A. Kompetensi Dasar
Memahami bahwa iman membarui hidup sosial.
B. Indikator Pencapaian Hasil Belajar
1. Mendeskripsikan situasi hidup sosial yang memprihatinkan.
2. Mengidentifikasi contoh usaha-usaha pembaruan hidup sosial.
3. Menjelaskan peranan iman dalam menumbuhkan gerakan pembaruan sosial
4. Menjelaskan bahwa kedekatan hubungan pribadi dengan Tuhan membarui hidup sosial.
5. Merancang dan melaksanakan sebuah gerakan yang mengubah situasi sosial di lingkungan sekitar.
6. Membuat laporan atas kegiatan.
C. Landasan Pemikiran
Dewasa ini IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi) telah membantu masyarakat dalam berbagai sektor kehidupan dan tak dapat dipungkiri semakin hari masyarakat kian bergantung dengan IPTEK. Budaya, dengan demikian telah menjadi sebuah alat evolusi yang baru. Budaya sendiri memiliki beberapa aspek, di antaranya ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi berkembang lebih dahulu, semenjak manusia menggenggam batu dan memakainya sebagai alat. Mula-mula hanya batu alam yang agak tajam. Lama kelamaan manusia menemukan cara untuk membuat sendiri batu yang lebih tajam dan tentunya lebih baik. Cara membuat “kapak” batu ini diteruskan turun temurun. Begitu pula dengan teknologi lainnya. Anak manusia selama masa kanak-kanaknya, masa bergantung kepada manusia dewasa, dapat mempelajari budaya ini pada waktu luangnya. Kemajuan IPTEK memberikan dampak positif serta dampak negatif terhadap manusia.
Dari sisi positifnya IPTEK membawa orang lebih dekat dengan Tuhan sebab pemberitaan injil dan kabar kesewlamatan tidak hanya dapat disiarkan dari mulut ke mulut namun telah dapat disiarkan dalam bentuk media massa maupun media elektronik. Dampak positif selanjutnya yakni mendekatkan orang satu sama lain berkat kecanggihan alat komunikasi dan transportasi. Orang dalam berkomunikasi tak perlu dengan surat menyurat dengan IPTEK komunikasi menggunakan internet sudah dapat dilakukan serta kecanggihan trasportasi berupa pesawat terbang memudahkan kita untuk berpergian ke tempat yang jauh tanpa menghabiskan banyak waktu. Dengan IPTEK kita dapat menghemat biaya contohnya orang tidak perlu lagi berhubungan langsung dalam berbagai masalah untuk saling berinteraksi dan melakukan transaksi bisnis . Cukup duduk didepan komputer dengan modal pulsa lokal kini bisa berinteraksi kemanca Negara. Cepat menyelesaikan masalah yang dihadapi secara cepat tanpa harus melakukan proses yang berbelit-belit . IPTEK juga memudahkan kita untuk mendapatkan kesenangan. Dengan berkembangnya teknologi berupa computer manusia dapat memakainya untuk mendapatkan hiburan bahkan mendapatkan pasangan melalui chatting menggunakan internet.
Disamping itu kemajuan IPTEK memberikan dampak negatif di masyarakat yakni perubahan tingkah laku yang didasari kebergantungan terhadap IPTEK secara berlebihan sehingga manusia tidak bergantung kepada Tuhan melainkan kepada IPTEK. Masalah seksual juga hasil dari kemajuan IPTEK. Contohnya adanya penyebaran video-video porno di internet sehingga merusak moral bangsa. Polusi udara dan air hasil dari perkembangan IPTEK terutama di bidang transportasi dan industry yang mencemari alam sekitar. Maraknya pengangguran disebabkan dari masyarakat yang tidak dapat mengikuti perkembangan IPTEK dengan baik sehingga IPTEK dijadikan tolak ukur masyarakat modern bahkan sebagai penentu untuk nasib hidup masyarakat. IPTEK juga menciptakan budaya konsumtif dimana kita akan sangat bergantung terhadap IPTEK sehingga kita akan menjadi masyarakat yang kurang berusaha dan hanya mengandalkan IPTEK untuk mencapai tujuan. Dampak negatif selanjutnya yakni timbul kesenjangan sosial antara mereka yang memanfaatkan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari dengan yang tidak.
Sebagian besar masyarakat kita merupakan masyarakat transisi, yakni masyarakat tradisional ke masyarakat modern dengan akibat segi material lebih dominan dibandingkan segi spiritual. Pemikiran tersebut didasarkan pada kemajuan ilmu teknologi dapat menyelesaikan hamper semua permasalahan yang ada sehingga dalam kasus ini iman ditantang untuk memainkan peranan yang penting.
Masyarakat impian setiap negaranya adalah masyarakat yang madani. Masyarakat madani adalah masyarakat yang memiliki aneka perbedaan dalam hidupnya tetapi tetap bersatu dalam kebersamaan , terbentuk dalam prinsip toleransi atas puralisme, yang mengakui dan menerima kenyataan adanya kemajemukan dalam masyarakat. Masyarakat madani menuntut adanya rasa saling menghormati dan menghargai satu sama lain dalam masyarakat. Dalam masyarakat madani adanya hak asasi manudia dan kebebasan manusia sebagai pola hidup sehari-harinya. Didasari pada impian Negara untuk menciptakan masyarakat madani maka muncullah berbagai macam gerakan baik bersifat pribadi maupun kelompok, gerakan ini tidak memperhitungkan perbedaan latar belakang orang atau kelompok. Contoh gerakannya yakni YSS (Yayasan Sosial Soegijapranata) yang berada di Semarang dengan tujuan mencita-citakan terwujudnya masyarakat yang berdaya dan mandiri dengan semangat cinta kasih Allah terutama bagi masyarakat kecil, lemah , dan tersingkir.
Kemajuan IPTEK yang membawa sejumlah dampak negatif yang menguncang mutu masyarakat menuntut adanya orang-orang beriman yang mampu mempertanggungjawabkan iman, harapan, dan kasihnya dengan baik kepada orang lain maupun di hadapan Tuhan. Dengan demikian orang beriman akan dapat mewujudkan imannya secara konkret dalam kehidupan sehari- hari. Contoh konkret yang dapat dilakukan orang beriman antara lain, menterlibatkan diri secara langsung dalam masalah- masalah sosial yang memprihatinkan seperti menghormati kepada fakir miskin dan ikut andil dalam membantu orang-orang miskin dan tersingkir. Orang beriman juga dituntut untuk berani memberikan kesaksian akan nilai-nilai luhur kehidupan manusia, misalnya cinta kasih, perdamaian, keadilan, daling menghormati dan menghargai sesama. Orang beriman juga harus berani menanggung resiko karna memperjuangkan untuk memulihkan martabat manusia seperti diperlakukan tidak adil oleh oknum yang menentang adanya persamaan hak dan kewajiban. Orang beriman juga seharusnya berani dan mau menolong orang lain tanpa memandang latar belakangnya.
Dalam kehidupan sehari-hari kita memang kurang peduli terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat. Bahkan terkadang kita juga turut ambil bagian dalam merusak kehidupan sosial masyarakat seperti ikut tauran antar pelajar, menanamkan budaya menyontek, mengkonsumsi narkoba, serta tidak peduli terhadap kesusahan sesama. Dengan menghindari hal tersebut kita akan turut andil dalam memperbaiki masalah sosial di dalam masyarakat.
D. Uraian Materi Pokok
1. Situasi sosial yang memprihatinkan masyarakat.
2. Usaha-usaha untuk pembaruan hidup sosial.
3. Iman menumbuhkan gerakan pembaruan sosial.
4. Kedekatan hubungan pribadi dengan Tuhan memberi daya atau kekuatan rohani untuk melakukan pembaruan sosial.
5.
E. Narasi
Kerja Adalah Kehormatan
Seorang eksekutif muda sedang beristirahat siang di sebuah kafe terbuka. Sambil sibuk mengetik di laptopnya, saat itu seorang gadis kecil yang membawa beberapa tangkai bunga menghampirinya.
”Om beli bunga Om.”
”Tidak Dik, saya tidak butuh,” ujar eksekutif muda itu tetap sibuk dengan laptopnya.
”Satu saja Om, kan bunganya bisa untuk kekasih atau istri Om,” rayu si gadis kecil.
Setengah kesal dengan nada tinggi karena merasa terganggu keasikannya si pemuda berkata, ”Adik kecil tidak melihat Om sedang sibuk? Kapan-kapan ya kalo Om butuh Om akan beli bunga dari kamu.” Mendengar ucapan si pemuda, gadis kecil itu pun kemudian beralih ke orang-orang yang lalu lalang di sekitar kafe itu. Setelah menyelesaikan istirahat siangnya, si pemuda segera beranjak dari kafe itu. Saat berjalan keluar ia berjumpa lagi dengan si gadis kecil penjual bunga yang kembali mendekatinya.
”Sudah selesai kerja Om, sekarang beli bunga ini dong Om, murah kok satu tangkai saja.” Bercampur antara jengkel dan kasihan si pemuda mengeluarkan sejumlah uang dari sakunya. ”Ini uang 2000 rupiah buat kamu. Om tidak mau bunganya, anggap saja ini sedekah untuk kamu,” ujar si pemuda sambil mengangsurkan uangnya kepada si gadis kecil. Uang itu diambilnya, tetapi bukan untuk disimpan, melainkan ia berikan kepada pengemis tua yang kebetulan lewat di sekitar sana.
Pemuda itu keheranan dan sedikit tersinggung. ”Kenapa uang tadi tidak kamu ambil, malah kamu berikan kepada pengemis?” Dengan keluguannya si gadis kecil menjawab, ”Maaf Om, saya sudah berjanji dengan ibu saya bahwa saya harus menjual bunga-bunga ini dan bukan mendapatkan uang dari meminta-minta. Ibu saya selalu berpesan walaupun tidak punya uang kita tidak bolah menjadi pengemis.”
Pemuda itu tertegun, betapa ia mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari seorang anak kecil bahwa kerja adalah sebuah kehormatan, meski hasil tidak seberapa tetapi keringat yang menetes dari hasil kerja keras adalah sebuah kebanggaan. Si pemuda itu pun akhirnya mengeluarkan dompetnya dan membeli semua bunga-bunga itu, bukan karena kasihan, tapi karena semangat kerja dan keyakinan si anak kecil yang memberinya pelajaran berharga hari itu.
F. Pendalaman dan Refleksi
1. Nilai-nilai apakah yang diperjuangkan dalam cerita di atas?
2. Subutkan kondisi-kondisi yang memprihatinkan di lingkungan sekitar anda?
3. Bagaimakah sikap anda ketika berhadapan dengan pengemis yang masih muda dan sehat?
4. Bagaimanakah peranan iman dalam hidup sosial?
G. Pengembangan Religiositas
Berikut ini disajikan beberapa pandangan dari berbagai agama dan kepercayaan tentang iman membarui hidup social. Anda juga dapat membaca sumber-sumber lain yang sesuai dengan tema untuk memperluas pengetahuan dan wawasan anda.
Agama Islam
Islam menghendaki agar masyarakat manusia itu hidup aman, tenteram, dan damai, serta sejahtera baik lahir maupun batin dibawah naungan Ilahi. Agar kehendak yang mulia tersebut terwujud, sudah tentu setiap anggota dalam masyarakat, terlebih-lebih para pemimpinnya, harus melaksanakan tugas dak kewajiban hidup bermasyarakat dengan sebaik-baiknya.
Agama Katolik
Kristus mendatangkan perubahan revolusioner pada zamannya. Baik laki-laki maupun perempuan diinisiasikan ke dalam perjanjian baru dengan satu upacara yang sama, yakni pembabtisan, sehingga boleh mengambil bagian dalam perjamuan Ekaristi secara sama sederajat. Inilah perubahan-perubahan faktual, dengan konsekuensi yang amat besar. Karena kita semua satu dalam Kristus, maka setiap orang dapat melihat dirinya dicerminkan dalam Kristus. Apapun status sosial kita atau warna kulit kita atau asal-usul kita, Kristus telah menjadi ciptaan baru dalam diri kita.
Segala sesuatu yang menjadi bagian kita menjadi milik-nya. Tak satu pun dalam diri kita yang bersifat manusiawi ditolak oleh-Nya. Dalam Kristus, kita melampauin segala pembatasan yang dikenal pada kita sebagai orang Kristiani, kita juga percaya bahwa Kristus telah menyatukan umat manusia secara radikal sebagai ‘ciptaan baru’. Bentuk-bentuk diskriminasi social dan budaya, menyangkut hak-hak asasi pribadi atau jenis kelamin, ras, warna kulit, keadaan-keadaan social, bahasa, atau agama harus dicegah dan dihilangkan karena tidak sesuai dengan rencana Allah.
Agama Kristen
Setiap orang telah belajar mengenal Kristus dan menerima pengajaran di dalam Dia, mengenakan manusia baru yang telah diciptakan menurut kehendak Allah didalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya, yaitu:
1. Membuang dusta dan berkata yang benar seorang kepada yang lain.
2. Apabila marah tidak berbuat dosa dan tidak menyimpan kemarahan
3. Tidak lagi suka mencuri tetapi bekerja keras supaya dapat membagi sesuatu pada yang berkekurangan.
4. Menjaga mulutnya agar tidak mengeluarkan kata-kata kotor, tetapi perkataan yang baik dan membangun.
5. Membuang segala kepahitan, kegeraman,kemarahan, dan pertikaian, dan fitnah serta segala kejahatan.
6. Ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni.
Agama Hindu
Para dewa tidak menghendaki kelaparan itu menyebabkan kita mati. Orang yang makan yang baik-baik itu tidak akan ditimpa kematian dalam berbagai bentuk. Orang yang murah hati, tidak akan merana, sedangkan yang tidak suka berderma tidak akan mendapatkan yang suka padanya.
Orang yang mempunyai makanan, ketika seseorang yang memerlukan dating minta makanan untuk dimakan dalam keadaan menyedihkan, ia bersikap kaku terhadapnya bahkan pula terhadap orang tua yang dating untuk minta ditolong, maka orang-orang yang demikian itu tidak akan mendapatkan teman yang suka padanya.
Dia yang memberi kepad pengemis yang lemah, yang dating padanya untuk minta makanan adalah seseorang yang dermawan. Keberhasilan akan datang padanya pada peperangan yang seru. Ia menyiapkan teman dalam kesusahan-kesusahan yang akan datang.
Tiada teman bagi dia yang tidak mau memberi apa pun kepada teman yang datang minta makanan. Biarlah ia pergi dan lebih baik ia mencari orang asing untuk membantunya. Di sini tidak ada rumah bagi dia untuk beristirahat.
Hendaklah yang kaya memuaskan yang meminta-minta, yang miskin, dan hendaknya mengarahkan pandangan ke masa depan. Kekayaan itu suatu saat datang pada seseorang, suatu saat pada orang lain ibarat roda pedati selalu berputar.
Agama Buddha
Kemajuan sosial (Sila-bhavana) adalah perkembangan hubungan lingkungan social antar manusia yang baik. Hal ini bisa diperoleh apabila seseorang melaksanakan peraturan (sila) dan mengikuti ajaran Buddha dalam hal mewujudkan keadilan social. Kehidupan lintas budaya dapat menimbulkan permasalahan penyempitan dan pemiskinan cakrawala wawasan agaman seseorang. Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain bagi setiap umat Buddha untuk mendorong dan memperkuat sirinya masing-masing dalam keyakinan Dhamma. Buddha Dhamma mengajarkan kepada kita untuk melayani orang banyak, sebagai perjuangan dan pengabdian kita untuk meringankan penderitaan umat manusia, untuk mengembangkan kehidupan beragama dan berdisiplin keagamaan. Dengan melaksanakan kebajikan-kebajikan tersebut bukan saja berarti hidup baik dan agamis tetapi juga berarti menolong kepada sesame untuk bisa hidup damai dan sejahtera.Melaksanakan kebajikan ini adalah tujuan yang harus dapat kita capai demi keberhasilan kita menghayati dan mengamalkan agama.
Menurut Buddha, ada tiga jenis kesejahteraan atau manfaat: kesejahteraan diri (attattha), kesejahteraan pihak-pihak lain (parattha), dan manfaat bagi keduanya (ubhayattha). Yang ketiga menunjukkan bahwa dua sebelumnya berjalan bergandengan tangan dan tidak bisa dipisahkan. Dengan demikian, reformasi untuk kesejahteraan diri barulah setengah dari reformasi yang diperlukan dan jika hanya itu saja yang diperjuangkan, hasilnya tidak akan membawa kita terlalu jauh. Yang setengahnya lagi adalah reformasi untuk kesejahteraan pihak-pihak lain, yaitu masyarakat.
Fungsi sosial agama Buddha yang utama saat ini adalah pelayanan ritual, sementara pengaruh moral dan spiritualnya sudah direduksi secara sedemikian drastis. Satu-satunya tanda bahwa masyarakat Thai masih lekat dengan agama Buddha adalah hubungan orang Thai dengan wihara dan biku, seperti yang diungkapkan melalui pemberian persembahan makanan, pembuatan jasa, dan akhir-akhir ini, mengikuti retret. Tapi jika kita cermati hubungan-hubungan antarwarga di seluruh masyarakat, kita lihat pengaruh agama Buddha sebenarnya sudah jauh lebih lemah daripada sebelumnya. Keegoisan, kurangnya kedermawanan, dan lebih parah lagi, eksploitasi, kejahatan, korupsi, dan penyalahgunaan fasilitas umum semakin menonjol di masyarakat Thai masa kini.
Ada dua jenis hubungan sosial: vertikal dan horizontal. Pengaruh Buddhis lebih kuat di yang pertama, seperti tercermin dalam hubungan antara umat awam dan para biku, anak-anak dan orang tua, dan bahkan hubungan orang dengan yang sakral seperti Buddha, relik Buddha, dan jasa. Tapi hubungan-hubungan horizontal di luar lingkup sempit keluarga dan sahabat lebih dipengaruhi konsumerisme dan materialisme ketimbang oleh agama Buddha.
Pengaruh agama Buddha terhadap hubungan-hubungan vertikal bagaimanapun bermanfaatnya bagi pribadi dan masyarakat, tidak cukup. Agama Buddha harus meluaskan peran dan pengaruhnya ke hubungan-hubungan horizontal, agar bisa meningkatkan kedermawanan rakyat, mengatasi kekerasan dan kejahatan, serta memperjuangkan masyarakat yang lebih damai. Peran ini tidak bisa dicapai hanya dengan ceramah seperti yang sudah-sudah, melainkan membutuhkan pemikiran ulang yang radikal dan diadaptasi secara dramatis.
Pesan Buddha berlaku sepanjang masa. Pesan ini tidak dibatasi hanya pada negara ataupun bangsa tertentu saja. Telah Beliau tunjukkan jalan di mana manusia dapat mencapai realisasi diri penuh sambil menjalani kehidupan yang dalam hubungan harmonis dengan manusia-manusia lain, makhluk-makhluk lain, dan alam sebagai keseluruhan. Ajaran-ajaran Beliau serta nilai-nilai etis yang telah Beliau babarkan secara terperinci, hingga hari ini masih sama validnya seperti semasa Beliau hidup pada abad 6 S.M.
Ada masa di mana penguasa negara seperti Kaisar Asoka dari India serta banyak penguasa lainnya di Sri Lanka, Birma, Siam, maupun negara-negara Asia lainnya berusaha menerapkan ajaran Beliau ke dalam segala aspek kehidupan negara mereka. Beberapa dari bangsa-bangsa ini disebut-sebut sebagai contoh masyarakat yang damai, harmonis, dan bahagia. Namun dalam konteks dunia masa kini, kita tak bisa lagi menemukan model-model tersebut karena kebanyakan negara Asia menjadi subyek aturan kolonial untuk jangka waktu yang lama. Selama masa kolonial, seni pemerintahan serta sains pembangunan sosial dan ekonomi Buddhis dikalahkan nilai-nilai dan struktur-struktur dominan kekuatan-kekuatan Barat. Meskipun sudah lima abad lamanya pendekatan pembangunan sosial dan ekonomi yang sedemikian materialistik dan tak seimbang itu berlangsung di negara-negara kami, syukurlah masih ada berbagai komunitas dan kelompok lokal yang mampu bertahan hidup dan terus berjuang untuk mempertahankan beberapa dari nilai-nilai Buddhis tersebut dan berusaha mengelola hubungan-hubungan sosial serta ekonomi mereka dalam cara yang hingga batasan tertentu merupakan cara Buddhis.
Agama Khonghucu
Seorang pemimpin wajib memiliki kepribadian yang Nei Sheng Wai Wang ke dalam mampu membina diri memiliki sifat-sifat suci sebagai yang disuritauladankan para Nabi dan keluar mampu memiliki kewibawaan/karisma seorang raja yang mampu memberi pengaruh yang luas kepada masyarakat dan negaranya Itulah yang dibimbing dalam Kitab Suci Da Xue.
Dalam Kitab Mengzi VII B.25 tersurat:”Orang yang keinginan-keinginannya memang layak dinamai baik (Shan). Yang dirinya memang benar-benar mempunyai kebaikan (Shan) itu, dinamai Dapat Dipercaya (Xin). Yang dapat melaksanakan sepenuhnya(kebaikan) itu, dinamai Indah (Mei). Yang keindahannya sudah sepenuhnya sehingga bercahaya dinamai Besar (Da). Yang Besar sehingga dapat membawa perubahan (terhadap lingkungan dan masyarakatnya) yang sedemikian luas dimanaya Nabi (Sheng); dan sifat Kenabian yang sampai tidak dapat di perkirakan lagi itulah mensifatkan TUHAN (Shen) sendiri.”
Didalam Kitab Zhong Yong XXIV. 3 tersurat:”Iman itu bukan dimaksudkan dengan selesai dengan menyempurnakan diri sendiri, melainkan menyempurnakan segenap wujud juga. Cinta Kasih itu menyempurnakan diri sendiri dan Arif Bijaksana itu menyempurnakan semua wujud”
Dalam Kitab Zhong Yong XXI disuratkan:” Hanya orang yang telah mencapai puncak iman di dunia ini dapat sempurna mengembangkan Xing (watak sejati)-nya; karena dapat sempurna mengembangkan Watak Sejatinya, maka dapat membantu mengembangkan watak sejati orang lain; karena dapat membantu mengembangkan Watak Sejati orang lain maka dapat pula membantu membantu mengembangkan Watak Sejati segenap wujud.”
Evaluasi
Soal:
1. Jelaskan situasi sosial yang memprihatinkan di masyarakat?
2. Sebutkan usaha anda untuk membarui hidup pribadi?
3. Jelaskan peranan iman dalam menumbuhkan gerakan pembaruan sosial?
4. Jelaskan bahwa kedekatan hubungan pribadi dengan Tuhan membawa daya rohani untuk membarui hidup sosial?
5. Buatlah penilaian atau tanggapan atas gerakan yang mengubah situasi sosial yang tidak baik menjadi situasi yang baik, yang telah anda lakukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar