Belajar
1. Mendeskripsikan situasi hidup sosial yang memprihatinkan.
2. Mengidentifikasi contoh usaha-usaha pembaruan hidup sosial.
3. Menjelaskan peranan iman dalam menumbuhkan gerakan pembaruan sosial
4. Menjelaskan bahwa kedekatan hubungan pribadi dengan Tuhan membarui hidup sosial.
5. Merancang dan melaksanakan sebuah gerakan yang mengubah situasi sosial di lingkungan sekitar.
6. Membuat laporan atas kegiatan.
C. Landasan Pemikiran
Dewasa ini IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi) telah membantu masyarakat dalam berbagai sektor kehidupan dan tak dapat dipungkiri semakin hari masyarakat kian bergantung dengan IPTEK. Budaya, dengan demikian telah menjadi sebuah alat evolusi yang baru. Budaya sendiri memiliki beberapa aspek, di antaranya ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi berkembang lebih dahulu, semenjak manusia menggenggam batu dan memakainya sebagai alat. Mula-mula hanya batu alam yang agak tajam. Lama kelamaan manusia menemukan cara untuk membuat sendiri batu yang lebih tajam dan tentunya lebih baik. Cara membuat “kapak” batu ini diteruskan turun temurun. Begitu pula dengan teknologi lainnya. Anak manusia selama masa kanak-kanaknya, masa bergantung kepada manusia dewasa, dapat mempelajari budaya ini pada waktu luangnya. Kemajuan IPTEK memberikan dampak positif serta dampak negatif terhadap manusia.
Dari sisi positifnya IPTEK membawa orang lebih dekat dengan Tuhan sebab pemberitaan injil dan kabar kesewlamatan tidak hanya dapat disiarkan dari mulut ke mulut namun telah dapat disiarkan dalam bentuk media massa maupun media elektronik. Dampak positif selanjutnya yakni mendekatkan orang satu sama lain berkat kecanggihan alat komunikasi dan transportasi. Orang dalam berkomunikasi tak perlu dengan surat menyurat dengan IPTEK komunikasi menggunakan internet sudah dapat dilakukan serta kecanggihan trasportasi berupa pesawat terbang memudahkan kita untuk berpergian ke tempat yang jauh tanpa menghabiskan banyak waktu. Dengan IPTEK kita dapat menghemat biaya contohnya orang tidak perlu lagi berhubungan langsung dalam berbagai masalah untuk saling berinteraksi dan melakukan transaksi bisnis . Cukup duduk didepan komputer dengan modal pulsa lokal kini bisa berinteraksi kemanca Negara. Cepat menyelesaikan masalah yang dihadapi secara cepat tanpa harus melakukan proses yang berbelit-belit . IPTEK juga memudahkan kita untuk mendapatkan kesenangan. Dengan berkembangnya teknologi berupa computer manusia dapat memakainya untuk mendapatkan hiburan bahkan mendapatkan pasangan melalui chatting menggunakan internet.
Disamping itu kemajuan IPTEK memberikan dampak negatif di masyarakat yakni perubahan tingkah laku yang didasari kebergantungan terhadap IPTEK secara berlebihan sehingga manusia tidak bergantung kepada Tuhan melainkan kepada IPTEK. Masalah seksual juga hasil dari kemajuan IPTEK. Contohnya adanya penyebaran video-video porno di internet sehingga merusak moral bangsa. Polusi udara dan air hasil dari perkembangan IPTEK terutama di bidang transportasi dan industry yang mencemari alam sekitar. Maraknya pengangguran disebabkan dari masyarakat yang tidak dapat mengikuti perkembangan IPTEK dengan baik sehingga IPTEK dijadikan tolak ukur masyarakat modern bahkan sebagai penentu untuk nasib hidup masyarakat. IPTEK juga menciptakan budaya konsumtif dimana kita akan sangat bergantung terhadap IPTEK sehingga kita akan menjadi masyarakat yang kurang berusaha dan hanya mengandalkan IPTEK untuk mencapai tujuan. Dampak negatif selanjutnya yakni timbul kesenjangan sosial antara mereka yang memanfaatkan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari dengan yang tidak.
Sebagian besar masyarakat kita merupakan masyarakat transisi, yakni masyarakat tradisional ke masyarakat modern dengan akibat segi material lebih dominan dibandingkan segi spiritual. Pemikiran tersebut didasarkan pada kemajuan ilmu teknologi dapat menyelesaikan hamper semua permasalahan yang ada sehingga dalam kasus ini iman ditantang untuk memainkan peranan yang penting.
Masyarakat impian setiap negaranya adalah masyarakat yang madani. Masyarakat madani adalah masyarakat yang memiliki aneka perbedaan dalam hidupnya tetapi tetap bersatu dalam kebersamaan , terbentuk dalam prinsip toleransi atas puralisme, yang mengakui dan menerima kenyataan adanya kemajemukan dalam masyarakat. Masyarakat madani menuntut adanya rasa saling menghormati dan menghargai satu sama lain dalam masyarakat. Dalam masyarakat madani adanya hak asasi manudia dan kebebasan manusia sebagai pola hidup sehari-harinya. Didasari pada impian Negara untuk menciptakan masyarakat madani maka muncullah berbagai macam gerakan baik bersifat pribadi maupun kelompok, gerakan ini tidak memperhitungkan perbedaan latar belakang orang atau kelompok. Contoh gerakannya yakni YSS (Yayasan Sosial Soegijapranata) yang berada di Semarang dengan tujuan mencita-citakan terwujudnya masyarakat yang berdaya dan mandiri dengan semangat cinta kasih Allah terutama bagi masyarakat kecil, lemah , dan tersingkir.
Kemajuan IPTEK yang membawa sejumlah dampak negatif yang menguncang mutu masyarakat menuntut adanya orang-orang beriman yang mampu mempertanggungjawabkan iman, harapan, dan kasihnya dengan baik kepada orang lain maupun di hadapan Tuhan. Dengan demikian orang beriman akan dapat mewujudkan imannya secara konkret dalam kehidupan sehari- hari. Contoh konkret yang dapat dilakukan orang beriman antara lain, menterlibatkan diri secara langsung dalam masalah- masalah sosial yang memprihatinkan seperti menghormati kepada fakir miskin dan ikut andil dalam membantu orang-orang miskin dan tersingkir. Orang beriman juga dituntut untuk berani memberikan kesaksian akan nilai-nilai luhur kehidupan manusia, misalnya cinta kasih, perdamaian, keadilan, daling menghormati dan menghargai sesama. Orang beriman juga harus berani menanggung resiko karna memperjuangkan untuk memulihkan martabat manusia seperti diperlakukan tidak adil oleh oknum yang menentang adanya persamaan hak dan kewajiban. Orang beriman juga seharusnya berani dan mau menolong orang lain tanpa memandang latar belakangnya.
Dalam kehidupan sehari-hari kita memang kurang peduli terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat. Bahkan terkadang kita juga turut ambil bagian dalam merusak kehidupan sosial masyarakat seperti ikut tauran antar pelajar, menanamkan budaya menyontek, mengkonsumsi narkoba, serta tidak peduli terhadap kesusahan sesama. Dengan menghindari hal tersebut kita akan turut andil dalam memperbaiki masalah sosial di dalam masyarakat.
D. Uraian Materi Pokok
1. Situasi sosial yang memprihatinkan masyarakat.
2. Usaha-usaha untuk pembaruan hidup sosial.
3. Iman menumbuhkan gerakan pembaruan sosial.
4. Kedekatan hubungan pribadi dengan Tuhan memberi daya atau kekuatan rohani untuk melakukan pembaruan sosial.
5.
E. Narasi
Kerja Adalah Kehormatan
Seorang eksekutif muda sedang beristirahat siang di sebuah kafe terbuka. Sambil sibuk mengetik di laptopnya, saat itu seorang gadis kecil yang membawa beberapa tangkai bunga menghampirinya.
”Om beli bunga Om.”
”Tidak Dik, saya tidak butuh,” ujar eksekutif muda itu tetap sibuk dengan laptopnya.
”Satu saja Om, kan bunganya bisa untuk kekasih atau istri Om,” rayu si gadis kecil.
Setengah kesal dengan nada tinggi karena merasa terganggu keasikannya si pemuda berkata, ”Adik kecil tidak melihat Om sedang sibuk? Kapan-kapan ya kalo Om butuh Om akan beli bunga dari kamu.” Mendengar ucapan si pemuda, gadis kecil itu pun kemudian beralih ke orang-orang yang lalu lalang di sekitar kafe itu. Setelah menyelesaikan istirahat siangnya, si pemuda segera beranjak dari kafe itu. Saat berjalan keluar ia berjumpa lagi dengan si gadis kecil penjual bunga yang kembali mendekatinya.
”Sudah selesai kerja Om, sekarang beli bunga ini dong Om, murah kok satu tangkai saja.” Bercampur antara jengkel dan kasihan si pemuda mengeluarkan sejumlah uang dari sakunya. ”Ini uang 2000 rupiah buat kamu. Om tidak mau bunganya, anggap saja ini sedekah untuk kamu,” ujar si pemuda sambil mengangsurkan uangnya kepada si gadis kecil. Uang itu diambilnya, tetapi bukan untuk disimpan, melainkan ia berikan kepada pengemis tua yang kebetulan lewat di sekitar sana.
Pemuda itu keheranan dan sedikit tersinggung. ”Kenapa uang tadi tidak kamu ambil, malah kamu berikan kepada pengemis?” Dengan keluguannya si gadis kecil menjawab, ”Maaf Om, saya sudah berjanji dengan ibu saya bahwa saya harus menjual bunga-bunga ini dan bukan mendapatkan uang dari meminta-minta. Ibu saya selalu berpesan walaupun tidak punya uang kita tidak bolah menjadi pengemis.”
Pemuda itu tertegun, betapa ia mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari seorang anak kecil bahwa kerja adalah sebuah kehormatan, meski hasil tidak seberapa tetapi keringat yang menetes dari hasil kerja keras adalah sebuah kebanggaan. Si pemuda itu pun akhirnya mengeluarkan dompetnya dan membeli semua bunga-bunga itu, bukan karena kasihan, tapi karena semangat kerja dan keyakinan si anak kecil yang memberinya pelajaran berharga hari itu.
F. Pendalaman dan Refleksi
1. Nilai-nilai apakah yang diperjuangkan dalam cerita di atas?
2. Subutkan kondisi-kondisi yang memprihatinkan di lingkungan sekitar anda?
3. Bagaimakah sikap anda ketika berhadapan dengan pengemis yang masih muda dan sehat?
4. Bagaimanakah peranan iman dalam hidup sosial?
G. Pengembangan Religiositas
Berikut ini disajikan beberapa pandangan dari berbagai agama dan kepercayaan tentang iman membarui hidup social. Anda juga dapat membaca sumber-sumber lain yang sesuai dengan tema untuk memperluas pengetahuan dan wawasan anda.
Agama Islam
Islam menghendaki agar masyarakat manusia itu hidup aman, tenteram, dan damai, serta sejahtera baik lahir maupun batin dibawah naungan Ilahi. Agar kehendak yang mulia tersebut terwujud, sudah tentu setiap anggota dalam masyarakat, terlebih-lebih para pemimpinnya, harus melaksanakan tugas dak kewajiban hidup bermasyarakat dengan sebaik-baiknya.
Agama Katolik
Kristus mendatangkan perubahan revolusioner pada zamannya. Baik laki-laki maupun perempuan diinisiasikan ke dalam perjanjian baru dengan satu upacara yang sama, yakni pembabtisan, sehingga boleh mengambil bagian dalam perjamuan Ekaristi secara sama sederajat. Inilah perubahan-perubahan faktual, dengan konsekuensi yang amat besar. Karena kita semua satu dalam Kristus, maka setiap orang dapat melihat dirinya dicerminkan dalam Kristus. Apapun status sosial kita atau warna kulit kita atau asal-usul kita, Kristus telah menjadi ciptaan baru dalam diri kita.
Segala sesuatu yang menjadi bagian kita menjadi milik-nya. Tak satu pun dalam diri kita yang bersifat manusiawi ditolak oleh-Nya. Dalam Kristus, kita melampauin segala pembatasan yang dikenal pada kita sebagai orang Kristiani, kita juga percaya bahwa Kristus telah menyatukan umat manusia secara radikal sebagai ‘ciptaan baru’. Bentuk-bentuk diskriminasi social dan budaya, menyangkut hak-hak asasi pribadi atau jenis kelamin, ras, warna kulit, keadaan-keadaan social, bahasa, atau agama harus dicegah dan dihilangkan karena tidak sesuai dengan rencana Allah.
Agama Kristen
Setiap orang telah belajar mengenal Kristus dan menerima pengajaran di dalam Dia, mengenakan manusia baru yang telah diciptakan menurut kehendak Allah didalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya, yaitu:
1. Membuang dusta dan berkata yang benar seorang kepada yang lain.
2. Apabila marah tidak berbuat dosa dan tidak menyimpan kemarahan
3. Tidak lagi suka mencuri tetapi bekerja keras supaya dapat membagi sesuatu pada yang berkekurangan.
4. Menjaga mulutnya agar tidak mengeluarkan kata-kata kotor, tetapi perkataan yang baik dan membangun.
5. Membuang segala kepahitan, kegeraman,kemarahan, dan pertikaian, dan fitnah serta segala kejahatan.
6. Ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni.
Agama Hindu
Para dewa tidak menghendaki kelaparan itu menyebabkan kita mati. Orang yang makan yang baik-baik itu tidak akan ditimpa kematian dalam berbagai bentuk. Orang yang murah hati, tidak akan merana, sedangkan yang tidak suka berderma tidak akan mendapatkan yang suka padanya.
Orang yang mempunyai makanan, ketika seseorang yang memerlukan dating minta makanan untuk dimakan dalam keadaan menyedihkan, ia bersikap kaku terhadapnya bahkan pula terhadap orang tua yang dating untuk minta ditolong, maka orang-orang yang demikian itu tidak akan mendapatkan teman yang suka padanya.
Dia yang memberi kepad pengemis yang lemah, yang dating padanya untuk minta makanan adalah seseorang yang dermawan. Keberhasilan akan datang padanya pada peperangan yang seru. Ia menyiapkan teman dalam kesusahan-kesusahan yang akan datang.
Tiada teman bagi dia yang tidak mau memberi apa pun kepada teman yang datang minta makanan. Biarlah ia pergi dan lebih baik ia mencari orang asing untuk membantunya. Di sini tidak ada rumah bagi dia untuk beristirahat.
Hendaklah yang kaya memuaskan yang meminta-minta, yang miskin, dan hendaknya mengarahkan pandangan ke masa depan. Kekayaan itu suatu saat datang pada seseorang, suatu saat pada orang lain ibarat roda pedati selalu berputar.
Agama Buddha
Kemajuan sosial (Sila-bhavana) adalah perkembangan hubungan lingkungan social antar manusia yang baik. Hal ini bisa diperoleh apabila seseorang melaksanakan peraturan (sila) dan mengikuti ajaran Buddha dalam hal mewujudkan keadilan social. Kehidupan lintas budaya dapat menimbulkan permasalahan penyempitan dan pemiskinan cakrawala wawasan agaman seseorang. Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain bagi setiap umat Buddha untuk mendorong dan memperkuat sirinya masing-masing dalam keyakinan Dhamma. Buddha Dhamma mengajarkan kepada kita untuk melayani orang banyak, sebagai perjuangan dan pengabdian kita untuk meringankan penderitaan umat manusia, untuk mengembangkan kehidupan beragama dan berdisiplin keagamaan. Dengan melaksanakan kebajikan-kebajikan tersebut bukan saja berarti hidup baik dan agamis tetapi juga berarti menolong kepada sesame untuk bisa hidup damai dan sejahtera.Melaksanakan kebajikan ini adalah tujuan yang harus dapat kita capai demi keberhasilan kita menghayati dan mengamalkan agama.
Menurut Buddha, ada tiga jenis kesejahteraan atau manfaat: kesejahteraan diri (attattha), kesejahteraan pihak-pihak lain (parattha), dan manfaat bagi keduanya (ubhayattha). Yang ketiga menunjukkan bahwa dua sebelumnya berjalan bergandengan tangan dan tidak bisa dipisahkan. Dengan demikian, reformasi untuk kesejahteraan diri barulah setengah dari reformasi yang diperlukan dan jika hanya itu saja yang diperjuangkan, hasilnya tidak akan membawa kita terlalu jauh. Yang setengahnya lagi adalah reformasi untuk kesejahteraan pihak-pihak lain, yaitu masyarakat.
Fungsi sosial agama Buddha yang utama saat ini adalah pelayanan ritual, sementara pengaruh moral dan spiritualnya sudah direduksi secara sedemikian drastis. Satu-satunya tanda bahwa masyarakat Thai masih lekat dengan agama Buddha adalah hubungan orang Thai dengan wihara dan biku, seperti yang diungkapkan melalui pemberian persembahan makanan, pembuatan jasa, dan akhir-akhir ini, mengikuti retret. Tapi jika kita cermati hubungan-hubungan antarwarga di seluruh masyarakat, kita lihat pengaruh agama Buddha sebenarnya sudah jauh lebih lemah daripada sebelumnya. Keegoisan, kurangnya kedermawanan, dan lebih parah lagi, eksploitasi, kejahatan, korupsi, dan penyalahgunaan fasilitas umum semakin menonjol di masyarakat Thai masa kini.
Ada dua jenis hubungan sosial: vertikal dan horizontal. Pengaruh Buddhis lebih kuat di yang pertama, seperti tercermin dalam hubungan antara umat awam dan para biku, anak-anak dan orang tua, dan bahkan hubungan orang dengan yang sakral seperti Buddha, relik Buddha, dan jasa. Tapi hubungan-hubungan horizontal di luar lingkup sempit keluarga dan sahabat lebih dipengaruhi konsumerisme dan materialisme ketimbang oleh agama Buddha.
Pengaruh agama Buddha terhadap hubungan-hubungan vertikal bagaimanapun bermanfaatnya bagi pribadi dan masyarakat, tidak cukup. Agama Buddha harus meluaskan peran dan pengaruhnya ke hubungan-hubungan horizontal, agar bisa meningkatkan kedermawanan rakyat, mengatasi kekerasan dan kejahatan, serta memperjuangkan masyarakat yang lebih damai. Peran ini tidak bisa dicapai hanya dengan ceramah seperti yang sudah-sudah, melainkan membutuhkan pemikiran ulang yang radikal dan diadaptasi secara dramatis.
Pesan Buddha berlaku sepanjang masa. Pesan ini tidak dibatasi hanya pada negara ataupun bangsa tertentu saja. Telah Beliau tunjukkan jalan di mana manusia dapat mencapai realisasi diri penuh sambil menjalani kehidupan yang dalam hubungan harmonis dengan manusia-manusia lain, makhluk-makhluk lain, dan alam sebagai keseluruhan. Ajaran-ajaran Beliau serta nilai-nilai etis yang telah Beliau babarkan secara terperinci, hingga hari ini masih sama validnya seperti semasa Beliau hidup pada abad 6 S.M.
Ada masa di mana penguasa negara seperti Kaisar Asoka dari India serta banyak penguasa lainnya di Sri Lanka, Birma, Siam, maupun negara-negara Asia lainnya berusaha menerapkan ajaran Beliau ke dalam segala aspek kehidupan negara mereka. Beberapa dari bangsa-bangsa ini disebut-sebut sebagai contoh masyarakat yang damai, harmonis, dan bahagia. Namun dalam konteks dunia masa kini, kita tak bisa lagi menemukan model-model tersebut karena kebanyakan negara Asia menjadi subyek aturan kolonial untuk jangka waktu yang lama. Selama masa kolonial, seni pemerintahan serta sains pembangunan sosial dan ekonomi Buddhis dikalahkan nilai-nilai dan struktur-struktur dominan kekuatan-kekuatan Barat. Meskipun sudah lima abad lamanya pendekatan pembangunan sosial dan ekonomi yang sedemikian materialistik dan tak seimbang itu berlangsung di negara-negara kami, syukurlah masih ada berbagai komunitas dan kelompok lokal yang mampu bertahan hidup dan terus berjuang untuk mempertahankan beberapa dari nilai-nilai Buddhis tersebut dan berusaha mengelola hubungan-hubungan sosial serta ekonomi mereka dalam cara yang hingga batasan tertentu merupakan cara Buddhis.
Agama Khonghucu
Seorang pemimpin wajib memiliki kepribadian yang Nei Sheng Wai Wang ke dalam mampu membina diri memiliki sifat-sifat suci sebagai yang disuritauladankan para Nabi dan keluar mampu memiliki kewibawaan/karisma seorang raja yang mampu memberi pengaruh yang luas kepada masyarakat dan negaranya Itulah yang dibimbing dalam Kitab Suci Da Xue.
Dalam Kitab Mengzi VII B.25 tersurat:”Orang yang keinginan-keinginannya memang layak dinamai baik (Shan). Yang dirinya memang benar-benar mempunyai kebaikan (Shan) itu, dinamai Dapat Dipercaya (Xin). Yang dapat melaksanakan sepenuhnya(kebaikan) itu, dinamai Indah (Mei). Yang keindahannya sudah sepenuhnya sehingga bercahaya dinamai Besar (Da). Yang Besar sehingga dapat membawa perubahan (terhadap lingkungan dan masyarakatnya) yang sedemikian luas dimanaya Nabi (Sheng); dan sifat Kenabian yang sampai tidak dapat di perkirakan lagi itulah mensifatkan TUHAN (Shen) sendiri.”
Didalam Kitab Zhong Yong XXIV. 3 tersurat:”Iman itu bukan dimaksudkan dengan selesai dengan menyempurnakan diri sendiri, melainkan menyempurnakan segenap wujud juga. Cinta Kasih itu menyempurnakan diri sendiri dan Arif Bijaksana itu menyempurnakan semua wujud”
Dalam Kitab Zhong Yong XXI disuratkan:” Hanya orang yang telah mencapai puncak iman di dunia ini dapat sempurna mengembangkan Xing (watak sejati)-nya; karena dapat sempurna mengembangkan Watak Sejatinya, maka dapat membantu mengembangkan watak sejati orang lain; karena dapat membantu mengembangkan Watak Sejati orang lain maka dapat pula membantu membantu mengembangkan Watak Sejati segenap wujud.”
Evaluasi
Soal:
1. Jelaskan situasi sosial yang memprihatinkan di masyarakat?
2. Sebutkan usaha anda untuk membarui hidup pribadi?
3. Jelaskan peranan iman dalam menumbuhkan gerakan pembaruan sosial?
4. Jelaskan bahwa kedekatan hubungan pribadi dengan Tuhan membawa daya rohani untuk membarui hidup sosial?
5. Buatlah penilaian atau tanggapan atas gerakan yang mengubah situasi sosial yang tidak baik menjadi situasi yang baik, yang telah anda lakukan
BERKORBAN MEMBERI HIDUP
A. Kompetensi Dasar
Memahami bahwa berkorban itu memberi hidup dan mendorong orang lain melakukan hal yang sama.
B. Indikator Pencapaian Hasil Belajar
1. Menjelaskan makna pengorbanan.
2. Menjelaskan pengorbanan memberi hidup.
3. Menjelaskan kedekatan dengan tokoh yang bersedia berkorban mendorong orang untuk melakukan hal yang sama.
4. Menjelaskan bahwa Tuhan menghendaki manusia berkorban demi kesejahteraan
5. sesama.
6. Merancang dan melaksanakan kegiatan pe-ngumpulan buku dan majalah untuk diberi-kan ke perpustakaan sekolah atau kelurahan sebagai perwujudan sikap berkorban.
7. Membuat laporan atas kegiatan.
C. Landasan Pemikiran
Meluangkan waktu untuk kerja bakti, pertemuan RT/RW, menengok tetangga yang sakit, menyapa lebih dahulu orang yang membenci, dan sebagainya, rasanya sudah mulai luntur dalam kehidupan ber-masyarakat. Yang lebih dominan adalah sikap dan semangat egoistis dan individualistis. Hal ini tidak hanya terjadi di kota besar tetapi sudah merambah di lingkungan pedesaan. Segala bentuk relasi antar-manusia mulai diukur dengan uang, sehingga jangan berharap mendapat pertolongan yang gratis sifatnya, jangan bermimpi ada orang lain mau berkorban.
Berkorban untuk hal-hal sepele saja sulit, apalagi mengorbankan jiwanya untuk orang lain. Mengapa orang sulit berkorban untuk orang lain? Karena orang mempunyai dan meyakini nilai-nilai hidupnya yang mengarah pada kesejahteraan dan kepentingan pri-badi atau individual. Nilai-nilai pribadi atau indivi-
dual ini tampak pada orang yang mementingkan ma¬teri, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kepentingan dan kepuasan diri sendiri. Berkorban itu sulit karena orang harus menentang, mengingkari, dan bahkan melepaskan nilai-nilai yang dianutnya. Sebaliknya, ada yang berpendapat bahwa pengorbanan memang diperlukan, karena orang itu mementingkan nilai-nilai kebersamaan atau sosial. Orang seperti ini me-rasa senang dan bahagia kalau sesamanya senang dan bahagia, bahkan kalau perlu orang ini mengorbankan diri demi kebahagiaan orang lain. Yang menjadi masalah adalah sejauh mana dan dalam kondisi apa pengorbanan perlu dilakukan?
Sikap berkorban yang dilakukan ini tidak jarang dipengaruhi oleh orang lain, khususnya orang yang dekat dengan kita. Orang dapat berkorban karena melihat semangat pengorbanan orang lain, karya yang nyata bagi orang lain, kepekaan menangkap penderita-an orang lain, dan cara hidup orang lain. Dampak yang dapat dirasakan atas keberadaan orang ini adalah menjadi daya dorong dan inspirasi untuk berkorban bagi orang lain. Sikap pengorbanan dapat diwujudkan dalam sikap empati, yaitu kemampuan untuk merasa-kan perasaan dan penderitaan orang lain, sikap tanpa pamrih, tidak mementingkan diri sendiri, sikap solider dan toleran, sikap bersaudara dengan orang lain, peduli terhadap penderitaan orang lain.
Ada dua macam pengorbanan yang dapat dila¬kukan orang. Pertama, pengorbanan yangbernilai ho¬rizontal, yaitu perbuatan yang dilakukan untuk kese-lamatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan orang lain, tanpa pandang bulu, baik suku, agama, ras, golongan, dan sebagainya. Misalnya pengorbanan orang tua un¬tuk membesarkan anaknya, pengorbanan pahlawan bangsa demi kemerdekaan negaranya, pengorbanan siswa-siswi untuk mengerjakan tugas pada jam ko-song, melaksanakan piket, dan sebagainya. Kedua, pengorbanan yang bernilai vertikal, yaitu perbuatan untuk mengembangkan cinta ilahi, cinta Tuhan, dalam hidupnya sebagai orang beriman. Kedua nilai pengorbanan ini saling terkait. Orang dapat berkor-ban bagi sesama kalau orang mencintai Tuhan, seba-liknya orang berkorban demi Tuhan kalau orang men¬cintai sesamanya. Tampaklah bahwa pengorbanan selalu didasarkan pada cinta, sebagai anugerah Tuhan. Dengan demikian, hidup orang beriman tidak hanya berhenti pada kegiatan ritual keagamaannya, tetapi mengimplementasikan hubungan yang akrab dengan Tuhan itu kepada sesama, khususnya yang menderita.
Praktek pengorbanan yang ada di masyarakat diharapkan berpengaruh pada diri Anda. Barangkali selama ini, dalam kehidupan sehari-hari, Anda ku-rang bertanggung jawab terhadap tugas, tidak mau melakukan tugas apalagi mengambil alih tugas teman karena takut dicap sok suci dan cari muka. Anda me¬lakukan tugas hanya sebatas kalau ada guru, disuruh guru, dan ada penilaian.
Melalui materi pokok ini, Anda diajak menyadari bahwa untuk mencapai hidup yang sejati dibutuhkan suatu pengorbanan. Kalau perlu pengorbanan jiwa sehingga hidup Anda akan lebih bermakna, dan orang lain dapat hidup sejahtera.
D. Uraian Materi Pokok
1. Makna pengorbanan.
2. Pengorbanan memberi hidup.
3. Kedekatan dengan tokoh yang bersedia ber-
4. Korban mendorong orang untuk melakukan hal yang sama. Tuhan menghendaki manusia berkorban I demi kesejahteraan sesama.
E. Studi Pustaka
Kegiatan studi pustaka berdasarkan pertanyaa yang ada pada Pendalaman dan Refleksi, yang di-j lakukan secara kelompok.
F. Pendalaman dan Refleksi
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini sebagai bahan kegiatan studi pustaka!
1. Apa makna pengorbanan?
2. Jelaskan makna pengorbanan yang dilakukan terhadap orang lain!
3. Mengapa diperlukan pengorbanan untuk mencapai hidup sejati?
4. Jelaskan bahwa kedekatan hubungan pribadi dengan orang yang bersedia berkorba dapat memberi kekuatan rohani!
G. Pengembangan Religiositas
Berikut ini disajikan beberapa pandangan daij berbagai agama dan kepercayaan tentang berkorban memberi hidup. Anda juga dapat membaca sumber-l sumber lain yang sesuai dengan tema untuk mem-l perluas wawasan dan pengetahuan Anda.
Agama Buddha
Pengorbanan dari dimensi Buddhis, didahulul dengan mengambil gambaran Sang Buddha, Sidhartal Gotama, yang rela meninggalkan keluarga dan ista-l nanya serta haknya untuk menjadi raja demi mencari jalan untuk membebaskan manusia dari penderitae Sang Buddha adalah putra mahkota dan beristri ca tik serta telah mempunyai anak yang manis dan luc Betapa berat meninggalkan mereka demi tujuan yar lebih tinggi, yaitu melepaskan manusia dari bermacam penderitaan. Jadilah Sang Buddha membawa pencerahan bagi umat manusia.
Bodhisattva adalah orang yang menginginkan kebahagiaan bagi orang lain. Dalam keadaan mulia ini, individu sarat dengan keinginan yang sederhana untuk mengabdikan diri, bahkan dengan mengorban-kan kebahagiaannya sendiri demi kesejahteraan orang lain. Dia berusaha untuk mencapai suatu ke¬adaan yang penuh kebahagiaan bagi semua makhluk.
(Ikeda, Daisaku. 1988. Buddhisme: Falsafah Hidup. Jakarta: PT Indira, him. 38)
Ketika orang berhasil mencapai kebijaksanaan yang tak terhalangi dan sempurna, sifat sejati segala sesuatu yang mampu menghentikan nafsu keinginan apa pun, ia telah mencapai alam transendental, pi-kirannya telah melampaui kondisi duniawi. Ketika ia telah melepaskan sepenuhnya dan sebaik-baiknya semua kotoran batin, pikirannya akan bebas perma-nen dari semua hal-hal duniawi ini yang sebelumnya ia sukai dan benci. Kondisi inilah yang merupakan akhir dari siksaan dan pemukulan, penikaman dan olok-olok, dan apa pun. Kondisi ini merupakan kon¬disi pembebasan dari setiap belenggu, ciri-ciri alam transendental yang tertinggi.
Agama Hindu
Svami Vivekananda berkata, "Bahkan pahlawan atau orang yang telah mencapai ambang batas kebe-basan terakhir, ia harus kembali lagi mengayunkan langkahnya membantu saudara-saudaranya yang jatuh atau yang tertinggal di belakang." Orang yang terbesar adalah ia yang mau melepaskan realisasi diri-nya dalam rangka menolong orang lain merealisasi-kan dirinya. Lebih jauh ia menunjukkan bahwa setiap individu harus mengadopsi sarana-sarana emas antara dua doktrin. Apabila seorang manusia hanyut dalam kemewahan dunia tanpa pengetahuan akan kebenaran, maka ia kehilangan jejaknya. Pada sisi
lain, apabila ia mengutuk dunia dan pergi ke hutan, menyiksa dirinya dan membunuh dirinya sendiri per-lahan-lahan dengan puasa, membuat hatinya kering, membunuh perasaan-perasaannya, menjadi kasar, keras, dan kering, ia juga menghilangkan jalannya sendiri.
Agama Katolik
Mgr. Ignatius Suharyo (Uskup Keuskupan Agung Semarang) mengatakan korban adalah sesua¬tu yang melekat dalam diri setiap manusia yang rela untuk kehilangan, rela untuk kekurangan, dan rela untuk menunda kebahagiaan. Kesediaan untuk ber-korban dengan menunda kebahagiaan sempit untuk menggapai kebahagiaan yang lebih luas. Karena itu korban mempunyai dua makna, vertikal dan hori¬zontal. Secara vertikal berkorban untuk Tuhan dan secara horizontal merelakan diri untuk kebahagiaan manusia seutuhnya. Dalam ajar an agama Katolik, korban berkaitan dengan salib. Melalui salib menuju kebangkitan. Tidak ada kebangkitan tanpa salib yang mempunyai makna dalam rangka proses kebangkitan dan penderitaan untuk kebahagiaan. Contoh teladan terhadap pengorbanan telah diperagakan Yesus yang memberikan diri seutuhnya, mengorbankan diri de-mi keselamatan umat manusia, dan yang kemudian ini menjadi inspirasi keimanan umat-Nya.
Agama Kristen
Tuhan Yesus Kristus mengajarkan bahwa setiap orang yang mau mengikut Dia harus
1. menyangkal dirinya, artinya mengorbankan keakuannya luluh dalam tekad untuk sungguh-sungguh menaati Tuhan lebih dari segalanya;
2. memikul salibnya, artinya bersedia berkorban/ menanggung resiko dari segala bentuk ketaat-annya kepada Tuhan;
3. mengikut Yesus, artinya bersedia mengikuti teladan Kristus dalam mewujudkan kasih-Nya melalui kesediaan diri untuk merendahkan diri dan berkorban bagi keselamatan banyak orang. Siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia
akan kehilangan nyawanya, tetapi barang siapa
kehilangan nyawanya karena Yesus dan karena Injil,
ia akan menyelamatkan nyawanya.
Agama Islam
Pada hakikatnya, kesediaan berkorban bagi ke-pentingan orang lain adalah benih-benih kesufian dari dasar hati manusia yang paling bening. Apabila ini dipupuk dengan keiklasan akan terbentuk kepri-badian yang melebihutamakan hak orang lain daripa-da hak diri sendiri dan melebihunggulkan kewajiban daripada balasan. Dan itulah sinyal-sinyal kehidupan sufah.
Aliran Kepercayaan
Jadilah kesembuhan bagi orang sakit, pelipur bagi yang berduka, air sejuk bagi setiap yang dahaga, hidangan sorgawi bagi setiap yang lapar, bintang bagi setiap kaki langit, cahaya bagi setiap lampu, pemba-wa kabar baikbagi setiap orang merindukan Kerajaan Tuhan.
Agama Khonghucu
Tersurat di dalam Kitab Lun Yu: "Seorang yang Luhur Budi, yang Beriman mangutamakan kepen-tingan umum, bukan hanya kelompok sendiri; se¬orang rendah budi hanya mengutamakan kelompok bukan kepentingan umum" (II: 14). "Seorang yang hanya mengejar keuntungan saja niscaya banyak yang menyesalkan" (IV: 13). "Seorang Junzi (Luhur Budi) hanya mengerti akan kebenaran, sebaliknya
orang yang rendah budi hanya mengerti akan ke¬untungan." "Bila melihat seorang yang bijaksana ber-usahalah menyamainya dan bila melihat seorang yang tidak bijaksana, periksalah dirimu sendiri" (IV 16,17). "Seorang yang berperi Cinta Kasih (Ren) ingir dapat tegak, makaberusaha agar orang lainpun tegak ia ingin maju dan sukses maka berusaha agar orang lainpun maju dan sukses."
"Seorang siswa yang berusaha hidup di dalarr Dao tidak boleh tidak berhati luas dan berkemaxiar keras karena beratlah bebannya dan jauhlah per-jalanannya, Cinta Kasih itulah bebannya, bukankal" berat? Sampai mati barulah berakhir, bukankat jauh?" (Lun Yu VIII: 7).
Nabi Kongzi bersabda: "Tentang Raja Yu sesung-guhnya tidak ada yang dapat kucela, makan minum-nya sangat sederhana, tetapi dalam sembahyang berlaku bakti benar. Pakaiannya sangat sederhana tetapi waktu melakukan sembahyang ia mengenakar pakaian dan topi yang sangat indah. Istananya sanga: sederhana, tetapi dengan sepenuh tenaga ia mengatu: saluran-saluran air (menolong rakyat dari bencanf banjir). Sungguh tidak ada yang dapat kucela tentang raja Yu"
H. Evaluasi
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
1. Jelaskan makna pengorbanan!
2. Jelaskan bahwa pengorbanan memberi hi¬dup!
3. Jelaskan bahwa kedekatan hubungan pri-badi dengan orang yang bersedia berkorbar memberi daya kehidupan!
4. Jelaskan bahwa Tuhan menghendaki manu¬sia berkorban untuk sesamanya!
5. Bagaimana penilaian atau tanggapan Andc atas kegiatan pengumpulan buku dan maja-lah yang diberikan ke perpustakaan sekolah atau kelurahan sebagai perwujudan sikar. berkorban?
Memahami bahwa berkorban itu memberi hidup dan mendorong orang lain melakukan hal yang sama.
B. Indikator Pencapaian Hasil Belajar
1. Menjelaskan makna pengorbanan.
2. Menjelaskan pengorbanan memberi hidup.
3. Menjelaskan kedekatan dengan tokoh yang bersedia berkorban mendorong orang untuk melakukan hal yang sama.
4. Menjelaskan bahwa Tuhan menghendaki manusia berkorban demi kesejahteraan
5. sesama.
6. Merancang dan melaksanakan kegiatan pe-ngumpulan buku dan majalah untuk diberi-kan ke perpustakaan sekolah atau kelurahan sebagai perwujudan sikap berkorban.
7. Membuat laporan atas kegiatan.
C. Landasan Pemikiran
Meluangkan waktu untuk kerja bakti, pertemuan RT/RW, menengok tetangga yang sakit, menyapa lebih dahulu orang yang membenci, dan sebagainya, rasanya sudah mulai luntur dalam kehidupan ber-masyarakat. Yang lebih dominan adalah sikap dan semangat egoistis dan individualistis. Hal ini tidak hanya terjadi di kota besar tetapi sudah merambah di lingkungan pedesaan. Segala bentuk relasi antar-manusia mulai diukur dengan uang, sehingga jangan berharap mendapat pertolongan yang gratis sifatnya, jangan bermimpi ada orang lain mau berkorban.
Berkorban untuk hal-hal sepele saja sulit, apalagi mengorbankan jiwanya untuk orang lain. Mengapa orang sulit berkorban untuk orang lain? Karena orang mempunyai dan meyakini nilai-nilai hidupnya yang mengarah pada kesejahteraan dan kepentingan pri-badi atau individual. Nilai-nilai pribadi atau indivi-
dual ini tampak pada orang yang mementingkan ma¬teri, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kepentingan dan kepuasan diri sendiri. Berkorban itu sulit karena orang harus menentang, mengingkari, dan bahkan melepaskan nilai-nilai yang dianutnya. Sebaliknya, ada yang berpendapat bahwa pengorbanan memang diperlukan, karena orang itu mementingkan nilai-nilai kebersamaan atau sosial. Orang seperti ini me-rasa senang dan bahagia kalau sesamanya senang dan bahagia, bahkan kalau perlu orang ini mengorbankan diri demi kebahagiaan orang lain. Yang menjadi masalah adalah sejauh mana dan dalam kondisi apa pengorbanan perlu dilakukan?
Sikap berkorban yang dilakukan ini tidak jarang dipengaruhi oleh orang lain, khususnya orang yang dekat dengan kita. Orang dapat berkorban karena melihat semangat pengorbanan orang lain, karya yang nyata bagi orang lain, kepekaan menangkap penderita-an orang lain, dan cara hidup orang lain. Dampak yang dapat dirasakan atas keberadaan orang ini adalah menjadi daya dorong dan inspirasi untuk berkorban bagi orang lain. Sikap pengorbanan dapat diwujudkan dalam sikap empati, yaitu kemampuan untuk merasa-kan perasaan dan penderitaan orang lain, sikap tanpa pamrih, tidak mementingkan diri sendiri, sikap solider dan toleran, sikap bersaudara dengan orang lain, peduli terhadap penderitaan orang lain.
Ada dua macam pengorbanan yang dapat dila¬kukan orang. Pertama, pengorbanan yangbernilai ho¬rizontal, yaitu perbuatan yang dilakukan untuk kese-lamatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan orang lain, tanpa pandang bulu, baik suku, agama, ras, golongan, dan sebagainya. Misalnya pengorbanan orang tua un¬tuk membesarkan anaknya, pengorbanan pahlawan bangsa demi kemerdekaan negaranya, pengorbanan siswa-siswi untuk mengerjakan tugas pada jam ko-song, melaksanakan piket, dan sebagainya. Kedua, pengorbanan yang bernilai vertikal, yaitu perbuatan untuk mengembangkan cinta ilahi, cinta Tuhan, dalam hidupnya sebagai orang beriman. Kedua nilai pengorbanan ini saling terkait. Orang dapat berkor-ban bagi sesama kalau orang mencintai Tuhan, seba-liknya orang berkorban demi Tuhan kalau orang men¬cintai sesamanya. Tampaklah bahwa pengorbanan selalu didasarkan pada cinta, sebagai anugerah Tuhan. Dengan demikian, hidup orang beriman tidak hanya berhenti pada kegiatan ritual keagamaannya, tetapi mengimplementasikan hubungan yang akrab dengan Tuhan itu kepada sesama, khususnya yang menderita.
Praktek pengorbanan yang ada di masyarakat diharapkan berpengaruh pada diri Anda. Barangkali selama ini, dalam kehidupan sehari-hari, Anda ku-rang bertanggung jawab terhadap tugas, tidak mau melakukan tugas apalagi mengambil alih tugas teman karena takut dicap sok suci dan cari muka. Anda me¬lakukan tugas hanya sebatas kalau ada guru, disuruh guru, dan ada penilaian.
Melalui materi pokok ini, Anda diajak menyadari bahwa untuk mencapai hidup yang sejati dibutuhkan suatu pengorbanan. Kalau perlu pengorbanan jiwa sehingga hidup Anda akan lebih bermakna, dan orang lain dapat hidup sejahtera.
D. Uraian Materi Pokok
1. Makna pengorbanan.
2. Pengorbanan memberi hidup.
3. Kedekatan dengan tokoh yang bersedia ber-
4. Korban mendorong orang untuk melakukan hal yang sama. Tuhan menghendaki manusia berkorban I demi kesejahteraan sesama.
E. Studi Pustaka
Kegiatan studi pustaka berdasarkan pertanyaa yang ada pada Pendalaman dan Refleksi, yang di-j lakukan secara kelompok.
F. Pendalaman dan Refleksi
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini sebagai bahan kegiatan studi pustaka!
1. Apa makna pengorbanan?
2. Jelaskan makna pengorbanan yang dilakukan terhadap orang lain!
3. Mengapa diperlukan pengorbanan untuk mencapai hidup sejati?
4. Jelaskan bahwa kedekatan hubungan pribadi dengan orang yang bersedia berkorba dapat memberi kekuatan rohani!
G. Pengembangan Religiositas
Berikut ini disajikan beberapa pandangan daij berbagai agama dan kepercayaan tentang berkorban memberi hidup. Anda juga dapat membaca sumber-l sumber lain yang sesuai dengan tema untuk mem-l perluas wawasan dan pengetahuan Anda.
Agama Buddha
Pengorbanan dari dimensi Buddhis, didahulul dengan mengambil gambaran Sang Buddha, Sidhartal Gotama, yang rela meninggalkan keluarga dan ista-l nanya serta haknya untuk menjadi raja demi mencari jalan untuk membebaskan manusia dari penderitae Sang Buddha adalah putra mahkota dan beristri ca tik serta telah mempunyai anak yang manis dan luc Betapa berat meninggalkan mereka demi tujuan yar lebih tinggi, yaitu melepaskan manusia dari bermacam penderitaan. Jadilah Sang Buddha membawa pencerahan bagi umat manusia.
Bodhisattva adalah orang yang menginginkan kebahagiaan bagi orang lain. Dalam keadaan mulia ini, individu sarat dengan keinginan yang sederhana untuk mengabdikan diri, bahkan dengan mengorban-kan kebahagiaannya sendiri demi kesejahteraan orang lain. Dia berusaha untuk mencapai suatu ke¬adaan yang penuh kebahagiaan bagi semua makhluk.
(Ikeda, Daisaku. 1988. Buddhisme: Falsafah Hidup. Jakarta: PT Indira, him. 38)
Ketika orang berhasil mencapai kebijaksanaan yang tak terhalangi dan sempurna, sifat sejati segala sesuatu yang mampu menghentikan nafsu keinginan apa pun, ia telah mencapai alam transendental, pi-kirannya telah melampaui kondisi duniawi. Ketika ia telah melepaskan sepenuhnya dan sebaik-baiknya semua kotoran batin, pikirannya akan bebas perma-nen dari semua hal-hal duniawi ini yang sebelumnya ia sukai dan benci. Kondisi inilah yang merupakan akhir dari siksaan dan pemukulan, penikaman dan olok-olok, dan apa pun. Kondisi ini merupakan kon¬disi pembebasan dari setiap belenggu, ciri-ciri alam transendental yang tertinggi.
Agama Hindu
Svami Vivekananda berkata, "Bahkan pahlawan atau orang yang telah mencapai ambang batas kebe-basan terakhir, ia harus kembali lagi mengayunkan langkahnya membantu saudara-saudaranya yang jatuh atau yang tertinggal di belakang." Orang yang terbesar adalah ia yang mau melepaskan realisasi diri-nya dalam rangka menolong orang lain merealisasi-kan dirinya. Lebih jauh ia menunjukkan bahwa setiap individu harus mengadopsi sarana-sarana emas antara dua doktrin. Apabila seorang manusia hanyut dalam kemewahan dunia tanpa pengetahuan akan kebenaran, maka ia kehilangan jejaknya. Pada sisi
lain, apabila ia mengutuk dunia dan pergi ke hutan, menyiksa dirinya dan membunuh dirinya sendiri per-lahan-lahan dengan puasa, membuat hatinya kering, membunuh perasaan-perasaannya, menjadi kasar, keras, dan kering, ia juga menghilangkan jalannya sendiri.
Agama Katolik
Mgr. Ignatius Suharyo (Uskup Keuskupan Agung Semarang) mengatakan korban adalah sesua¬tu yang melekat dalam diri setiap manusia yang rela untuk kehilangan, rela untuk kekurangan, dan rela untuk menunda kebahagiaan. Kesediaan untuk ber-korban dengan menunda kebahagiaan sempit untuk menggapai kebahagiaan yang lebih luas. Karena itu korban mempunyai dua makna, vertikal dan hori¬zontal. Secara vertikal berkorban untuk Tuhan dan secara horizontal merelakan diri untuk kebahagiaan manusia seutuhnya. Dalam ajar an agama Katolik, korban berkaitan dengan salib. Melalui salib menuju kebangkitan. Tidak ada kebangkitan tanpa salib yang mempunyai makna dalam rangka proses kebangkitan dan penderitaan untuk kebahagiaan. Contoh teladan terhadap pengorbanan telah diperagakan Yesus yang memberikan diri seutuhnya, mengorbankan diri de-mi keselamatan umat manusia, dan yang kemudian ini menjadi inspirasi keimanan umat-Nya.
Agama Kristen
Tuhan Yesus Kristus mengajarkan bahwa setiap orang yang mau mengikut Dia harus
1. menyangkal dirinya, artinya mengorbankan keakuannya luluh dalam tekad untuk sungguh-sungguh menaati Tuhan lebih dari segalanya;
2. memikul salibnya, artinya bersedia berkorban/ menanggung resiko dari segala bentuk ketaat-annya kepada Tuhan;
3. mengikut Yesus, artinya bersedia mengikuti teladan Kristus dalam mewujudkan kasih-Nya melalui kesediaan diri untuk merendahkan diri dan berkorban bagi keselamatan banyak orang. Siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia
akan kehilangan nyawanya, tetapi barang siapa
kehilangan nyawanya karena Yesus dan karena Injil,
ia akan menyelamatkan nyawanya.
Agama Islam
Pada hakikatnya, kesediaan berkorban bagi ke-pentingan orang lain adalah benih-benih kesufian dari dasar hati manusia yang paling bening. Apabila ini dipupuk dengan keiklasan akan terbentuk kepri-badian yang melebihutamakan hak orang lain daripa-da hak diri sendiri dan melebihunggulkan kewajiban daripada balasan. Dan itulah sinyal-sinyal kehidupan sufah.
Aliran Kepercayaan
Jadilah kesembuhan bagi orang sakit, pelipur bagi yang berduka, air sejuk bagi setiap yang dahaga, hidangan sorgawi bagi setiap yang lapar, bintang bagi setiap kaki langit, cahaya bagi setiap lampu, pemba-wa kabar baikbagi setiap orang merindukan Kerajaan Tuhan.
Agama Khonghucu
Tersurat di dalam Kitab Lun Yu: "Seorang yang Luhur Budi, yang Beriman mangutamakan kepen-tingan umum, bukan hanya kelompok sendiri; se¬orang rendah budi hanya mengutamakan kelompok bukan kepentingan umum" (II: 14). "Seorang yang hanya mengejar keuntungan saja niscaya banyak yang menyesalkan" (IV: 13). "Seorang Junzi (Luhur Budi) hanya mengerti akan kebenaran, sebaliknya
orang yang rendah budi hanya mengerti akan ke¬untungan." "Bila melihat seorang yang bijaksana ber-usahalah menyamainya dan bila melihat seorang yang tidak bijaksana, periksalah dirimu sendiri" (IV 16,17). "Seorang yang berperi Cinta Kasih (Ren) ingir dapat tegak, makaberusaha agar orang lainpun tegak ia ingin maju dan sukses maka berusaha agar orang lainpun maju dan sukses."
"Seorang siswa yang berusaha hidup di dalarr Dao tidak boleh tidak berhati luas dan berkemaxiar keras karena beratlah bebannya dan jauhlah per-jalanannya, Cinta Kasih itulah bebannya, bukankal" berat? Sampai mati barulah berakhir, bukankat jauh?" (Lun Yu VIII: 7).
Nabi Kongzi bersabda: "Tentang Raja Yu sesung-guhnya tidak ada yang dapat kucela, makan minum-nya sangat sederhana, tetapi dalam sembahyang berlaku bakti benar. Pakaiannya sangat sederhana tetapi waktu melakukan sembahyang ia mengenakar pakaian dan topi yang sangat indah. Istananya sanga: sederhana, tetapi dengan sepenuh tenaga ia mengatu: saluran-saluran air (menolong rakyat dari bencanf banjir). Sungguh tidak ada yang dapat kucela tentang raja Yu"
H. Evaluasi
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
1. Jelaskan makna pengorbanan!
2. Jelaskan bahwa pengorbanan memberi hi¬dup!
3. Jelaskan bahwa kedekatan hubungan pri-badi dengan orang yang bersedia berkorbar memberi daya kehidupan!
4. Jelaskan bahwa Tuhan menghendaki manu¬sia berkorban untuk sesamanya!
5. Bagaimana penilaian atau tanggapan Andc atas kegiatan pengumpulan buku dan maja-lah yang diberikan ke perpustakaan sekolah atau kelurahan sebagai perwujudan sikar. berkorban?
Selasa, 17 Agustus 2010
IMAN MEMPERBARUI HIDUP PRIBADI
A. Kompetensi Dasar
Memahami bahwa iman membarui hidup pribadi
B. Indikator Pencapaian Hasil Belajar
1. Mengidentifikasi pengalaman gagal dan jatuh dalam hidup pribadi
2. Mengidentifikasi contoh usaha-usaha pembaruan hidup pribadi
3. Menjelaskan peranan iman dalam hidup
4. Menjelaskan bahwa kedekatan hubungan pribadi dengan Tuhan memberi daya atau kekuatan rohani untuk membarui hidup pribadi
5. Membuat kegiatan sebagai bentuk pembaruan hidup demi masa depan
6. Membuat laporan atas kegiatan
C. Landasan Pemikiran
Setiap orang menginginkan hidupnya selalu berhasil. Kenyataan yang terjadi adalah orang sering mengalami kegagalan dalam hidupnya, misalnya gagal dalam studi, cinta, kerja, usaha, mendidik anak, pergaulan, dan sebagainya. Peristiwa kegagalan sering dihayati sebagai peristiwa akhir dari segala-galanya, atau tidak ada harapan sama sekali. Akibatnya orang semakin jatuh ke dalam kegagalan itu sendiri dan tidak mau berusaha mengatasinya. Orang lebih memilih untuk lari dari kenyataan, dengan melakukan sesuatu yang dianggapnya mampu mengatasi persoalan tersebut, misalnya minum minuman keras, mengkonsumsi narkoba, berjudi, begadang, foya-foya, dan sebagainya. Bila hal ini tidak mampu mengatasi kegagalan hidupnya, orang menjadi frustasi, putus asa, dan akhirnya melakukan bunuh diri.
Sebaliknya, ada orang yang mengalami kegagalan, tetapi mampu menyikapi kegagalan itu dengan bijaksana. Orang tidak larut dalam kegagalan, tetapi mau bangkit dan berusaha agar tidak mengalami kegagalan lagi. Orang seperti ini boleh mengalami perubahan hidup pribadinya. Perubahan hidup itu dapat terjadi kalau orang memiliki lima sikap :
1. EMPATI, yaitu kesanggupan untuk merasakan dan mengerti dengan tepat apa yang dialami dan dirasakan, serta mampu mengungkapkan pengertian itu dengan jelas.
2. OTENTIK, yaitu sikap jujur dan terbuka untuk mengungkapkan apa yang sesungguhnya ada dalam dirinya. Tidak menutup-nutupi meski nyatanya jelek atau memalukan.
3. RESPEK, yaitu sikap mau menerima diri apa adanya dengan penuh kasih, karena sadar bahwa dirinya tetap bernilai dan memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi lebih baik.
4. KONFRONTASI, yaitu sikap mau mencari kekurangan dan kelemahan diri, serta menyadari sepenuhnya bahwa kekurangan dan kelemahan itu sebagai miliknya.
5. PERWUJUDAN DIRI, yaitu sikap berjuang untuk mencapai realisasi diri yang semakin penuh.
Sikap-sikap inilah yang menjadikan orang mau bangkit dan berusaha membarui diri dan hidupnya. Pembaruan ini dapat dilakukan dengan merefleksi keberhasilan dan kegagalan yang dialami, menerima kenyataan yang dialami, bertanya kepada teman atau sahabat, berdoa, dan sebagainya.
Tuhan menciptakan dunia dan manusia karena kebaikan-Nya, serta untuk membagikan kebaikan-Nya, tetapi orang selalu bertanya : mengapa saya susah? Mengapa saya gagal? Mengapa saya menderita? Di sini, orang ditantang untuk mengakui kebaikan Tuhan, meski mengalami kegagalan dan penderitaan yang dapat menghancurkan hidupnya. Kegagalan dan penderitaan tidak perlu diterangkan, tetapi harus dihadapi baik secara pribadi maupun bersama dengan Tuhan. Harapannya bahwa orang dapat menerima hidup dan tetap menghargainya sebagai anugerah Tuhan. Sikap seperti ini sungguh mengandaikan adanya iman akan Allah Pencipta. Dalam iman, orang menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan sehingga menimbulkan harapan akan janji Tuhan yang diberikan kepadanya. Iman berarti jawaban atas panggilan Tuhan, penyerahan diri kepada Tuhan yang menjumpai orang secara pribadi. Dengan demikian, semakin beriman dan dekat dengan Tuhan, orang semakin tergerak untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya dengan bersikap jujur, selalu bersyukur, dapat menerima orang lain, menyadari kelemahan, mau berusaha ketika gagal, selalu berdoa, dan sebagainya.
Melalui materi pokok ini, Anda diajak untuk menyadari bahwa dalam hidup ini Anda dapat mengalami kegagalan dan keberhasilan. Ketika berhasil, Anda dapat menerima keberhasilan itu dan mensyukurinya. Tetapi ketika gagal, Anda tidak menyalahkan orang lain atau penyebab lain atau lari dari kenyataan, namun berani untuk bangkit dan membangun semangat baru guna menatap masa depan. Selain itu, Anda diajak untuk menyadari bahwa iman dapat membarui hidup pribadi Anda.
Berdasarkan pengalaman jatuh (ke dalam dosa), manusia bisa menyadari kelemahan-kelemahan dirinya. Dengan pernah jatuh ke dalam dosa seseorang akan terhindar dari kesombongan diri (dengan syarat bahwa dia benar-benar sadar dan bertobat). Oleh karena itu, kesalahan dan dosa kiranya bisa dipandang dari dua sudut.
Sudut pandang pertama adalah sudut pandang positif. Orang yang berpandangan positif senantiasa mampu mengambil makna-makna positif dalam hidup, termasuk dari hal-hal yang buruk dan negatif. Berkenaan dengan dosa, kalau dilihat dari sudut pandang positif akan membuat manusia berkembang lebih lanjut, karena hanya dengan pengalaman jatuh maka manusia bisa mempunyai pengalaman bangun.
Sudut pandang kedua, sudut pandang negatif. Orang yang berpandangan negatif akan memandang dosa sebagai sebuah hal yang harus disingkiri terus-menerus dan dengan sebuah usaha yang sangat keras. Sebuah sikap yang bagus. Tetapi kalau suatu saat dirinya jatuh ke dalam dosa, dia akan menyesal tiada hentinya dan me¬ngutuki dirinya tanpa henti seakan-akan dirinya adalah manusia yang tidak berguna lagi karena perbuatannya itu. Dengan demikian, orang yang mempunyai pan¬dangan kedua ini senantiasa menyalahkan diri (dan mungkin juga orang lain). Dia tidak akan mau tahu mengapa dirinya sampai jatuh karena dia sudah ber¬usaha keras untuk menghindari jatuh.
Pertobatan yang sejati menuntut orang yang jatuh ke dalam dosa untuk berusaha sekuat mungkin untuk tidak jatuh lagi ke dalam dosa yang sama, tetapi seandainya jatuh juga, dia akan bisa menerimanya dengan penuh tawakal karena masih percaya akan kerahiman Allah. ltu tidak berarti bahwa orang tersebut mentolerir dosa. Sebab dosa memang sesuatu yang harus disingkiri, tetapi peristiwa kejatuhan adalah peristiwa yang lain lagi.
Sesuatu yang terjadi di masa lampau berkenaan dengan hidup seseorang memang dalam satu segi mempunyai nilai kenangan tersendiri. Bahkan sesuatu yang pahit pun enak untuk dikenang dan dijadikan sebuah pelajaran yang sangat berharga untuk masa depan. Tetapi ada sebuah atau beberapa peristiwa yang membuat seseorang mempunyai sebuah luka batin yang sangat mendalam. Luka batin ini senantiasa menimbulkan rasa perih bila diingat. Ini termasuk peristiwa dosa tentunya. Tetapi pada umumnya luka batin tidak berhubungan langsung dengan peristiwa dosa.
Peristiwa dosa tentu tidak enak dan senantiasa menekan bagi orang yang bersangkutan. Dalam hal inilah agama Katolik mempunyai sebuah sarana yang bagus sekali, yang disebut Sakramen Rekonsiliasi atau Sakramen Tobat. Dengan menerima sakramen ini pasti secara psikologis seseorang merasa terlepas dari dosa sebab dia merasa diterima kembali. Penerimaan inilah sebuah obat yang mujarab bagi orang yang berdosa.
Seandainya tidak ada dosa, mungkin Penebus juga tidak datang. Tetapi bagi mereka yang sudah ditebus, semoga dosa itu bisa ditekan seminimal mungkin. Apa yang kita perbuat di masa lampau, kita jadikan sebuah pelajaran yang amat ber¬harga. Peristiwa dosa kalau direfleksi¬kan dan diolah dalam suasana dan sikap tobat akan mendatangkan suatu pencerahan bahkan akan men¬jadikan seseorang sebagai manusia baru. Juga karena kita tidak pernah luput dari dosa, hendaklah kita pun mampu memberikan penerimaan dan pengampunan bagi orang yang bersalah. Sebab bila kita saling meng¬ampuni, maka Allah akan memberikan ampun kepada kita.
D. Uraian Materi Pokok
1. Pengalaman gagal dan jatuh dalam hidup pribadi
2. Usaha-usaha pembaruan hidup pribadi
3. Peranan iman dalam hidup
4. Kedekatan hubungan pribadi dengan Tuhan memberi daya atau kekuatan rohani untuk membarui hidup pribadi
E. Narasi
Sudah Tobat, Tapi Masih Jatuh Juga
Syallom, saya bertobat tiga tahun lalu, tapi masih saja jatuh dalam dosa yang sama. Saya ingin keluar, tapi bagaimana? Tolong saya, Pak Pendeta!
(Ita, Ambon).
Tuhan tidak mempermasalahkan kejatuhan kita, tapi yang penting kita mau bangkit. Siapa pun bisa jatuh. Jangankan yang baru bertobat, yang pendeta saja masih bisa terjungkal. Tuhan melihat kebangkitan, bukan kejatuhan. Tapi jangan sampai kita jatuh ke dalam lubang yang sama karena itu berarti kita masih terikat dan ikatannya belum selesai.
Kalau sudah memohon ampun, Anda seharusnya tidak berbuat dosa lagi. Jika Anda masih ingin terus berbuat dosa, itu menandakan Anda belum bertobat. Walaupun sudah sering jatuh, Anda harus bangkit lagi. Berusahalah jangan berbuat dosa lagi. Siapa tahu, belum sempat bangkit bertobat, nyawa Anda sudah dicabut. Ayo berjuang, Anda membutuhkan tekad yang lebih keras.
Pdt. Pengky Andu
(Sumber : Majalah Bahana)
F. Pendalaman dan Refleksi
Jawablah petanyaan–pertanyaan di bawah ini!
1. Apa yang dialami oleh Ita dalam bacaan di atas?
2. Ceritakan pengalaman gagal dan jatuh yang pernah Anda alami!
3. Sebutkan contoh usaha pembaruan hidup pribadi!
G. Pengembangan Religiositas
Berikut ini disajikan beberapa pandangan dari berbagai agama dan kepercayaan tentang iman membarui hidup pribadi. Anda juga dapat membaca sumber – sumber lain yang sesuai dengan tema untuk memperluas wawasan dan pengetahuan Anda.
Agama Katolik
Iman adalah jawaban atas panggilan yang diterima dengan penuh percaya. Dengan mengikuti panggilan, orang diterangi sehingga semakin mengerti dan mengetahui betapa besar cinta kasih ilahi. Panggilan ini pantas dijawab dengan mencintai Tuhan dengan segenap hati. Dengan beriman, manusia menyerahkan diri seluruhnya secara bebas kepada Tuhan, dengan menundukkan akal budi dan kemauan kepada Tuhan yang menyampaikan wahyu-Nya, dan dengan menerima isi wahyu secara rela.
(Heuken, SJ. 1993. Ensiklpedi Gereja jilid II. Jakarta: Cipta Loka Caraka, hlm 84, 85)
Bagaimana manusia dapat mengakui kebaikan Tuhan, dalam pengalaman kemalangan yang menghancurkan hidupnya dan oleh karena itu juga mengancam imanya? Iman Kristen tidak memberikan jawaban yang murah, melainkan menunjuk pada salib Kristus “yang dengan mengabaikan kebaikan kehinaan, tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia” (Ibrani 12:2). Iman Kristen, yang mau mengikuti jejak Kristus, berusaha menerima hidup seadanya dan tetap menghargai sebagai anugerah Allah. Iman mencari dasar kekuatannya dalam solidaritas Tuhan dengan manusia, sebab kemalangan adalah beban yang tidak dapat dimengerti, namun harus dihadapi.
(KWI. 1996. Iman Katolik. Yogyakarta-Jakarta: Kanisius-Obor, hlm.158)
Agama Katolik itu tidak ada tujuannya, karena ia hanya sebuah sarana, tegasnya suatu sistem, seberkas sarana yang bermaksud membantu orang untuk sampai kepada tujuannya.
Sebagai sarana, agama itu ciptaan manusia, yaitu sekelompok manusia yang menganut suatu keyakinan, suatu visi khusus mengenai manusia dan Allah. Keyakinan itu hasil sejarah panjang, tetapi pada dasarnya berpangkal pada Yesus, seorang Yahudi asal Nazaret, yang sekitar tahun 1 Masehi tampil dipanggung sejarah.
Jadi dalam pembentukkan keyakinan khusus yang menciptakan antara lain agama Roma Katolik ada dua pihak yang berperan, yaitu (1) manusia pada umunya, khususnya Yesus yang secara tajam terlibat dalam pengalaman manusia pada umumnya, dan (2) Allah sebagaimana diimani; Dialah yang menjadi kunci pengertian pengalaman manusia dan melalui pengalaman semakin dikenal.
Pada prinsipnya, agama tidak pernah mau menggantikan manusia dengan “Allah” dan membuat Allah melayani kebutuhan yang dapat dilayani manusia sendiri. Boleh jadi, agama sering disalahartikan dan disalahgunakan secara demikian. Namun kalau itu terjadi, maka agama itulah yang merosot dan telah menjadi takhayul. Agama sejati membiarkan manusia sendiri mencari akal untuk semakin melayani kebutuhan materiil, sosial dan personalnya.
Sudah nyata – menurut keyakinan Kristen Katolik – bahwa Allah menawarkan diri-Nya kepada manusia, sehingga kemanusiaannya (dapat) menjadi utuh – sempurna dalam Allah. Itulah yang akhirnya dicari manusia dan itulah yang menjadi tujuannya.
Agama Roma Katolik merupakan suatu sarana yang diciptakan para penganut keyakinan tersebut. Maksudnya untuk menyebarkan, menawarkan keyakinan itu kepada orang – orang lain. Agama Katolik menyediakan pula sejumlah sarana terinci yang dapat menolong orang untuk mencapai tujuannya agar dengan sebaik – baiknya menanggapi tawaran diri Allah.
Allah itu bukan tujuan agama Katolik, melainkan tujuan setiap manusia!
Agama Kristen
Iman dipahami sebagai sikap dan tindakan manusia yang percaya kepada kehadiran Allah dalam diri Yesus Kristus. Percaya (to believe) dan mempercayakan (to trust) adalah sikap dan tindakan manusia yang mau mengarahkan, mengendalikan hidup kepada Allah dan di dalam Allah. Sikap manusia yang ingin selalu bersekutu dengan Allah. Dalam iman terkandung ketaatan kepada Allah, yaitu sikap percaya kepada Allah. Kemudian pengetahuan tentang Allah. Dasar pengetahuan tentang Allah yang menyatakan diri-Nya dalam Yesus Kristus. Sebagai orang Kristen, kita dituntut untuk terus berupaya mengetahui tentang Allah. Harapan dan iman menempatkan kita dalam kerangka janji keselamatan yang akan kita terima pada waktunya kelak. Keselamatan adalah anugerah Allah. Oleh sebab itu, tidak ada sesuatu yang patut dibanggakan oleh manusia selain rasa syukur, terima kasih kepada Allah yang telah membebaskan manusia dari dosa. Manusia harus mambarui hidupnya terus-menerus. Pembaruan hidup yang mengarah kepada kehidupan Yesus sebagai contoh.
(Redaksi PAK-PGI. 2001. Suluh Siswa, Buku Pendidikan Agama Kristen SMU kelas I, hlm16,17. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia)
Agama Islam
Adapun fungsi iman kepada Alloh SWT adalah:
1. Menyadarkan manusia untuk selalu ingat kepada Alloh SWT. Manusia yang senantiasa ingat Alloh SWT tentu akan memperoleh banyak hikmah.
2. Mengembangkan kemampuan untuk melaksanakan segala perintah Alloh dan menjauhi segala larangan-Nya. Orang yang betul - betul beriman pada Alloh tentu akan memiliki jiwa ihsan (keyakinan seakan-akan berhadapan dengan Alloh atau perbuatannya selalu dilihat Alloh).
Orang yang berjiwa ihsan tentu akan senantiasa bertakwa, sedangkan orang bertakwa tentu akan memperoleh surga dan terhindar dari neraka.
(Syamsuri & Yunus, Mohamad.1995.Pendidikan agama Islam untuk SMU kelas I, hlm 41. Jakarta: Erlangga)
Agama Hindu
Kitab suci Bhagavadgita, Adhyaya XIII, sloka 8 menyatakan bahwa manusia terikat oleh keduniawian berupa: janma-mrtyu-jara-vyadhi-dukha-dosa, yaitu berupa kelahiran-kematian-umur tua-penyakit-penderitaan lahir dan batin dan dosa (kesalahan). Dunia material ini membelenggu setiap manusia. Seseorang yang tidak tanggap atau tidak mengerti kenyataan ini menjadi terombang-ambing dalam samudera hidup yang luas. Tidak sedikit yang terhempas, jatuh dan terlempar ke jurang kenistaan yang sangat gelap. Dunia material membelenggu dan menipu orang sehingga lupa akan kesejatiannya.
Bagaimanakah seseorang dapat melepaskan diri dari belenggu dunia material ini? Diturunkannya ajaran dharma ataupun agama kepada umat manusia adalah agar manusia dapat melepaskan diri dari belenggu yang menyesatkan itu. Memang artha dan kama, dalam ajaran Hindu, adalah suatu kebutuhan, tetapi mencarinya harus berdasarkan dharma. Dharma ibarat perahu, sang diri adalah nelayannya, air adalah artha dan kama adalah nafsu, yaitu angin yang berhembus di tengah samudera luas. Seorang nelayan yang ahli, mampu mengantarkan perahu mencapai tujuan dengan menggunakan air dan memanfaatkan angin sebaik-baiknya sehingga tidak tenggelam dalam menghadapi gelombang yang kadang-kadang sangat tinggi membentur perahu. Menyadari hakikat dan tujuan hidup, seseorang yang memiliki kesadaran rohani mampu mangatasi gelombang hidup. Untuk meningkatkan kesadaran rohani, maka usaha mendalami dan mengamalkan ajaran agama terus-menerus adalah mutlak. Untuk memahami dan mengamalkan ajaran agama, sebagai usaha mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, ajaran Agama Hindu memberikan berbagai jalan. Secara umum dibedakan melalui bhakti, karma, jnana, dan yoga marga.
Agama Buddha
Apa artinya pencapaian Penerangan Sempurna oleh Buddha Gotama bagi manusia?
Pertama, Buddha Gotama membuka mata kita akan adanya suatu potensi di dalam diri umat manusia untuk mencapai kesempurnaan. Ia menyibak awan ketidaktahuan dan mendorong kita mengembangkan potensi itu secara maksimal. Potensi inilah yang dikenal sebagai hakikat kebuddhaan.
Kedua, Buddha Gotama membukakan pintu menuju pembebasan kepada semua makhluk tanpa pilih bulu. Kasta, warna kulit, jenis kelamin, atau label-label agama, tidak berarti bagi-Nya: semua bisa memperoleh manfaat dari Dharma.
Ketiga, Buddha Gotama telah menunjukkan bahwa pencapaian Penerangan Sempurna dan pelepasan dari penderitaan adalah mungkin – tanpa harus menggantungkan diri pada faktor-faktor luar seperti: upacara-upacara, pemberian kurban, dan sebagainya. Manusia memiliki kapasitas untuk menyelamatkan dirinya sendiri, seandainya ia menyadari hal itu dan mengetahui jalannya.
Terakhir, Buddha Gotama telah memberikan wawasan spiritual-wawasan akan pencapaian Penerangan atas usaha sendiri. Ia merupakan ideal spiritual yang dapat diteladani. Orang selalu dapat diilhami oleh contoh agung-Nya. Dilahirkan sebagai manusia, dan atas usaha sendiri Ia mencapai Penerangan Sempurna.
Dengan demikian kita tahu bahwa pencapaian Kebebasan itu bukan terjadi dengan sendirinya, atau pun tergantung takdir, melainkan sesuatu yang mungkin dapat dicapai dengan usaha manusia.
Seluruh ajaran sang Buddha dapat dinyatakan dalam dua kalimat. Yang pertama, “Berusahalah untuk membantu makhluk lain.” Yang kedua, “Jika tidak bisa, setidaknya jangan menyakiti makhluk lain.” Kedua ajaran ini didasarkan pada Belas Kasih, kasih pada sesama. Dasar dari semuanya ini adalah perasaan ke-‘aku’-an yang nyata.
Belas kasih yang berdasarkan pertimbangan dan perasaan dapat diperluas bahkan terhadap musuh kita. Cinta kasih dan belas kasih yang kita alami sehari-hari sebenarnya sangat dipenuhi dengan kemelekatan, maka perasaan tersebut tidak dapat mencakup musuh kita. Perasaan tersebut berpusat pada kepentingan diri sendiri. Kebalikan dari perasaan ini adalah pengakuan kita secara jelas akan pentingnya dan hak dari sesama kita. Seandainya belas kasih dikembangkan dengan sudut pandang seperti ini, maka kita pun akan memiliki Belas Kasih kepada musuh-musuh kita.
Dalam upaya mengembangkan dorongan Belas Kasih, kita harus memiliki toleransi (tenggang rasa) dan kesabaran. Dalam melatih tenggang rasa, musuh adalah guru yang terbaik. Musuh dapat mengajarkan tenggang rasa, yang mana guru atau orang tua tidak dapat melakukan hal itu. Oleh karenanya, dari sudut pandang ini, musuh kita benar-benar membantu; musuh merupakan kawan dan sekaligus guru terbaik kita.
Perasaan belas kasih lebih mengutamakan kesejahteraan orang lain dari pada kesejahteraan kita sendiri. Sifat menghargai kepentingan orang lain dan mengabaikan kepentingan diri sendiri tidaklah dapat dibangun secara serta-merta, namun diperlukan latihan. Dalam ajaran Buddha, terdapat dua upaya utama untuk membangun sikap altruistik (sifat mengutamakan kepentingan pihak lain) seperti itu.
Upaya pertama adalah dengan menyetarakan dan menukarkan diri sendiri dengan orang lain. Upaya kedua disebut tujuh tahap sebab-akibat yang patut diteladani, yaitu:
1. Menganggap semua makhluk hidup sebagai ibu kandung.
2. Menyadari kebaikan mereka.
3. Mengembangkan niat untuk membalas kebaikan mereka.
4. Cinta Kasih.
5. Belas Kasih.
6. Niat yang luar biasa.
7. Keinginan altruistik untuk Tercerahkan.
Hal kedua, khususnya dalam ajaran agama Buddha adalah Kebijaksanaan, yaitu kepiawaian dalam menjalankan nilai-nilai luhur yang merupakan upaya untuk pencapaian Pencerahan Sempurna. Tanpa pengetahuan dan tanpa sepenuhnya mendayagunakan kecerdasan, sangatlah sulit untuk mencapai kebijasanaan yang nyata.
Dikatakan bahwa dengan bantuan Kebijaksanaan, Belas Kasih dapat menjadi tanpa batas. Ini karena faktor mental yang buruk (akusala caitasika)menghalangi pembentukan Belas Kasih tanpa batas.
Akar dari ajaran Buddha adalah Empat Kebenaran Ariya, yaitu: Ketidak-memuaskanan hidup, sumber ketidak-memuaskanan, berakhirnya ketidak-memuaskanan, dan jalan mengakhiri ketidak-memuaskanan. Empat Kebenaran Ariya terdiri dari dua kelompok sebab dan akibat: ketidak-memuaskanan dan sumbernya: serta berakhirnya ketidak-memuaskanan dan jalan mengakhirinya. Ketidak-memuaskanan ibarat penyakit; kondisi eksternal dan internal yang menyebabkan penyakit merupakan sumber ketidak-memuaskanan. Sembuh dari penyakit tersebut merupakan berakhirnya ketidak-memuaskanan dan sumber-sumbernya. Obat yang menyembuhkan penyakit itu adalah jalan sejati.
Agama Khonghucu
Di dalam kitab Zhong Yong tersurat: Cheng (Iman) itulah Jalan Suci Tuhan (TIAN Dao) berusaha beroleh Iman itulah Jalan Suci Manusia (Ren Dao). Yang sudah di dalam Iman itu dengan tanpa memaksakan diri telah dapat berlaku Tengah Tepat (Zhong) dengan tanpa banyak berpikir telah berhasil dan dengan wajar selaras dengan Dao, dialah seorang Nabi. Yang beroleh Iman itu ialah orang yang setelah memilih yang terbaik lalu didekap sekokoh-kokohnya. Banyak-banyaklah belajar, pandai-pandailah bertanya, jelas-jelaslah menguraikan/ menganalisanya dan sungguh-sungguhlah melaksanakannya (XIX: 19, 20).
Di dalam Kitab Da Xue tersurat: “Tekunlah di dalam Kebajikan yang bercahaya (Ming De).” “Bila suatu hari dapat membaharui diri, perbaharuilah terus tiap hari dan jagalah agar baharu selama-lamanya.” “Jadilah rakyat yang baharu (Xin Min)” (Bab I: 1; Bab II: 1 & 2).
H. Evaluasi
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
1. Identifikasikan pengalaman gagal dan jatuh dalam hidup pribadi Anda!
2. Identifikasikan contoh usaha-usaha pembaharuan hidup pribadi Anda!
3. Jelaskan peranan iman dalam hidup Anda!
4. Jelaskan bahwa kedekatan hubungan pribadi dengan Tuhan memberi daya atau kekuatan rohani untuk membaharui hidup pribadi!
5. Ceritakan hasil yang Anda peroleh dari kegiatan yang dapat membarui hidup Anda demi masa depan!
Memahami bahwa iman membarui hidup pribadi
B. Indikator Pencapaian Hasil Belajar
1. Mengidentifikasi pengalaman gagal dan jatuh dalam hidup pribadi
2. Mengidentifikasi contoh usaha-usaha pembaruan hidup pribadi
3. Menjelaskan peranan iman dalam hidup
4. Menjelaskan bahwa kedekatan hubungan pribadi dengan Tuhan memberi daya atau kekuatan rohani untuk membarui hidup pribadi
5. Membuat kegiatan sebagai bentuk pembaruan hidup demi masa depan
6. Membuat laporan atas kegiatan
C. Landasan Pemikiran
Setiap orang menginginkan hidupnya selalu berhasil. Kenyataan yang terjadi adalah orang sering mengalami kegagalan dalam hidupnya, misalnya gagal dalam studi, cinta, kerja, usaha, mendidik anak, pergaulan, dan sebagainya. Peristiwa kegagalan sering dihayati sebagai peristiwa akhir dari segala-galanya, atau tidak ada harapan sama sekali. Akibatnya orang semakin jatuh ke dalam kegagalan itu sendiri dan tidak mau berusaha mengatasinya. Orang lebih memilih untuk lari dari kenyataan, dengan melakukan sesuatu yang dianggapnya mampu mengatasi persoalan tersebut, misalnya minum minuman keras, mengkonsumsi narkoba, berjudi, begadang, foya-foya, dan sebagainya. Bila hal ini tidak mampu mengatasi kegagalan hidupnya, orang menjadi frustasi, putus asa, dan akhirnya melakukan bunuh diri.
Sebaliknya, ada orang yang mengalami kegagalan, tetapi mampu menyikapi kegagalan itu dengan bijaksana. Orang tidak larut dalam kegagalan, tetapi mau bangkit dan berusaha agar tidak mengalami kegagalan lagi. Orang seperti ini boleh mengalami perubahan hidup pribadinya. Perubahan hidup itu dapat terjadi kalau orang memiliki lima sikap :
1. EMPATI, yaitu kesanggupan untuk merasakan dan mengerti dengan tepat apa yang dialami dan dirasakan, serta mampu mengungkapkan pengertian itu dengan jelas.
2. OTENTIK, yaitu sikap jujur dan terbuka untuk mengungkapkan apa yang sesungguhnya ada dalam dirinya. Tidak menutup-nutupi meski nyatanya jelek atau memalukan.
3. RESPEK, yaitu sikap mau menerima diri apa adanya dengan penuh kasih, karena sadar bahwa dirinya tetap bernilai dan memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi lebih baik.
4. KONFRONTASI, yaitu sikap mau mencari kekurangan dan kelemahan diri, serta menyadari sepenuhnya bahwa kekurangan dan kelemahan itu sebagai miliknya.
5. PERWUJUDAN DIRI, yaitu sikap berjuang untuk mencapai realisasi diri yang semakin penuh.
Sikap-sikap inilah yang menjadikan orang mau bangkit dan berusaha membarui diri dan hidupnya. Pembaruan ini dapat dilakukan dengan merefleksi keberhasilan dan kegagalan yang dialami, menerima kenyataan yang dialami, bertanya kepada teman atau sahabat, berdoa, dan sebagainya.
Tuhan menciptakan dunia dan manusia karena kebaikan-Nya, serta untuk membagikan kebaikan-Nya, tetapi orang selalu bertanya : mengapa saya susah? Mengapa saya gagal? Mengapa saya menderita? Di sini, orang ditantang untuk mengakui kebaikan Tuhan, meski mengalami kegagalan dan penderitaan yang dapat menghancurkan hidupnya. Kegagalan dan penderitaan tidak perlu diterangkan, tetapi harus dihadapi baik secara pribadi maupun bersama dengan Tuhan. Harapannya bahwa orang dapat menerima hidup dan tetap menghargainya sebagai anugerah Tuhan. Sikap seperti ini sungguh mengandaikan adanya iman akan Allah Pencipta. Dalam iman, orang menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan sehingga menimbulkan harapan akan janji Tuhan yang diberikan kepadanya. Iman berarti jawaban atas panggilan Tuhan, penyerahan diri kepada Tuhan yang menjumpai orang secara pribadi. Dengan demikian, semakin beriman dan dekat dengan Tuhan, orang semakin tergerak untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya dengan bersikap jujur, selalu bersyukur, dapat menerima orang lain, menyadari kelemahan, mau berusaha ketika gagal, selalu berdoa, dan sebagainya.
Melalui materi pokok ini, Anda diajak untuk menyadari bahwa dalam hidup ini Anda dapat mengalami kegagalan dan keberhasilan. Ketika berhasil, Anda dapat menerima keberhasilan itu dan mensyukurinya. Tetapi ketika gagal, Anda tidak menyalahkan orang lain atau penyebab lain atau lari dari kenyataan, namun berani untuk bangkit dan membangun semangat baru guna menatap masa depan. Selain itu, Anda diajak untuk menyadari bahwa iman dapat membarui hidup pribadi Anda.
Berdasarkan pengalaman jatuh (ke dalam dosa), manusia bisa menyadari kelemahan-kelemahan dirinya. Dengan pernah jatuh ke dalam dosa seseorang akan terhindar dari kesombongan diri (dengan syarat bahwa dia benar-benar sadar dan bertobat). Oleh karena itu, kesalahan dan dosa kiranya bisa dipandang dari dua sudut.
Sudut pandang pertama adalah sudut pandang positif. Orang yang berpandangan positif senantiasa mampu mengambil makna-makna positif dalam hidup, termasuk dari hal-hal yang buruk dan negatif. Berkenaan dengan dosa, kalau dilihat dari sudut pandang positif akan membuat manusia berkembang lebih lanjut, karena hanya dengan pengalaman jatuh maka manusia bisa mempunyai pengalaman bangun.
Sudut pandang kedua, sudut pandang negatif. Orang yang berpandangan negatif akan memandang dosa sebagai sebuah hal yang harus disingkiri terus-menerus dan dengan sebuah usaha yang sangat keras. Sebuah sikap yang bagus. Tetapi kalau suatu saat dirinya jatuh ke dalam dosa, dia akan menyesal tiada hentinya dan me¬ngutuki dirinya tanpa henti seakan-akan dirinya adalah manusia yang tidak berguna lagi karena perbuatannya itu. Dengan demikian, orang yang mempunyai pan¬dangan kedua ini senantiasa menyalahkan diri (dan mungkin juga orang lain). Dia tidak akan mau tahu mengapa dirinya sampai jatuh karena dia sudah ber¬usaha keras untuk menghindari jatuh.
Pertobatan yang sejati menuntut orang yang jatuh ke dalam dosa untuk berusaha sekuat mungkin untuk tidak jatuh lagi ke dalam dosa yang sama, tetapi seandainya jatuh juga, dia akan bisa menerimanya dengan penuh tawakal karena masih percaya akan kerahiman Allah. ltu tidak berarti bahwa orang tersebut mentolerir dosa. Sebab dosa memang sesuatu yang harus disingkiri, tetapi peristiwa kejatuhan adalah peristiwa yang lain lagi.
Sesuatu yang terjadi di masa lampau berkenaan dengan hidup seseorang memang dalam satu segi mempunyai nilai kenangan tersendiri. Bahkan sesuatu yang pahit pun enak untuk dikenang dan dijadikan sebuah pelajaran yang sangat berharga untuk masa depan. Tetapi ada sebuah atau beberapa peristiwa yang membuat seseorang mempunyai sebuah luka batin yang sangat mendalam. Luka batin ini senantiasa menimbulkan rasa perih bila diingat. Ini termasuk peristiwa dosa tentunya. Tetapi pada umumnya luka batin tidak berhubungan langsung dengan peristiwa dosa.
Peristiwa dosa tentu tidak enak dan senantiasa menekan bagi orang yang bersangkutan. Dalam hal inilah agama Katolik mempunyai sebuah sarana yang bagus sekali, yang disebut Sakramen Rekonsiliasi atau Sakramen Tobat. Dengan menerima sakramen ini pasti secara psikologis seseorang merasa terlepas dari dosa sebab dia merasa diterima kembali. Penerimaan inilah sebuah obat yang mujarab bagi orang yang berdosa.
Seandainya tidak ada dosa, mungkin Penebus juga tidak datang. Tetapi bagi mereka yang sudah ditebus, semoga dosa itu bisa ditekan seminimal mungkin. Apa yang kita perbuat di masa lampau, kita jadikan sebuah pelajaran yang amat ber¬harga. Peristiwa dosa kalau direfleksi¬kan dan diolah dalam suasana dan sikap tobat akan mendatangkan suatu pencerahan bahkan akan men¬jadikan seseorang sebagai manusia baru. Juga karena kita tidak pernah luput dari dosa, hendaklah kita pun mampu memberikan penerimaan dan pengampunan bagi orang yang bersalah. Sebab bila kita saling meng¬ampuni, maka Allah akan memberikan ampun kepada kita.
D. Uraian Materi Pokok
1. Pengalaman gagal dan jatuh dalam hidup pribadi
2. Usaha-usaha pembaruan hidup pribadi
3. Peranan iman dalam hidup
4. Kedekatan hubungan pribadi dengan Tuhan memberi daya atau kekuatan rohani untuk membarui hidup pribadi
E. Narasi
Sudah Tobat, Tapi Masih Jatuh Juga
Syallom, saya bertobat tiga tahun lalu, tapi masih saja jatuh dalam dosa yang sama. Saya ingin keluar, tapi bagaimana? Tolong saya, Pak Pendeta!
(Ita, Ambon).
Tuhan tidak mempermasalahkan kejatuhan kita, tapi yang penting kita mau bangkit. Siapa pun bisa jatuh. Jangankan yang baru bertobat, yang pendeta saja masih bisa terjungkal. Tuhan melihat kebangkitan, bukan kejatuhan. Tapi jangan sampai kita jatuh ke dalam lubang yang sama karena itu berarti kita masih terikat dan ikatannya belum selesai.
Kalau sudah memohon ampun, Anda seharusnya tidak berbuat dosa lagi. Jika Anda masih ingin terus berbuat dosa, itu menandakan Anda belum bertobat. Walaupun sudah sering jatuh, Anda harus bangkit lagi. Berusahalah jangan berbuat dosa lagi. Siapa tahu, belum sempat bangkit bertobat, nyawa Anda sudah dicabut. Ayo berjuang, Anda membutuhkan tekad yang lebih keras.
Pdt. Pengky Andu
(Sumber : Majalah Bahana)
F. Pendalaman dan Refleksi
Jawablah petanyaan–pertanyaan di bawah ini!
1. Apa yang dialami oleh Ita dalam bacaan di atas?
2. Ceritakan pengalaman gagal dan jatuh yang pernah Anda alami!
3. Sebutkan contoh usaha pembaruan hidup pribadi!
G. Pengembangan Religiositas
Berikut ini disajikan beberapa pandangan dari berbagai agama dan kepercayaan tentang iman membarui hidup pribadi. Anda juga dapat membaca sumber – sumber lain yang sesuai dengan tema untuk memperluas wawasan dan pengetahuan Anda.
Agama Katolik
Iman adalah jawaban atas panggilan yang diterima dengan penuh percaya. Dengan mengikuti panggilan, orang diterangi sehingga semakin mengerti dan mengetahui betapa besar cinta kasih ilahi. Panggilan ini pantas dijawab dengan mencintai Tuhan dengan segenap hati. Dengan beriman, manusia menyerahkan diri seluruhnya secara bebas kepada Tuhan, dengan menundukkan akal budi dan kemauan kepada Tuhan yang menyampaikan wahyu-Nya, dan dengan menerima isi wahyu secara rela.
(Heuken, SJ. 1993. Ensiklpedi Gereja jilid II. Jakarta: Cipta Loka Caraka, hlm 84, 85)
Bagaimana manusia dapat mengakui kebaikan Tuhan, dalam pengalaman kemalangan yang menghancurkan hidupnya dan oleh karena itu juga mengancam imanya? Iman Kristen tidak memberikan jawaban yang murah, melainkan menunjuk pada salib Kristus “yang dengan mengabaikan kebaikan kehinaan, tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia” (Ibrani 12:2). Iman Kristen, yang mau mengikuti jejak Kristus, berusaha menerima hidup seadanya dan tetap menghargai sebagai anugerah Allah. Iman mencari dasar kekuatannya dalam solidaritas Tuhan dengan manusia, sebab kemalangan adalah beban yang tidak dapat dimengerti, namun harus dihadapi.
(KWI. 1996. Iman Katolik. Yogyakarta-Jakarta: Kanisius-Obor, hlm.158)
Agama Katolik itu tidak ada tujuannya, karena ia hanya sebuah sarana, tegasnya suatu sistem, seberkas sarana yang bermaksud membantu orang untuk sampai kepada tujuannya.
Sebagai sarana, agama itu ciptaan manusia, yaitu sekelompok manusia yang menganut suatu keyakinan, suatu visi khusus mengenai manusia dan Allah. Keyakinan itu hasil sejarah panjang, tetapi pada dasarnya berpangkal pada Yesus, seorang Yahudi asal Nazaret, yang sekitar tahun 1 Masehi tampil dipanggung sejarah.
Jadi dalam pembentukkan keyakinan khusus yang menciptakan antara lain agama Roma Katolik ada dua pihak yang berperan, yaitu (1) manusia pada umunya, khususnya Yesus yang secara tajam terlibat dalam pengalaman manusia pada umumnya, dan (2) Allah sebagaimana diimani; Dialah yang menjadi kunci pengertian pengalaman manusia dan melalui pengalaman semakin dikenal.
Pada prinsipnya, agama tidak pernah mau menggantikan manusia dengan “Allah” dan membuat Allah melayani kebutuhan yang dapat dilayani manusia sendiri. Boleh jadi, agama sering disalahartikan dan disalahgunakan secara demikian. Namun kalau itu terjadi, maka agama itulah yang merosot dan telah menjadi takhayul. Agama sejati membiarkan manusia sendiri mencari akal untuk semakin melayani kebutuhan materiil, sosial dan personalnya.
Sudah nyata – menurut keyakinan Kristen Katolik – bahwa Allah menawarkan diri-Nya kepada manusia, sehingga kemanusiaannya (dapat) menjadi utuh – sempurna dalam Allah. Itulah yang akhirnya dicari manusia dan itulah yang menjadi tujuannya.
Agama Roma Katolik merupakan suatu sarana yang diciptakan para penganut keyakinan tersebut. Maksudnya untuk menyebarkan, menawarkan keyakinan itu kepada orang – orang lain. Agama Katolik menyediakan pula sejumlah sarana terinci yang dapat menolong orang untuk mencapai tujuannya agar dengan sebaik – baiknya menanggapi tawaran diri Allah.
Allah itu bukan tujuan agama Katolik, melainkan tujuan setiap manusia!
Agama Kristen
Iman dipahami sebagai sikap dan tindakan manusia yang percaya kepada kehadiran Allah dalam diri Yesus Kristus. Percaya (to believe) dan mempercayakan (to trust) adalah sikap dan tindakan manusia yang mau mengarahkan, mengendalikan hidup kepada Allah dan di dalam Allah. Sikap manusia yang ingin selalu bersekutu dengan Allah. Dalam iman terkandung ketaatan kepada Allah, yaitu sikap percaya kepada Allah. Kemudian pengetahuan tentang Allah. Dasar pengetahuan tentang Allah yang menyatakan diri-Nya dalam Yesus Kristus. Sebagai orang Kristen, kita dituntut untuk terus berupaya mengetahui tentang Allah. Harapan dan iman menempatkan kita dalam kerangka janji keselamatan yang akan kita terima pada waktunya kelak. Keselamatan adalah anugerah Allah. Oleh sebab itu, tidak ada sesuatu yang patut dibanggakan oleh manusia selain rasa syukur, terima kasih kepada Allah yang telah membebaskan manusia dari dosa. Manusia harus mambarui hidupnya terus-menerus. Pembaruan hidup yang mengarah kepada kehidupan Yesus sebagai contoh.
(Redaksi PAK-PGI. 2001. Suluh Siswa, Buku Pendidikan Agama Kristen SMU kelas I, hlm16,17. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia)
Agama Islam
Adapun fungsi iman kepada Alloh SWT adalah:
1. Menyadarkan manusia untuk selalu ingat kepada Alloh SWT. Manusia yang senantiasa ingat Alloh SWT tentu akan memperoleh banyak hikmah.
2. Mengembangkan kemampuan untuk melaksanakan segala perintah Alloh dan menjauhi segala larangan-Nya. Orang yang betul - betul beriman pada Alloh tentu akan memiliki jiwa ihsan (keyakinan seakan-akan berhadapan dengan Alloh atau perbuatannya selalu dilihat Alloh).
Orang yang berjiwa ihsan tentu akan senantiasa bertakwa, sedangkan orang bertakwa tentu akan memperoleh surga dan terhindar dari neraka.
(Syamsuri & Yunus, Mohamad.1995.Pendidikan agama Islam untuk SMU kelas I, hlm 41. Jakarta: Erlangga)
Agama Hindu
Kitab suci Bhagavadgita, Adhyaya XIII, sloka 8 menyatakan bahwa manusia terikat oleh keduniawian berupa: janma-mrtyu-jara-vyadhi-dukha-dosa, yaitu berupa kelahiran-kematian-umur tua-penyakit-penderitaan lahir dan batin dan dosa (kesalahan). Dunia material ini membelenggu setiap manusia. Seseorang yang tidak tanggap atau tidak mengerti kenyataan ini menjadi terombang-ambing dalam samudera hidup yang luas. Tidak sedikit yang terhempas, jatuh dan terlempar ke jurang kenistaan yang sangat gelap. Dunia material membelenggu dan menipu orang sehingga lupa akan kesejatiannya.
Bagaimanakah seseorang dapat melepaskan diri dari belenggu dunia material ini? Diturunkannya ajaran dharma ataupun agama kepada umat manusia adalah agar manusia dapat melepaskan diri dari belenggu yang menyesatkan itu. Memang artha dan kama, dalam ajaran Hindu, adalah suatu kebutuhan, tetapi mencarinya harus berdasarkan dharma. Dharma ibarat perahu, sang diri adalah nelayannya, air adalah artha dan kama adalah nafsu, yaitu angin yang berhembus di tengah samudera luas. Seorang nelayan yang ahli, mampu mengantarkan perahu mencapai tujuan dengan menggunakan air dan memanfaatkan angin sebaik-baiknya sehingga tidak tenggelam dalam menghadapi gelombang yang kadang-kadang sangat tinggi membentur perahu. Menyadari hakikat dan tujuan hidup, seseorang yang memiliki kesadaran rohani mampu mangatasi gelombang hidup. Untuk meningkatkan kesadaran rohani, maka usaha mendalami dan mengamalkan ajaran agama terus-menerus adalah mutlak. Untuk memahami dan mengamalkan ajaran agama, sebagai usaha mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, ajaran Agama Hindu memberikan berbagai jalan. Secara umum dibedakan melalui bhakti, karma, jnana, dan yoga marga.
Agama Buddha
Apa artinya pencapaian Penerangan Sempurna oleh Buddha Gotama bagi manusia?
Pertama, Buddha Gotama membuka mata kita akan adanya suatu potensi di dalam diri umat manusia untuk mencapai kesempurnaan. Ia menyibak awan ketidaktahuan dan mendorong kita mengembangkan potensi itu secara maksimal. Potensi inilah yang dikenal sebagai hakikat kebuddhaan.
Kedua, Buddha Gotama membukakan pintu menuju pembebasan kepada semua makhluk tanpa pilih bulu. Kasta, warna kulit, jenis kelamin, atau label-label agama, tidak berarti bagi-Nya: semua bisa memperoleh manfaat dari Dharma.
Ketiga, Buddha Gotama telah menunjukkan bahwa pencapaian Penerangan Sempurna dan pelepasan dari penderitaan adalah mungkin – tanpa harus menggantungkan diri pada faktor-faktor luar seperti: upacara-upacara, pemberian kurban, dan sebagainya. Manusia memiliki kapasitas untuk menyelamatkan dirinya sendiri, seandainya ia menyadari hal itu dan mengetahui jalannya.
Terakhir, Buddha Gotama telah memberikan wawasan spiritual-wawasan akan pencapaian Penerangan atas usaha sendiri. Ia merupakan ideal spiritual yang dapat diteladani. Orang selalu dapat diilhami oleh contoh agung-Nya. Dilahirkan sebagai manusia, dan atas usaha sendiri Ia mencapai Penerangan Sempurna.
Dengan demikian kita tahu bahwa pencapaian Kebebasan itu bukan terjadi dengan sendirinya, atau pun tergantung takdir, melainkan sesuatu yang mungkin dapat dicapai dengan usaha manusia.
Seluruh ajaran sang Buddha dapat dinyatakan dalam dua kalimat. Yang pertama, “Berusahalah untuk membantu makhluk lain.” Yang kedua, “Jika tidak bisa, setidaknya jangan menyakiti makhluk lain.” Kedua ajaran ini didasarkan pada Belas Kasih, kasih pada sesama. Dasar dari semuanya ini adalah perasaan ke-‘aku’-an yang nyata.
Belas kasih yang berdasarkan pertimbangan dan perasaan dapat diperluas bahkan terhadap musuh kita. Cinta kasih dan belas kasih yang kita alami sehari-hari sebenarnya sangat dipenuhi dengan kemelekatan, maka perasaan tersebut tidak dapat mencakup musuh kita. Perasaan tersebut berpusat pada kepentingan diri sendiri. Kebalikan dari perasaan ini adalah pengakuan kita secara jelas akan pentingnya dan hak dari sesama kita. Seandainya belas kasih dikembangkan dengan sudut pandang seperti ini, maka kita pun akan memiliki Belas Kasih kepada musuh-musuh kita.
Dalam upaya mengembangkan dorongan Belas Kasih, kita harus memiliki toleransi (tenggang rasa) dan kesabaran. Dalam melatih tenggang rasa, musuh adalah guru yang terbaik. Musuh dapat mengajarkan tenggang rasa, yang mana guru atau orang tua tidak dapat melakukan hal itu. Oleh karenanya, dari sudut pandang ini, musuh kita benar-benar membantu; musuh merupakan kawan dan sekaligus guru terbaik kita.
Perasaan belas kasih lebih mengutamakan kesejahteraan orang lain dari pada kesejahteraan kita sendiri. Sifat menghargai kepentingan orang lain dan mengabaikan kepentingan diri sendiri tidaklah dapat dibangun secara serta-merta, namun diperlukan latihan. Dalam ajaran Buddha, terdapat dua upaya utama untuk membangun sikap altruistik (sifat mengutamakan kepentingan pihak lain) seperti itu.
Upaya pertama adalah dengan menyetarakan dan menukarkan diri sendiri dengan orang lain. Upaya kedua disebut tujuh tahap sebab-akibat yang patut diteladani, yaitu:
1. Menganggap semua makhluk hidup sebagai ibu kandung.
2. Menyadari kebaikan mereka.
3. Mengembangkan niat untuk membalas kebaikan mereka.
4. Cinta Kasih.
5. Belas Kasih.
6. Niat yang luar biasa.
7. Keinginan altruistik untuk Tercerahkan.
Hal kedua, khususnya dalam ajaran agama Buddha adalah Kebijaksanaan, yaitu kepiawaian dalam menjalankan nilai-nilai luhur yang merupakan upaya untuk pencapaian Pencerahan Sempurna. Tanpa pengetahuan dan tanpa sepenuhnya mendayagunakan kecerdasan, sangatlah sulit untuk mencapai kebijasanaan yang nyata.
Dikatakan bahwa dengan bantuan Kebijaksanaan, Belas Kasih dapat menjadi tanpa batas. Ini karena faktor mental yang buruk (akusala caitasika)menghalangi pembentukan Belas Kasih tanpa batas.
Akar dari ajaran Buddha adalah Empat Kebenaran Ariya, yaitu: Ketidak-memuaskanan hidup, sumber ketidak-memuaskanan, berakhirnya ketidak-memuaskanan, dan jalan mengakhiri ketidak-memuaskanan. Empat Kebenaran Ariya terdiri dari dua kelompok sebab dan akibat: ketidak-memuaskanan dan sumbernya: serta berakhirnya ketidak-memuaskanan dan jalan mengakhirinya. Ketidak-memuaskanan ibarat penyakit; kondisi eksternal dan internal yang menyebabkan penyakit merupakan sumber ketidak-memuaskanan. Sembuh dari penyakit tersebut merupakan berakhirnya ketidak-memuaskanan dan sumber-sumbernya. Obat yang menyembuhkan penyakit itu adalah jalan sejati.
Agama Khonghucu
Di dalam kitab Zhong Yong tersurat: Cheng (Iman) itulah Jalan Suci Tuhan (TIAN Dao) berusaha beroleh Iman itulah Jalan Suci Manusia (Ren Dao). Yang sudah di dalam Iman itu dengan tanpa memaksakan diri telah dapat berlaku Tengah Tepat (Zhong) dengan tanpa banyak berpikir telah berhasil dan dengan wajar selaras dengan Dao, dialah seorang Nabi. Yang beroleh Iman itu ialah orang yang setelah memilih yang terbaik lalu didekap sekokoh-kokohnya. Banyak-banyaklah belajar, pandai-pandailah bertanya, jelas-jelaslah menguraikan/ menganalisanya dan sungguh-sungguhlah melaksanakannya (XIX: 19, 20).
Di dalam Kitab Da Xue tersurat: “Tekunlah di dalam Kebajikan yang bercahaya (Ming De).” “Bila suatu hari dapat membaharui diri, perbaharuilah terus tiap hari dan jagalah agar baharu selama-lamanya.” “Jadilah rakyat yang baharu (Xin Min)” (Bab I: 1; Bab II: 1 & 2).
H. Evaluasi
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
1. Identifikasikan pengalaman gagal dan jatuh dalam hidup pribadi Anda!
2. Identifikasikan contoh usaha-usaha pembaharuan hidup pribadi Anda!
3. Jelaskan peranan iman dalam hidup Anda!
4. Jelaskan bahwa kedekatan hubungan pribadi dengan Tuhan memberi daya atau kekuatan rohani untuk membaharui hidup pribadi!
5. Ceritakan hasil yang Anda peroleh dari kegiatan yang dapat membarui hidup Anda demi masa depan!
Langganan:
Postingan (Atom)